Rini Siregar merupakan ibu dari Reza Fahlevi, salah satu eksekutor pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin.
Dikutip dari Kompas.com, Rini mengaku anaknya Reza merupakan tulang punggung keluarga.
Baca: Kasus Pembunuhan Hakim PN Medan, Terungkap Cara Tersangka Tutupi Jejak hingga Alasan Beli Sandal
Baca: Pembunuhan Hakim PN Medan, Istri Tidur 3 Jam dengan Mayatnya, Anak Minta Ibu Tirinya Dihukum Mati
Bahkan Rini heran dengan tindakan anaknya tersebut.
Sebab selama ini Reza diketahui tak pernah melakukan hal-hal yang anah dan diluar wajar.
"Segaris pun anak saya itu tak pernah melukai perasaan saya.
Makanya saya heran kok bisa jadi seperti ini.
Semua orang komplek sini kalian tanya lah dia seperti apa," katanya.
Baca: Hari ini dalam Sejarah 21 Jan 1976: Pesawat Supersonic Concorde Terbang Perdana Bersama Penumpangnya
Baca: Teddy Pardiyana Tak Ingin Bayinya Diasuh Rizky Febian, Ternyata Ini Alasannya
Rini pun tak kuasa menahan keterkejutannya saat mengetahui Reza Fahlevi terlibat dalam pembunuhan Jamaluddin.
“Penyayang anak saya, bahkan membunuh binatang pun tidak akan tega.
Makanya saya heran kok bisa terjadi seperti ini, saya tak tahu," katanya.
Sebelum pembunuhan terjadi, kata dia, eksekutor lainnya yaitu Jeffry Pratama kerap mendatangi rumahnya.
Baca: Karena Bentuk Alisnya Beda, Siswi SMA di Sumsel Dihina dan Ditendang Guru: Saya Dikatain Anak Jin
Baca: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
Saat itu, kata dia, keduanya tampak terlihat membicarakan sesuatu yang serius.
"Saya mohon Reza dikasih hukuman seringan-ringannya.
Dia yang bertanggung jawab kepada saya, karena bapaknya sudah tidak ada," katanya.
Diberitakan sebelumnya, polisi menggelar rekonstruksi ketiga pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin, Selasa (21/1/2020).
Baca: Zuraida Hanum Mengaku Ingin Mati karena Hadapi Banyak Masalah saat Masih Bersama Hakim PN Medan
Baca: Terungkap, Istri Hakim PN Medan Akan Menikah dengan Eksekutor Suaminya Sendiri, Akui Lelah Disakiti
Kasatreksrim Polrestabes Medan AKBP Marigan Simanjuntak menjelaskan, tujuan digelarnya rekonstruksi tahap ketiga untuk melihat tempat-tempat pembuangan barang yang digunakan untuk melaksanakan eksekusi.
Termasuk untuk mengetahui kebenaran apakah ada barang-barang yang dibakar oleh para tersangka.
"Rekontruksi kali ini kedua eksekutor pembunuh yakni Reza Fahlevi dan Jeffry Pratama memperlihatkan pembuangan mayat Jamaluddin di perkebunan kelapa sawit di Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara," Kasatreksrim Polrestabes Medan AKBP Marigan Simanjuntak.
Baca: Sambil Mengangis, Zuraida Ungkap Sakit Hatinya Ke Hakim PN Medan: Dia Selalu Mengkhianati Saya
"Setelah rekonstruksi ini, kita akan segera koordinasi dengan kejaksaan untuk susun berkas tahap 1," katanya.
Marigan menuturkan, secara keseluruhan terdapat enam adegan yang diperagakan pelaku.
"Pelaku membuang sarung tangan yang dipakai untuk eksekusi saat hendak menuju rumah Reza Fahlevi yang terletak di kawasan Simpang Selayang," ujarnya.
Setelah membuang sarung tangan, pelaku Reza membakar baju yang dikenakan saat membuang jasad Jamaluddin.
Baca: Anak Hakim PN Medan Jamaluddin Ingin Bundanya Dihukum Seumur Hidup Dibanding Hukuman Mati, Kenapa?
“Barang-barang yang digunakan untuk eksekusi sudah hilang dengan cara dibuang dan dibakar.
Tapi kita mendapatkan saksi yang melihat kedua tersangka keluar dari rumah korban,” katanya.
Tak berhenti sampai disitu, ketika melintas di jembatan Namu Rih, Kecamatan Medan Tuntungan, pelaku membuang handphone miliknya.
“Dari atas jembatan mereka membuang handphone ke sungai berbatu,” jelasnya.
Baca: Zuraida Hanum Nangis & Pingsan saat Hakim PN Medan Ditemukan Tewas, Ternyata Jadi Otak Pembunuhannya
Rekonstruksi kasus pembunuhan hakim PN Medan, Jamaluddin sudah digelar di beberapa tempat.
Rekonstruksi pertama digelar di mana para pelaku merencanakan pembunuhan di Warunk Everyday dan Coffee Town di Jalan Ngumban Surbakti.
Untuk tahap kedua, rekonstruksi dilakukan di Perumahan Graha Johor hingga di rumah korban di Jalan Aswad, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor.
Baca: SBY Dikaitkan Soal Kasus Jiwasraya, Wasekjen Partai Demokrat : Itu kebohongan Bodoh!
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat Minta Maaf dan Akui Berbohong, Nasib Uang Milik Pengikut Belum Jelas