Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat menyebut Keraton Agung Sejagat adalah induk dari seluruh negara di dunia saat ini.
Hal tersebut diungkapkan dalam liputan Kompas TV, Senin (13/1/2020).
Sejumlah warga mengenakan seragam seperti abdi dalam keraton.
Bahkan, mereka menyebut diri mereka sebagai bagian dari Keraton Agung Sejagat atau World Empire.
Mengetahui hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai perlu adanya pengujian lebih lanjut secara ilmiah mengenai keberadaan kerajaan tersebut.
"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar, dikutip dari TribunJateng.
Selain itu, Ganjar juga mengimbau agar keberadaan kelompok Keraton Agung Sejagat tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
Baca: Keraton Surakarta Hadiningrat
"Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," ucap Ganjar.
Viralnya Keraton Agung Sejagat di media sosial, membuat warga resah.
Kehadiran kelompok Keraton Agung Sejagat itu lantas membuat resah warga di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah.
Keresahan itu dikarenakan kelompok itu mengaku sebagai kerajaan baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit.
Sementara itu, warga sekitar mengaku awalnya tak mengetahui keberadaan kelompok Keraton Agung Sejagat.
Warga hanya tahu bahwa di dalam area rumah yang sekarang disebut sebagai keraton sering melakukan aktifitas budaya.
"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya, sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area Keraton, dikutip dari TribunJateng.
Dulunya hanya dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).
"Itu adalah komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah jaman dulu," jelas Sumarni.
Baca: VIRAL - Jelang Pelantikan, Kades Kebonrojo Diamankan Polisi Gara-Gara Hal Sepele
Baca: Roti Widoro, Kue Resep Keraton Surakarta
Dilansir Kompas.com, Resi Joyodiningrat mengatakan bahwa Keraton Agung Sejagat di Purworejo bukanlah sebuah aliran sesat sehingga warga tidak perlu resah.
Pria yang dianggap sebagai penasihat Kerajaan Agung Sejagat itu menjelaskan, kelompok tersebut merupakan kekaisaran dunia yang muncul karena setelah berakhirnya perjanjian 500 tahun yang lalu.
Perjanjian tersebut, menurut Joyodiningrat, dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan bangsa Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Dalam akhir perjanjian itu, setelah berakhirnya dominasi kekuasaan Barat mengontrol dunia, yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Totok Santosa Hadiningrat disebut-sebut sebagai pemimpin kelompok Keraton Agung Sejagat dan memiliki istri yang bernama Dyah Gitaria, yang kerap dipanggil Kanjeng Ratu.
Totok mengaku, dirinya merupakan Rangkai Mataram Agung yang menjadi juru damai dunia.
"Kita umumkan pada dunia bahwa Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh Kingdom State Tribune Koloni yang ada di seluruh dunia ini, menyatakan sebagai juru damai terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," ujar Totok di video yang beredar di media sosial.