Terkait hal ini, Presiden Jokowi justru membela Menhan.
Jokowi mengatakan kunjungan yang dilakukan Prabowo merupakan bagian dari diplomasi pertahanan.
"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, pak Menhan pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekedar jalan-jalan," kata Jokowi saat Rapim Kemenhan, Jakarta, Kamis (23/1/2020) dikutip oleh Tribunnews.com.
Baca: Digadang-gadang Jokowi, Sandiaga Uno Ogah Nyapres Jika Harus Bersaing dengan Prabowo : Dia Mentor
Baca: Sebut Jokowi Tak Punya Kepentingan, Nasdem Bantah Presiden Ingin Pecah Anies-Sandi pada Pemilu 2024
Jokowi menyebut jika pihak yang mempertanyakan kunjungan Prabowo, berarti ia belum mengetahui urusan diplomasi negara di sektor pertahanan.
Ia menjabarkan dalam pengadaan Alutsista perlu melihat secara langsung.
Dengan demikian, produk yang akan dibeli dapat diketahui kualitasnya.
"Dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli, bagus atau tidak bagus, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek. Itu sudah kita diskusikan dengan pak Menhan, tidak sekali dua kali, banyak nih yang tidak tahu," tutur Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Imam menyampaikan kritiknya atas kunjungan Prabowo ke luar negeri.
Sohibul Iman menyatakan seorang pejabat harus mau dikritik.
Sohibul juga yakin Prabowo Subianto bukan sosok yang anti dikritik.
"Ketika mereka di luar sering mengkritik, kok sekarang ketika di dalam balik dikritik jadi tipis telinga?," tutur Sohibul Iman yang dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (21/1/2020).
"Seorang pejabat itu adalah untuk satu sisi diikuti kebijakannya jika baik," katanya.
Ia menegaskan, seorang pejabat juga harus mendengarkan jika dikritik bila kebijakannya dianggap tidak baik.
Meski demikian, Sohibul Imam menegaskan jangan ada tuduhan mendowngrade Prabowo.
"Saya yakin Pak Prabowo tidak demikian. Juru bicaranya saja, saya bicara dengan Pak Prabowo tidak ada masalah," terangnya.
Baca: Diisyaratkan Jokowi Akan Menang pada Pilpres 2024, Sandiaga Uno: Mungkin Pak Presiden Guyon
Baca: Sandiaga Uno Diberi Kode Jokowi Menangi Pilpres 2024, Pengamat: Peluang Masih Terlalu Jauh
Sejak dilantik jadi menhan per Oktober 2019, memang Prabowo tercatat sudah tujuh kali melakukan kunjungan ke luar negeri.
Kunjungan itu antara lain, Malaysia pada 14 November 2019, Thailand pada 17 November 2019, Turki pada 27-29 November 2019, dan China pada 15 Desember 2019.
Kemudian disusul Jepang pada 20 Desember 2019, Filipina pada 27 Desember 2019, dan Perancis pada 11-13 Januari 2020.
Terkait kunjungannya ke luar negeri, Prabowo mengaku punya alasan.
Prabowo Subianto menyebut, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara.
Terutama soal alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Prabowo mengatakan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan.
Menurutnya, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.
"Kita juga harus meminta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," terang Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga langsung memberikan responnya.
Dia menegaskan, diplomasi pertahanan yang dilakukan Prabowo dengan negara-negara asing tersebut atas perintah Presiden Joko Widodo.
"Kunker itu atas perintah Presiden, dalam rapat terbatas (diminta) untuk meninjau meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang dikunjungi," kata Dasco di DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
"Ini sekaligus melihat alat-alat pertahanan. Jadi bukan kehendak Pak Prabowo untuk jalan-jalan," ujar dia.
Dasco pun meminta PKS tidak genit berkomentar.
Ia mengatakan, kepergian Prabowo ke luar negeri tersebut telah melalui keputusan rapat terbatas menteri dan presiden.
"Ya dalam rapat terbatas (diminta Jokowi). Dalam rapat-rapat bidang pertahanan. Satu lagi, (PKS) jangan genit," kata dia.