Konflik ini disebabkan oleh serangan AS yang menewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani, di Bandara Baghdad.
Kompas.com menuliskan, Iran membalas dengan menghantamkan puluhan rudal balistik ke markas militer AS di Irak.
Konflik di Timur Tengah ini turut berdampak terhadap berbagai aspek.
Baca: Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh, Amerika Serikat Kirim 3000 Pasukan ke Timur Tengah
Salah satunya adalah harga minyak dunia. Hingga kini, komoditas penting tersebut terus bergejolak.
Sebab, wilayah Timur Tengah merupakan produsen minyak terbesar di dunia.
Iran juga menjadi salah satu penghasil minyak terbesar dengan cadangan raksasa.
Lantas, berapa jumlah cadangan minyak Iran?
Melansir Forbes, Timur Tengah memproduksi sekitar sepertiga dari total minyak bumi dunia.
Adapun peringkat negara penghasil minyak dunia berdasarkan data tahun 2018 adalah sebagai berikut:
- Arab Saudi (12,3 juta barel per hari)
- Iran (4,7 juta barel per hari)
- Irak (4,6 juta barel per hari)
- UEA (3,9 juta barel per hari)
- Kuwait (3,0 juta barel per hari)
- Qatar (1,9 juta barel per hari)
Berdasarkan data tersebut, Iran menjadi produsen minyak terbesar kedua di Timur Tengah.
Melansir laman Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), cadangan minyak mentah Iran tahun 2018 mencapai 155,6 miliar barel.
Mengutip CNBC, saat ini Iran menjadi negara dengan cadangan minyak terbesar keempat di dunia setelah Venezuela, Arab Saudi, dan Kanada.
Di akhir November 2019, Iran juga kembali menemukan sebuah ladang minyak baru dengan cadangan minyak hingga 50 miliar barel.
Ladang minyak yang baru ditemukan memiliki luas sekitar 2.400 kilometer persegi dengan kedalaman sekitar 80 meter.
Total cadangan minyak bumi di Iran jumlahnya puluhan kali lebih besar dibandingkan yang dimiliki Indonesia.
Bandingkan, sementara Iran memiliki cadangan minyak sebesar 155,6 miliar barel, Indonesia hanya mempunyai 3,3 miliar barel hingga akhir 2018.
Besarnya cadangan tersebut menjadikan Indonesia masuk ke dalam 20 produsen minyak dunia teratas.