Terungkap, istri hakim PN Medan sempat tidur tiga jam bersama mayat suaminya setelah suaminya dieksekusi dua tersangka lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin.
Sebelumnya, polisi melakukan rekonstruksi tahap kedua kasus pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin (55) di rumah korban di Kecamatan Medan Johor, Kamis (16/1/2020).
Seperti diketahui, istri hakim PN Medan yang juga tersangka otak pembunuhan adalah Zuraida Hanum alias ZH (41).
Sementara dua tersangka pembunuh bayaran yang membekap korban Jamaluddin hingga tewas adalah Reza Fahlevi (RF/29) dan Jeffry Pratama (JP/42).
Dikutip dari Kompas.com, semua adegan dalam rekonstruksi tahap II kasus pembunuhan hakim PN Medan ini dilakukan di dua lokasi yakni di perumahan Graha Johor Medan dan di lokasi pembuangan mayat korban di Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang.
Saat pembacaan berita acara rekonstruksi di kamar korban yang berada di lantai 2 rumahnya, terungkap bahwa tersangka JP dan RF turun dari lantai 3 setelah diberi kode oleh ZH agar turun.
JP dan RF kemudian melakukan aksinya pada pukul 01.00 WIB. Saat itu korban Jamaluddin hanya mengenakan sarung.
RF kemudian membekap hidung dan mulut korban dengan kain sementara JP memegang kedua tangan korban.
ZH, yang berbaring di samping kiri korban menindih kaki korban agar tidak bergerak sambil menenangkan anaknya yang sempat terbangun.
Setelah dipastikan korban tidak lagi bernafas, ZH yang saat itu mengenakan daster motif pelangi memasangkan korban dengan pakaian olah raga berwarna hijau dan juga jam tangannya.
Setelah itu, ketiganya berdebat karena melihat ada lebam di hidung korban.
Perdebatan itu terjadi karena dalam skenarionya, korban meninggal dunia karena jantung.
Adanya lebam itu, membuat skenario pertama gagal sehingga harus dibuang karena kalau ketahuan polisi bisa mencurigainya.
Perdebatan itu, dilakukan ketiga tersangka sambil duduk di lantai, di samping tempat tidur yang di atasnya tergolek terlentang mayat seorang hakim di PN Medan.
Adegan berlanjut, JP dan RF disuruh ke lantai tiga.
Adegan itu dilewati dan dilanjutkan dengan adegan selanjutnya dengan membawa korban ke mobil sekitar pukul 03.00-04.00 WIB.
Menurut Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, rangkaian adegan di rumah korban berakhir pada jam 04.00 WIB tanggal 29 November 2019.
"Perdebatan yang terjadi karena tidak sesuai dengan rencana awal. Karena di skenario kan pelaku korban meninggal karena serangan jantung," kata Martuani Sormin.
"Istri korban masih sempat tidur dengan jasad suaminya selama kurang lebih tiga jam sebelum dibuang jasad itu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, adegan dalam rekonstruksi tahap II ini pertama kali dilakukan di perumahan Graha Johor.
Di tempat itu, ZH menjemput JP dan RT dengan mobil Toyota Camry hitam lalu membawanya ke dalam rumah.
Adegan berikutnya dilakukan di rumah korban di Jalan Aswad, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor.
Usai dari dua rumah tersebut, dilanjutkan ke tempat pembuangan mayat korban di Dusun II Namo Bintang, Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang.
Dalam rekonstruksi tahap kedua ini total ada 77 adegan.
Adegan tersebut terdiri dari 17 adegan di tempat penjemputan di perumahan Graha Johor.
Serta 54 adegan di rumah korban dan empat adegan di tempat pembuangan di Kutalimbaru.
Rajif Fandi Jamal, anak kedua dari istri pertama Hakim Jamaluddin, mendatangi lokasi rekonstruksi pembuangan mayat ayahnya di Desa Kutalimbaru, Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (16/1/2020).
Rajif ingin menyaksikan secara langsung lokasi jenazah ayahnya dibuang oleh dua eksekutor, Jefri Pratama dam Reza Pahlevi.
Mengenakan kemeja putih bergaris-garis biru, Rajib berjalan didampingi penduduk sekitar, menghampiri lokasi di mana jenazah ayahnya pertama kali ditemukan.
Di hadapan awak media, Rajif berharap ibu tirinya, Zuraida Hanum dan dua eksekutor pembunuh dijatuhi hukuman setimpal.
Ia berkali-kali menyebutkan tak menyangka perbuatan ibu sambungnya tersebut.
"Minimal hukuman seumur hidup atau hukuman mati," tegas Rajif.
Ia mengaku tak mengenal kedua pria yang mengeksekusi Hakim Jamaluddin.
"Saya tak terlalu mengenal keduanya, karena saya tidak pernah ketemu. Saya kuliah di Jakarta," tambahnya.
Sampai saat ini, Rajif mengaku tak habis pikir atas perbuatan Zuraida Hanum.
Menurut dia, selama ini ayahnya memberi semua apa yang diinginkan Zuraida Hanum.
"Awalnya enggak menyangka, namun setelah keterangan yang diberikannya (Zuraida Hanum) agak aneh, seperti kejadian mobil menabrak pagar rumah, di situ saya sudah curiga," katanya.