Klub satu ini memang menjadi penantang terkuat untuk mengakhiri dominasi Juventus di Liga Italia selama delapan tahun terakhir.
Meski demikian, poin Inter Milan masih sama dengan Juventus.
Hanya saja, anak asuh Antonio Conte unggul dalam urusan selisih gol.
Catatan apik tim berkostum biru ini tidak lepas dari peran Romelu Lukaku, eks Manchester United.
Baca: Pernah Diancam, Cristiano Ronaldo Terang-terangan Enggan Tukar Jersey dengan Pemain AS Roma
Baca: Jika Syarat Ini Terpenuhi, Cristiano Ronaldo Mungkin Akan ke Indonesia, Hadiri Pernikahan Martunis
Padahal penyerang ini banyak dipandang sebelah mata dan mendapatkan komentar negatif.
Lukaku dipandang sebagai kegagalan Inter yang diboyong dengan mahar 80 juta Euro dari MU.
Akan tetapi rasanya angapan miring itu tak lagi sesuai.
Buktinya, pemain asal Belgia ini mampu mencetak 14 gol hanya dalam 18 pertandingan.
Bahkan catatan ini mengungguli megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo.
CR7 hanya bisa menyarangkan 13 gol di waktu yang sama, terpaut satu gol lebih rendah dari Lukaku.
Melihat statistik gol, sulit untuk mengatakan bahwa Lukaku bukan salah satu penyerang terbaik di sepak bola.
Baca: Bantu Juventus Bungkam Cagliari 4 Gol Tanpa Balas, Cristiano Ronaldo Catatkan Tiga Rekor Sekaligus
Baca: Cetak Gol ke Gawang Sampdoria, Cristiano Ronaldo Tak Menyangka Lompat Setinggi 2,56 Meter
Dilansir dari bbc.com, dari lima liga teratas di Eropa, jumlah gol Lukaku saat ini hanya kalah dari empat pemain.
Keempatnya adalah Robert Lewandowski (19), Ciro Immobile (19), Timo Werner (18) and Jamie Vardy (17).
Tak hanya kalahkan Ronaldo, Lukaku juga lampaui jumlah gol sementara Lionel Messi yang merumput di La Liga.
Kini, Megabintang Barcelona itu baru mencatatkan 13 gol.
Sebenarnya Lukaku memang pemain yang hampir selalu tampil apik.
Dalam debut bersama MU, Rumelu Lukaku menjadi satu di antara 11 pemain MU yang mencetak 25 gol atau lebih dalam satu musim, sejak 1992/1993.
Masih dari bbc.com, permainan impresif Lukaku di Italia tidak lepas dari hubungannya dengan Conte.
Ini merupakan kali pertama Lukaku dan Antonio Conte bekerja sama.
Namun keduanya sudah saling mengagumi kemampuan masing-masing, bahkan jauh sebelumnya.
Conte tertarik pada Lukaku ketika sang arsitek masih menukangi Juventus.
Juventus sendiri diarsiteki oleh Conte dari 2011 hingga 2014.
Ketika menjadi pelatih Chelsea, ia lebih keras untuk berusaha mengontrak Lukaku, meski pada akhirnya kalah dari MU.
"I wanted Romelu very strongly when I was at Chelsea, even back at Juventus," kata Conte awal minggu ini, dikutip bbc.com.
"Aku selalu mengatakan Rumelu adalah berlian kasar, yang perlu dikerjakan untuk melicinkannya. Kini aku bisa mulai memoles berlian," lanjut Conte.
Di sisi lain, Lukaku tertarik pada gaya manajemen Conte pada tiga tahun lalu, ketika Belgia menghadapi Italia.
"Belgia melawan Itali di sebuah laga persahabatan jelang Euro 2016," kata Kepala Penulis Sepak Bola New York Times, Rory Smith, dalam poadcast BBC Radio 5 Live Football.
"Italia mengalahkan mereka 3-1 dan Lukaku mengatakan saat dia tahu dia ingin bermain untuk Conte setelah pertandingan persahabatan.
"Dia merasa Italia mengalahkan Belgia dalam pertandingan itu di setiap departemen. Lukaku sejak saat itu tahu bahwa dia ingin bekerja dengan Conte," lanjutnya.
Lukaku memang memiliki kekuatan dan kecepatan.
Akan tetapi, Conte dan jajaran pelatih bekerja untuk mengembangkan pemahaman Lukaku tentang taktis permainan.
"Di Italia banyak yang tau pola itu. Mengetahui di mana harus berdiri, bergantung letak bola di lapangan. Banyak pemain tidak menyukai itu, tapi Lukaku menikmatinya," lanjut Smith.
"Dia melakukan semua pekerjaan teknis ini (yang menjadi tugas pelatih) dan semua analisis ini, berusaha untuk menemukan titik lemah pada pertahanan."
"Pandangannya adalah bahwa di sepakbola Inggris jauh lebih intens dan lebih baik untuk ditonton, tetapi pada dasarnya kacau. Namun, di Serie A dia benar-benar harus memikirkan apa yang dia lakukan dan saya pikir itu akan membuatnya menjadi pemain yang lebih baik."