Dilihat dari kronologi kasus ini psikolog dan pakar Neuroscience mengatakan bahwa Reynhard Sinaga diindikasikan sebagai psikopat.
Namun hal tersebut bertolak belakang dengan analisa seksolog terkenal Indonesia, Dokter Boyke Dian Nugraha.
Pasalnya, ini bakal melemahkan hukuman bakal diterima Reynhard, bahkan bisa jadi meloloskannya dari hukuman mati maupun penjara seumur hidup yang menantinya.
Baca: Divonis Hukuman Seumur Hidup, Ibu Reynhard Sinaga Sempat Tuliskan Kesaksian Demi Keperluan Pembelaan
Pendapat Dokter Boyke terungkap dalam penuturannya di video yang diunggah kanal YouTube ESGE Entertainment pada Jumat (10/1/2020) lalu, seperti yang TribunnewsWiki kutip dari Tribun Sumsel.
“Saya lebih suka dia dikatakan direhabilitasi. Saya yakin kalau diagnosis dari dokter psikiatrinya bilang dia psikopat, pasti dia akan mendapat potongan karena memang kelainan jiwa.”
“Dan di dalam jiwa psikopat itu bisa bermacem-macem dengan kepribadian macem-macem. Bipolar lah, yang segala macem. Itu butuh diagnosis yang lebih panjang,” jelas Dokter Boyke.
Lebih lanjut, Dokter Boyke menyebut seseorang yang divonis menderita gangguan jiwa tak layak menjalani hukum pidana layaknya orang normal.
“Masuk penjara mungkin, tapi kan dinilai dan diobati di dalam rumah sakit khusus untuk orang-orang sakit jiwa. Mudah-mudahan sih dia mendapatkan grasi atau penurunan hukuman,” sambungnya.
Meski begitu, Dokter Boyke kurang setuju Reynhard Sinaga diganjar hukuman penjara jika memang terbukti secara medis merupakan seorang psikopat.
Baca: Ayah Reynhard Sinaga Akhirnya Buka Suara Terkait Kasus Putranya, Hukuman Sesuai dengan Kejahatan
Baca: Alasan Inggris Tutup Rapat Kasus Reynhard Sinaga Meski Ditangkap Sejak 2017, Pertimbangkan Korban
Karena ia seharusnya mendapat perawatan di rumah sakit jiwa dan bukannya di penjara.
“Membiarkan dia membusuk di penjara tidak bisa!”
“Kalau dia sakit jiwa, tetep. Kalau orang sakit namanya sakit ya, nggak bisa kita kasih hukuman mati atau hukuman seumur hidup,” pungkas Dokter Boyke.
Seorang pakar Neuroscience turut mengomentari soal pria kelahiran Jambi tersebut.
Pakar Neuroscience bernama Dokter Ryu Hasan mengatakan Reynhard Sinaga hampir 100% psikopat.
"99,9% psikopat. Psikopat ini adalah seseorang ini tidak bisa berempati," ucap Ryu seperti dilansir Grid.ID pada tayangan KompasTV, pada Sabtu (11/1/2020).
Dr. Ryu pun menerangkan soal gangguan psikopat ditandai dengan tidak adanya empati.
"Secara ilmu syaraf mengenai emosi, orang psikopat itu ada pada amigdala. Amigdala ada pada semua mamalia yang punya otak, bentuknya seperti almond."
"Itu adalah pusat emosi tentang perasaan tidak menyenangkan, ketakutan, gelisah. Pada orang yang psikopat hambatan terhadap fungsi ini tidak ada," terangnya.
Baca: Pintar dan Berasal dari Keluarga Kaya, Mengapa Reynhard Sinaga Melakukan Pemerkosaan?
Baca: UI Benarkan Status Alumni Reynhard Sinaga, Dianggap Mencoreng, Sebut Perbuatan Predator Seks Biadab
Reynhard Sinaga dinyatakan bersalah atas 159 dakwaan terhadap pemerkosaan dengan korban 48 pria di Manchester, Inggris.
Ia merupakan mahasiswa PhD berusia 36 tahun dari Indonesia.
Polisi mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Reynhard sebenarnya menargetkan 190 korban.
Dilansir BBC.com, ayah Reynhard Sinaga, SS akahirnya buka suara terkait vonis yang diterima putranya tersebut.
“Kami menerima putusannya.
Hukumannya sesuai dengan kejahatanntya.
Saya tidak ingin mendiskusikan lebih dari ini,” kata dia.
Teman-teman Sinaga di Universitas Indonesia mengatakan ia adalah seorang mahasiswa yang flamboyan dan populer.
Tapi temannya itu kehilangan kontak dengan Reynhard ketika dia pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya di Inggris pada tahun 2007.
Reynhard Sinaga pernah mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan kota Manchaster dan mengatakan bahwa ingin tinggal di Inggris selamanya.
Hidup dekat dengan Gay Village di Manchester, ia mampu mengekspresikan seksualitasnya secara terbuka dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di Indonesia
Selama hidup di sana, hingga akhirnya ditangkap pada tahun 2017, Reynhard disebut hidup dengan bantuan biaya dari sang ayah yang dilaporkan merupakan seorang bankir.
Selain membayar biaya kuliah, sang ayah disebut membiayai apartemen Reynhard di Montana House, tempat di mana dia mengintai calon korbannya.