Keraton Agung Sejagat ini dipimpin oleh Totok Santosa Hadiningrat.
Toto oleh para pengikutnya dipanggil Sinuwun.
Sedangkan, istri Totok yang bernama Dyah Gitarja dipanggil Kanjeng Ratu.
Baca: Dianggap Sebar Kebohongan, Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Purworejo Terancam Penjara 10 Tahun
Baca: Raja dan Ratu Keraton Sejagat Akhirnya Diamankan Polisi, Polres Geledah Keraton hingga Sita Barang
Berdasarkan berita Kompas TV, pengikut dari Keraton Agung Sejagat ini berjumlah 450 orang.
Totok sendiri mengklaim bahwa dirinya merupakan Rangkaian Mataram Agung yang menjadi juru damai dunia.
Hingga kini polisi tengah mengecek dan mendalami munculnya Keraton Agung Sejagat itu.
"Ini masih kita cek seperti apa kerajaan tersebut," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca: Fakta Raja Keraton Agung Sejagat, Kerap Ceritakan Sejarah tentang Kerajaan hingga Ajak Warga Gabung
Baca: Ada Dokumen Rekrutmen Anggota, Polisi Lakukan Penggeledahan Keraton Agung Sejagat Purworejo
Pendalaman, kata Argo, dilakukan Polda Jawa tengah.
Selain itu, aparat kepolisian juga menelusuri bentuk Keraton Agung Sejagat tersebut, apakah sebuah kelompok atau yayasan
"Masih kita dalami seperti apa, jadi kita belum bisa memastikan kegiatannya,
masih kita menunggu konfirmasi dari Polda Jawa Tengah," katanya.
Namun ternyata beberapa tahun sebelumnya, Totok Santosa Hadiningrat pernah mendirikan sebuah organisasi kemasyarakatan bernama “Jogjakarta Development Committee” atau Jogja DEC.
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat Totok Santosa Sempat Rekrut 10 Ribu Orang Ikuti Organisasinya di Jogja
Baca: Fakta-fakta Kelompok Keraton Agung Sejagat, Klaim sebagai Juru Damai Dunia, Anggotanya Capai 450
Organisasi tersebut didirikannya pada tahun 2016.
Dilansir Kompas.com, organisasi Jogja DEC pada waktu itu membantah dirinya memiliki pola kegiatan mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara yang heboh pada tahun itu.
“Jogjakarta Development Commite bukan Gafatar maupun Gafater jilid dua,
Bukan teroris, akan tetapi didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia,” kata Totok yang pada waktu itu menjadi Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia untuk Wilayah Nusantara.
Totok menyebut Jogja DEC didirikan guna membantu menjalankan misi kemanusiaan.
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat (KAS) Dipanggil Polisi dan Bupati: Itu Sikap Nguri Uri Budaya Atau Bukan
Baca: Viral Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sebut sebagai Juru Perdamaian Seluruh Dunia