Ibu Eksekutor Hakim PN Jamaluddin Menagis Histeris Saat Anaknya Lakukan Rekonstruksi

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di tempat sambah di belakang rumahnya ini lah RF membakar barang bukti berupa pakaian, sepatu, masker dan lainnya yang digunakan saat eksekusi saat rekonstruksi pembunuhan hakim PN Medan, Selasa (21/1/2020).(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Ibu eksekutor hakim PN Medan Jamaluddin menangis histeris saat menjadi saksi dalam rekonstruksi pembunuhan, Selasa (21/1/2020).

Rini Siregar merupakan ibu dari Reza Fahlevi, salah satu eksekutor pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin.

Dikutip dari Kompas.com, Rini mengaku anaknya Reza merupakan tulang punggung keluarga.

Baca: Kasus Pembunuhan Hakim PN Medan, Terungkap Cara Tersangka Tutupi Jejak hingga Alasan Beli Sandal

Baca: Pembunuhan Hakim PN Medan, Istri Tidur 3 Jam dengan Mayatnya, Anak Minta Ibu Tirinya Dihukum Mati

Bahkan Rini heran dengan tindakan anaknya tersebut.

Sebab selama ini Reza diketahui tak pernah melakukan hal-hal yang anah dan diluar wajar.

"Segaris pun anak saya itu tak pernah melukai perasaan saya.

Makanya saya heran kok bisa jadi seperti ini.

Semua orang komplek sini kalian tanya lah dia seperti apa," katanya.

Baca: Hari ini dalam Sejarah 21 Jan 1976: Pesawat Supersonic Concorde Terbang Perdana Bersama Penumpangnya

Baca: Teddy Pardiyana Tak Ingin Bayinya Diasuh Rizky Febian, Ternyata Ini Alasannya

Ibunda RF, Rini menutup wajahnya saat menangis ketika ditanya mengenai sosok anaknya. Menurutnya, RF adalah anak yang baik, penyayang, tulang punggung keluarga. Karena itu dia berharap RF dihukum seringan-ringannya, Selasa (21/1/2020).(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

Rini pun tak kuasa menahan keterkejutannya saat mengetahui Reza Fahlevi terlibat dalam pembunuhan Jamaluddin.

“Penyayang anak saya, bahkan membunuh binatang pun tidak akan tega.

Makanya saya heran kok bisa terjadi seperti ini, saya tak tahu," katanya.

Sebelum pembunuhan terjadi, kata dia, eksekutor lainnya yaitu Jeffry Pratama kerap mendatangi rumahnya.

Baca: Karena Bentuk Alisnya Beda, Siswi SMA di Sumsel Dihina dan Ditendang Guru: Saya Dikatain Anak Jin

Baca: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)

Di tempat sambah di belakang rumahnya ini lah RF membakar barang bukti berupa pakaian, sepatu, masker dan lainnya yang digunakan saat eksekusi saat rekonstruksi pembunuhan hakim PN Medan, Selasa (21/1/2020).(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

Saat itu, kata dia, keduanya tampak terlihat membicarakan sesuatu yang serius.

"Saya mohon Reza dikasih hukuman seringan-ringannya.

Dia yang bertanggung jawab kepada saya, karena bapaknya sudah tidak ada," katanya.

Diberitakan sebelumnya, polisi menggelar rekonstruksi ketiga pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin, Selasa (21/1/2020).

Baca: Zuraida Hanum Mengaku Ingin Mati karena Hadapi Banyak Masalah saat Masih Bersama Hakim PN Medan

Baca: Terungkap, Istri Hakim PN Medan Akan Menikah dengan Eksekutor Suaminya Sendiri, Akui Lelah Disakiti

Begini proses para tersangka membawa hakim PN Medan, Jamaludin yang sudah meninggal dunia dari kamar ke dalam menuju mobil Toyota Prado milik korban. Opsi membuang korban dilakukan setelah para tersangka berdebat karena tidak sesuai dengan skenario.(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

Kasatreksrim Polrestabes Medan AKBP Marigan Simanjuntak menjelaskan, tujuan digelarnya rekonstruksi tahap ketiga untuk melihat tempat-tempat pembuangan barang yang digunakan untuk melaksanakan eksekusi.

Termasuk untuk mengetahui kebenaran apakah ada barang-barang yang dibakar oleh para tersangka.

"Rekontruksi kali ini kedua eksekutor pembunuh yakni Reza Fahlevi dan Jeffry Pratama memperlihatkan pembuangan mayat Jamaluddin di perkebunan kelapa sawit di Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara," Kasatreksrim Polrestabes Medan AKBP Marigan Simanjuntak.

Baca: Sambil Mengangis, Zuraida Ungkap Sakit Hatinya Ke Hakim PN Medan: Dia Selalu Mengkhianati Saya

Tak hanya di dua rumah di Kelurahan Gedung Johor yang saat rekonstruksi pembunuhan hakim PN Medan, Jamaludin dikerumuni oleh warga yang penasaran. Di lokasi penemuan mayatnya di kebun sawit ini, warga juga ramai berdatangan melihat proses rekonstruksi tahap II yang dimulia dari rumah penjemputan pelaku, eksekusi hingga pembuangan.(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

"Setelah rekonstruksi ini, kita akan segera koordinasi dengan kejaksaan untuk susun berkas tahap 1," katanya.

Marigan menuturkan, secara keseluruhan terdapat enam adegan yang diperagakan pelaku.

"Pelaku membuang sarung tangan yang dipakai untuk eksekusi saat hendak menuju rumah Reza Fahlevi yang terletak di kawasan Simpang Selayang," ujarnya.

Setelah membuang sarung tangan, pelaku Reza membakar baju yang dikenakan saat membuang jasad Jamaluddin.

Baca: Anak Hakim PN Medan Jamaluddin Ingin Bundanya Dihukum Seumur Hidup Dibanding Hukuman Mati, Kenapa?

Fakta baru kasus pembunuhan Hakim PN Medan, terungkap cara tersangka tutupi jejak, pelaku beli sandal jepit. (Tribun Medan)

“Barang-barang yang digunakan untuk eksekusi sudah hilang dengan cara dibuang dan dibakar.

Tapi kita mendapatkan saksi yang melihat kedua tersangka keluar dari rumah korban,” katanya.

Tak berhenti sampai disitu, ketika melintas di jembatan Namu Rih, Kecamatan Medan Tuntungan, pelaku membuang handphone miliknya.

“Dari atas jembatan mereka membuang handphone ke sungai berbatu,” jelasnya.

Baca: Zuraida Hanum Nangis & Pingsan saat Hakim PN Medan Ditemukan Tewas, Ternyata Jadi Otak Pembunuhannya

Dua tersangka, Jeffry Pratama dan Zuraida dihadapkan saat rekonstruksi di Warunk Everyday di Jalan Gagak Hitam, Ringroad Medan pada Senin siang (13/1/2020).(KOMPAS.COM/DEWANTORO)

Rekonstruksi kasus pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin sudah digelar di beberapa tempat.

Rekonstruksi pertama digelar di mana para pelaku merencanakan pembunuhan di Warunk Everyday dan Coffee Town di Jalan Ngumban Surbakti.

Untuk tahap kedua, rekonstruksi dilakukan di Perumahan Graha Johor hingga di rumah korban di Jalan Aswad, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor.

Baca: SBY Dikaitkan Soal Kasus Jiwasraya, Wasekjen Partai Demokrat : Itu kebohongan Bodoh!

Baca: Raja Keraton Agung Sejagat Minta Maaf dan Akui Berbohong, Nasib Uang Milik Pengikut Belum Jelas

(TribunnewsWiki.com/Saradita/Kompas.com)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer