Bahkan penyebaran penyakit sejenis pneumonia dan SARS tersebut dikhawatirkan telah menyebar di Asia terutama Indonesia.
Untuk membatasi penyebaran coronavirus, otoritas China resmi 'mengisolasi' Wuhan.
Pembatasan tersebebt membuat masyarakat tak bisa dengan bebas keluar maupun masuk wilayah Wuhan sejak Kamis, (23/1/2020).
Masyarakat dilarang untuk melintasi batas wilayah Wuhan baik dari jalur darat maupun air.
Pemerintah China kemudian menangguhkan jalur kereta lintas-provinsi dan lintas-kota menuju ke Wuhan.
Bahkan menurut pernyataan Kementerian Perhubungan Chinia, tidak ada transportasi publik mengambil ataupun menurunkan penumpang yang melalui Kota Wuhan.
Tak terkecuali 93 mahasiswa dan pekerja profesional asal Indonesia juga turut terisolasi.
Baca: China Konfirmasi Penyakit Virus Corona Bertambah Menjadi 830, 25 Orang Meninggal Dunia
Baca: Malaysia dan Australia Beri Konfirmasi, Kini 12 Negara Terinfeksi Virus Corona
Dikutip dari Kompas.com, Kedutaan Besar RI di Beijing, China, memastikan akan terus memberikan perlindungan keselamatan jiwa bagi 93 warga negara Indonesia yang terisolasi di Kota Wuhan setelah wabah virus corona.
"Kami tidak akan meninggalkan mereka. Kami terus menghubungi mereka. Bahkan, kalau ada hal mendesak yang perlu disampaikan, kami sediakan empat nomor hotline," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Senin (27/1/2020).
KBRI sekaligus memastikan akan memenuhi kebutuhan pangan bagi WNI di Wuhan.
Sebab, Djauhari mengakui, seiring dengan waktu, logistik di Kota Wuhan semakin menipis.
Bahkan, berdasarkan informasi, bahan makanan akan habis dalam waktu lima hingga enam hari ke depan.
"Tapi, sebelum mereka (WNI) kehabisan, kami akan suplai terus," ujar Djauhari.
KBRI akan memesan logistik melalui daring, kemudian dikirim lewat kurir kepada masing-masing koordinator WNI yang ada di setiap universitas maupun apartemen.
Untuk memudahkan distribusi logistik itu, KBRI telah mendirikan posko khusus di Chansa, Provinsi Hunan.
Djauhari menambahkan, tak semua dari 93 WNI di Wuhan berstatus pelajar.
Ada seorang di antaranya merupakan pekerja profesional dan tinggal di apartemen.
"Tanpa terkecuali, mereka (WNI pekerja) juga kami suplai pangan di mana pun warga kita berada di Wuhan," kata Dubes Djauhari.