Pesawat dengan jenis Boeing 737 ini jatuh di dekat Bandara Internasional Teheran Imam Khomeini, seperti yang dilansir oleh TV lokal Iran.
Seorang koresponden urusan Iran untuk BBC, melaporkan insiden itu pada Selasa malam dan mengatakan media Iran melaporkan pesawat mengalami masalah teknis kemudian turun beberapa menit setelah lepas landas di Teheran.
Pesawat yang dilaporkan mengalami kecelakaan, Boeing 737-800, adalah generasi sebelumnya dari 737 keluarga jet Boeing.
Generasi saat ini, 737 Max, telah diterbangkan ke seluruh dunia sejak Maret 2019.
Namun ada dua kecelakaan fatal oleh sistem kontrol penerbangan yang salah.
Kedua 737 Max itu mogok dalam beberapa menit setelah take-off.
Media lokal Iran melaporkan bahwa belum ada perincian tentang korban.
Laporan itu muncul setelah Presiden Iran Hassan Rouhani dituduh mengancam Amerika dengan Lockerbie setelah ia mencuitkan menyinggung tentang pemboman tahun 1988 yang menewaskan 270 orang itu.
Rouhani mencuitkan bahwa Amerika seharusnya 'tidak pernah mengancam Iran' setelah memperingatkan AS harus 'mengingat nomor 290' sehubungan dengan sebuah insiden ketika Angkatan Laut AS secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah jet penumpang Iran di Teluk Persia pada Juli 1988, menewaskan 290.
Beberapa pakar Timur Tengah menganggap ini sebagai rujukan terselubung terhadap serangan teroris Lockerbie.
Baca: Iran Luncurkan Rudal ke Pangkalan AS, Donald Trump Klaim Militernya yang Paling Kuat
Baca: Balas Dendam, Iran Tembakkan Roket ke Pangkalan Militer AS di Irak, Perang Dunia III Dimulai?
Bom yang menghancurkan penerbangan Pan Am 103 ke Skotlandia pada Desember 1988 menewaskan 270 - bulan setelah jatuhnya penerbangan 655 Iran.
Ensiklopedia Britanica yang dikutip dari Tribun Jogja menuliskan, peneliti percaya bahwa dua agen intelijen Libya bertanggung jawab atas pemboman itu.
Banyak yang berspekulasi bahwa serangan itu adalah pembalasan atas kampanye pemboman AS tahun 1986 terhadap ibukota Libya, Tripoli.
Pemimpin Libya Muammar al-Qaddafi menolak untuk menyerahkan kedua tersangka. Akibatnya, Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Libya.
Baca: Jenderal Iran Qasem Soleimani Dibunuh AS, PM Malaysia Mahathir Mohammad: Negara Muslim Harus Bersatu
Baca: Setelah Ancam Balas Dendam, Iran Targetkan Gedung Putih dan Hargai Kepala Trump USD 80 Juta
Pada tahun 1998 Qaddafi akhirnya menerima proposal untuk mengekstradisi mereka.
Pada tahun 2001, setelah penyelidikan yang melibatkan 15.000 orang dan memeriksa 180.000 bukti, Abdelbaset Ali Mohmed al-Megrahi akhirnya dihukum karena pemboman dan dijatuhi hukuman 20 (kemudian 27) tahun penjara.
Pelaku lainnya, Lamin Khalifa Fhimah, dibebaskan.
Pemerintah Libya pun akhirnya setuju untuk membayar ganti rugi kepada keluarga korban serangan.
Pada tahun 2009 Megrahi yang telah didiagnosis mengidap kanker ini dibebaskan dari penjara di Skotlandia atas dasar kemanusiaan dan diizinkan untuk kembali ke Libya.
Baca: Jika Perang Dunia III antara AS vs Iran Terjadi, Siapa Menang? Ini Perbandingan Kekuatan Militer
Baca: Bagaimana Donald Trump Bisa Izinkan Militer AS Bunuh Pemimpin Revolusi Iran Qasem Soleimani?
Amerika Serikat sangat tidak setuju dengan keputusan pemerintah Skotlandia.
Pada Juli 2010, sebuah investigasi yang diinisiasi oleh senator AS mengungkapkan bahwa perusahaan minyak BP telah melobi untuk perjanjian transfer tahanan antara Inggris dan Libya.
Meskipun baik BP dan pemerintah Inggris menyangkal bahwa ada pembahasan khusus soal Megrahi, tapi pada tahun 2009 Menteri Kehakiman Inggris Jack Straw telah menyatakan bahwa urusan bisnis BP dengan pemerintah Libya adalah faktor dalam mempertimbangkan kasusnya.