Keraton Agung Sejagat ini mulai dikenal publik setelah mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya, Jumat (10/1/2020) hingga (12/1/2020).
Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuhun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.
Dikutip dari Kompas.com, pengikut dari Keraton Agung Sejagat ini mencapai sekitar 450 orang.
Kabar tentang keberadaan Keraton Agung Sejagat ini lantas mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dikutip dari Tribunnews.com, Ganjar Pranowo mengimbau agar keberadaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai Keraton Agung Sejagat itu tidak meresahkan warga.
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat (KAS) Dipanggil Polisi dan Bupati: Itu Sikap Nguri Uri Budaya Atau Bukan
Baca: Viral Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sebut sebagai Juru Perdamaian Seluruh Dunia
Berikut deretan fakta lengkap tentang Keraton Agung Sejagat:
Sosok Totok Santosa Hadiningrat diklaim sebagai pemimpin kelompok Keraton Agung Sejagat.
Totok pun disebut sebagai Sinuhun dan memiliki istri bernama Dyah Gitarja yang sering dipanggil Kanjeng Ratu.
Dilansir oleh Truibunnews, Totok mengklaim bahwa dirinya merupakan Rangkai Mataram Agung yang menjadi juru damai dunia.
"Kita umumkan pada dunia bahwa Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh Kingdom State Tribune Koloni yang ada di seluruh dunia ini, menyatakan sebagai juru damai terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," ungkapnya dalam video yang beredar di media sosial.
Totok juga mengklaim memiliki jumlah pengikut 425 orang dan terus bertambah.
Mereka juga melakukan kirab berkeliling kampung.
Ia menuturkan, kekuasaan kerajaannya mencakup seluruh dunia, sehingga ia berhak mengubah sistem politik global.
"Kami ada untuk mempersiapkan kedatangan Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah Jawa," tegasnya.
Dilansir oleh Kompas.com, Penasihat Keraton Agung Sejagat yang menyatakan diri sebagai Resi Joyodiningrat menegaskan pihaknya bukan aliran sesat.
Namun, ia mengatakan Keraton Agung Sejagat merupakan kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.
Joyodiningrat mengklaim perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan Dyah Ranawijaya sebagai penguasa Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka tahun 1518.
Joyodiningrat menyampaikan dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat--didominasi Amerika Serikat-- yang mengontrol dunia setelah Perang Dunia II.
Sehingga, Joyodiningrat menyebut kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Baca: Deretan Fakta Mendiang Tienuk Riefki, Perias Langganan Keluarga Cendana, Cikeas hingga Keraton
Baca: Keraton Surakarta Hadiningrat
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza menagatakan jik pihaknya tengah menyelidiki motif di balik berdirinya Keraton Agung Sejagat ini.
"Kami ingin mengetahui motif apa di balik deklarasi keraton tersebut," kata Rycko di Semarang, Selasa (14/1/2020).
Jajaran intelijen dan reserse kriminal umum telah diterjunkan untuk mengumpulkan data-data berkaitan dengan keraton pimpinan Totok Santosa Hadiningrat tersebut.
Pengumpulan data berkaitan dengan profil sekaligus aspek legalitasnya.
"Negara kita adalah negara hukum. Pertama-tama kita akan mempelajari aspek legalitas," ucap Rycko.
Kemudian, kata dia, aspek sosial kultural, termasuk kesejarahan.
Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Desa Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah ini lantas menghebohkan masyarakat sekitar.
Unggahan foto kegiatan kelompok itu yang sedang melakukan kirab juga menjadi viral di media sosial.
Keberadaan kelompok itu kemudian mendapat perhatian polisi.
Polres Purworejo berencana menyambangi kelompok tersebut.
"Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi," kata Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani, Senin (13/1/2020).
Andis juga mengatakan, dari komunikasi dengan akdes dan camat, mereka akan terlebih dahulu melapor ke Bupati Purworejo.
"Kami memang sudah komunikasi dengan camat dan kades setempat tentang hal tersebut dan mereka akan lapor bupati lebih dulu," ujar Andis, mengutip Antaranews, Selasa (14/1/2020).
Andis menyampaikan, sementara ini pihaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar agar tidak resah.
Baca: Ratu Elizabeth Setujui Pangeran Harry dan Meghan Markle Tinggal di Kanada Secara Mandiri
Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan keberadaan kerajaan tersebut harus diuji secara ilmu pengetahuan.
"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar dalam keterangannya, Senin (13/1/2020), dilansir TribunJateng.
Ganjar mengimbau agar keberadaan Pemimpin Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo ini tidak menjadi keresahan masyarakat.
"Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," ucap Ganjar.