Valentino Rossi Memang Hebat di MotoGP, Tapi Apa Bisa Kalahkan Rekor Legenda Balap Giacomo Agostini?

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Valentino Rossi dan Giacomo Agostini

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Sebagai pembalap MotoGP fenomenal, Valentino Rossi sering dibandingkan dengan legenda balap Giacomo Agostini.

Valentino Rossi dan Giacomo Agostini memang mempunyai banyak kesamaan.

Keduanya berasal dari Italia, mengantongi banyak gelar di kelas premier, dan bisa menjadi juara dengan berbagai jenis motor.

Jika Valentino Rossi mendominasi MotoGP pada awal 2000-an, maka Giacomo Agostini mendominasi kelas premier pada 1960-an dan awal 1970-an.

Hanya saja pada waktu itu kelas premier masih berkubikasi 500 cc dan dikenal sebagai GP500.

Baca: Giacomo Agostini

Baca: Daftar 10 Pembalap GP500/MotoGP dengan Kemenangan Terbanyak, Valentino Rossi Masih Nomor Satu

Giacomo Agostini memiliki 15 gelar juara dunia (Commons.wikimedia.org)

Pada waktu itu tim balap dibebaskan menggunakan mesin 2-tak maupun 4-tak.

Valentino Rossi masih sempat mencicipi GP500 musim pamungkas, yakni pada 2001.

Selama dua dekade membalap di kelas premier, pembalap berjuluk The Doctor itu berhasil mengoleksi tujuh gelar.

Namun, perolehan gelarnya ternyata belum bisa menyamai milik Agostini yang berjumlah delapan.

Sampai saat ini Agostini adalah pembalap kelas premier dengan gelar terbanyak.

Valentino Rossi berada di peringkat kedua dan Marc Marquez ada di belakangnya dengan enam gelar.

Jika saja Valentino Rossi bisa meraih dua gelar lagi, maka dia akan melampaui rekor Agostini.

Tentu saja Rossi seandainya belum pensiun setelah musim 2020.

Baca: Siapa Lebih Jago Mengerem di MotoGP, Valentino Rossi atau Marc Marquez? Ini Jawaban Para Pembalap

Baca: Max Biaggi, Rival Lama Valentino Rossi, Dikabarkan akan Kembali Membalap di MotoGP Gantikan Iannone

Valentino Rossi (Instagram.com/valeyellow46)

Walaupun Rossi mungkin bisa mengalahkan jumlah gelar Agostini di kelas premier, tetapi hampir mustahil Rossi menyamai keseluruhan gelar Agostini di berbagai kelas.

Agostini secara spektakuler mengoleksi 15 gelar juara dunia di kelas 500 cc dan 350 cc.

Sementara Rossi “hanya” memilik sembilan gelar dunia di kelas 125 cc, 250 cc, 500 cc, dan MotoGP.

Lalu pertanyaannya adalah, kenapa Agostini bisa meraih banyak gelar?

Kejuaraan dunia balap motor zaman dulu masih memperkenankan para pembalap mengikuti berbagai kelas dalam satu musim.

Selain itu jumlah ronde balapan juga tidak sebanyak sekarang yang mencapai hampir 20 ronde.

Pada 1965-1977, Agostini mengikuti dua kelas, yakni 350 cc dan 500 cc.

Legenda balap ini berhasil menggondol delapan gelar di kelas 500 cc dan tujuh gelar 350 cc.

Berikut profil Giacomo Agostini yang dilansir dari TribunnewsWiki.com:

Informasi awal 

Giacomo Agostini adalah pembalap tersukses di kejuaraan GP500 (pendahulu MotoGP) dengan delapan kali gelar juara.

Giacomo Agostini mendominasi kelas tertinggi GP pada 1960-an dan awal 1970-an bersama MV Agusta.

Selain berkarier di GP500, Agostini juga membalap di kejuaraan Isle of Man Tourist Trophy, 350cc dan Daytona 200. 

Agostini pensiun dari dunia balap roda dua pada 1977 dan sempat membalap di Formula One pada 1978.

Pembalap asal Italia ini disebut-sebut sebagai pembalap motor terhebat sepanjang masa. 

Giacomo Agostini di Assen 2010 (Wikicommons (motoracereports))

Karier awal

Agostini lahir di Brescia, Italia pada 16 Juni 1942 dan dibesarkan di Levere, dekat Bergamo.

Berasal dari keluarga berada dan merupakan anak dari pasangan Aurelio Agostini serta Maria Victori. [3]

Namun, keluarga tidak suka Agostini berkarier di dunia balap.

Padahal untuk balapan, Agostini perlu tanda tangan orangtua.

Agostini lalu pergi ke notaris yang merupakan teman sang ayah dan berkata bahwa akan membalap.

Notaris tersebut kemudian bercerita ke ayah Agostini bahwa putranya adalah anak yang baik dan dunia balap adalah olahraga yang bagus.

Pada awalny,a notaris tersebut menyangka Agostini akan membalap sepeda pancal, bukan sepeda motor.

Namun, nasi sudah menjadi bubur, Agostini sudah mendapat tanda tangan sang ayah dan bisa memulai karier balap.

Agostini memulai karier balap di European Hillclimb.

Pada 1961, Agostini finis kedua di Trento-Bondone Hillclimb menggunakan Morini 175cc.

Agostini menjadi juara 1963 Italian Hillclimb Championship setelah memenangkan delapan seri.

Morini kemudian memberinya 250cc untuk debut internasional di Monza pada akhir 1963.

Agostini bergabung penuh dengan Tim Morini 1964.

Setahun kemudian, Agostini mendapat kontrak dari MV Agusta dan menjadi kawan satu tim Mike Hailwood, pembalap legendaris dengan tiga gelar juara. 

Giacomo Agostini pada 1976 (Commons.wikimedia.org)

Kelas 350cc dan 500cc

Pada 1965, Agostini menjadi pembalap di kelas 350cc dengan mesin tiga silidernya MV Agusta.

Secara spektakuler, Agostini berhasil memenangkan GP Nurbruging di Jerman.

Agostini menyelesaikan musim di peringkat kedua.

Mike Hailwood keluar dari MV Agusta yang membuat Agostini menjadi pembalap utama tim tersebut.

Agostini dua kali menjadi runner-up Hailwood di kelas 350cc pada 1966 dan 1967.

Agostini berhasil membalas Hailwood di kelas 500cc pada 1966 dan 1967.

Mike Hailwood di TT Assen 1965 (Wikicommons (Joop van Bilsen / Anefo))

Kepergian Honda pada 1967, membuat Agostini dan MV Agusta mendominasi kejuaraan.

Agostini memperoleh gelar dobel di 350cc dan 500cc pada 1968-1972.

Pada 1973, Agostini menjadi juara 350cc, kemudian pada 1974 juga memenangkan 350cc bersama Yamaha.

Agostini pindah ke Yamaha pada 1974.

Setahun kemudian, Agostini berhasil menjadi juara 500cc menggunakan mesin dua tak.

Ini adalah pertama kalinya mesin dua tak memenangkan kelas tertinggi GP.

Giacomo Agostini (Wikicommons (Anefo))

Menjajal F1 dan Formula 2

Agostini hanya kompetitif sampai 1976 dan memutuskan pensiun dari dunia dunia balap motor pada 1977.

Sebelumnya, pada 1974, Agiostini sempat mengikuti Daytona 200 dan memenangkannya. 

Agostini mencoba menjadi pembalap di F1 pada 1979, mengikuti jejak John Surtees.

Di usia yang tak lagi muda, Agostini mengendarai Williams FW06 yang juga sudah jadul, di seri kedua Aurora AFX Formula One untuk dua tahun, 1979-1980.

Ketika seri tersebut berakhir pada 1980, Agostini juga turut menggantung helm.

Agostini sempat menjajal European Formula 2 bersama Trivellato Racing Team, menggunakan BMW-Chevron.

Namun tidak bisa kompetitif dan terpaksa meninggalkan kokpitnya.

(TribunnewsWiki/Febri)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer