Belum lama ini, film 1917 memenangi penghargaan Golden Globes 2020 untuk kategori Film Drama Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Selain itu, film 1917 masuk ke dalam sepuluh kategori nominasi Piala Oscar 2020 dan termasuk dalam pemegang nominasi terbanyak kedua bersama dengan film "The Irishman" dan "Once Upon A Time In Hollywood".
Film 1917 berlatar Perang Dunia pertama, film ini menarasikan puncak Perang Dunia pertama selama musim semi tahun 1917 di Prancis Utara.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: 24 Januari 1935 - Krueger Menjual Bir Kaleng Pertama di Dunia
Baca: Info CPNS 2020: Bawaslu Resmi Umumkan Lokasi dan Jadwal Tes SKD, Klik Link Berikut untuk Download
Mengisahkan dua prajurit Britania Raya, Schofield (George MacKay) dan Blake (Dean-Charles Chapman) yang ditugaskan untuk menyampaikan pesan tentang peringatan penyergapan setelah pasukan Jerman mundur ke perbatasan Hindenburg.
Schofield dan Blake harus mempertaruhkan nyawanya melintasi parit musuh berpacu melawan waktu untuk menyampaikan pesan dan menjaga satu batalion Britania Raya dari serangan mematikan.
Apabila keduanya gagal, maka 1.600 nyawa tentara Britania Raya, di mana salah satunya adalah saudara Blake sendiri yang menjadi taruhannya.
George MacKay sebagai pemeran utama film 1917 menyebut bahwa adegan-adegan yang dilakukan dalam film ini cukup sulit dan membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup lama untuk memulai syuting.
Dalam sesi wawancaranya dengan Jimmy Falcon di acara The Tonight Show, MacKay mengungkapkan bahwa ia harus berlatih selama enam bulan karena pada dasarnya untuk memulai syuting film drama perang dibutuhkan koreografi untuk keseluruhan film.
"We rehearsed for six months beforehand, cause you’ve got to basically choreograph the entire film," ungkap MacKay.
Selanjutnya, Jimmy Falcon melemparkan pertanyaan yang mungkin publik juga penasaran mengenai bagaimana penggarapan adegan-adegan film 1917.
Falcon merasa bahwa semua orang akan berpikir keseluruhan film pada dasarnya merupakan satu kali pengambilan gambar sekaligus (one tracking shot), akan tetapi rasanya hal tersebut agak mustahil.
"It is totally amazing to watch, cause when I walked into it, everyone’s like, “Oh it's looks like the whole thing basically one tracking shot”, and it does look like that, but I've heard like, no, it wasn’t, it's like different scenes, like eight-minutes scenes stitched together" ujar Jimmy Falcon.
(Benar-benar menakjubkan untuk ditonton. Karena ketika saya berjalan ke dalamnya, semua orang berpikir, "Oh, sepertinya semuanya pada dasarnya satu kali pengambilan gambar sekaligus", dan memang terlihat seperti itu. Tetapi saya mendengar bahwa tidak seperti itu, itu seperti adegan yang berbeda, seperti adegan delapan menit yang dirangkai bersama.)
Baca: FILM - Headshot (2016)
Baca: FILM - Howl’s Moving Castle (2004)
"Bagaimana kamu merekam film ini? Itu tidak bisa dipercaya, itu gila!" tanya Jimmy Falcon pada MacKay.
"you have an edit, you can suss out the rhythm of a scene, the rhythm of the scene dictates the length of the set, cause everything has got to be made to measure. So we rehearsed. We started out on an empty field, six months before we started shooting", tutur George MacKay.
(Anda bisa mengedit, anda dapat memilah irama adegan, irama adegan menentukan panjang set, karena semuanya harus dilakukan melalui pengukuran. Jadi kami berlatih, kami mulai berlatih di lapangan kosong, enam bulan sebelum kami memulai syuting).
Setelah itu, Jimmy Falcon mengeluarkan gambar sebuah adegan yang diambil dari film 1917 yang menurutnya sangat riskan dan tidak mungkin dilakukan secara berulang karena melibatkan banyak orang.
Cuplikan gambar yang ditunjukkan oleh Falcon adalah adegan di mana MacKay berlari melintasi lapangan di mana banyak prajurit berlarian dan ledakan di mana-mana.
Falcon mengajukan pertanyaan, "I remember that scene. But what if you mess up your line when you land?" (Aku mengingat adegan itu. Tapi bagaimana jika kamu mengacaukan adegan ketika kamu terjatuh?).