Pintar dan Berasal dari Keluarga Kaya, Mengapa Reynhard Sinaga Melakukan Pemerkosaan?

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dipenjara seumur hidup lantaran perkosa hampir 200 pria, Reynhard Sinaga dikenal sebagai sosok tampan, baik hati, pintar dan berasal dari keluarga kaya.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Reynhard Sinaga (36), mahasiswa Leeds University, Inggris dihukum seumur hidup lantaran kasus pemerkosaan dan pelecehan.

Pria asal Jambi, Indonesia tersebut dikabarkan telah melakukan 159 tindak pidana, termasuk 136 kasus pemerkosaan terhadap 48 pria.

Bahkan terdapat korban yang diperkosanya berkali-kali.

Tak tanggung, Reynhard merekam aksinya dalam dua ponsel miliknya yang memiliki durasi hingga satu jam per video.

Kasus tersebut telah ditangani oleh kewenangan Inggris sejak Juni 2017 lalu.

Sedangkan Reynhard telah melakukan aksinya mulai sekitar 1 Januari 2015, atau selama dua setangah tahun.

Baca: Terungkap, Orangtua Sempat Minta dan Berupaya Agar Reynhard Sinaga Nikahi Gadis Indonesia

Baca: UI Benarkan Status Alumni Reynhard Sinaga, Dianggap Mencoreng, Sebut Perbuatan Predator Seks Biadab

Sosok yang pintar dan berasal dari keluarga kaya

Sebelum diamankan pihak berwenang Inggris, Reynhard Sinaga merupakan mahasiswa S3 di Universitas Leeds jurusan Ilmu Geografi Manusia.

Reynhard sebelumnya juga pernah menempuh pendidikan S2 di Universitas Manchester sejak Agustus 2007 dan mendapat  gelar MA di bidang Sosiologi.

Dikutip dari Tribunnews.com, Reynhard dikabarkan merupakan alumni Universitas Indonesia (UI) jurusan Arsitektur yang lulus pada 2006.

Reynhard Sinaga yang melanjutkan studi S2 dan S3 di Inggris setelah lulus S1 di Indonesia. (TRIBUNNEWS/bbci.co.uk)

Melanjutkan studi di dua universitas luar negeri, Reynhard didukung penuh oleh orangtuanya secara finansial.

Menurut salah seorang teman di Manchester, Reynhard bahkan tak bekerja dan mengandalkan uang dari orangtua untuk hidup di Inggris.

Reynhard juga dikenal kerap membanggakan gaya hidup mewah keluarganya yang memang keluarga kaya raya di Indonesia.

Putra dari Saibun Sinaga dan Normawaty tersebut memang telah menikmati gaya hidup yang liberal dan toleran di Manchester.

Kemudian mulai terkuak jika sang ayah adalah seorang bankir dan memiliki properti mewah di Kota Depok.

Bahkan keluarga Saibun Sinaga menempati rumah yang cukup besar di lahan seluas kurang lebih 3000 meter persegi di Jalan Dahlia No 16 RT 03 RW 11, Kelurahan Depok, Kota Depok.

Rumah keluarga Reynhard Sinaga di Jalan Dahlia No 16, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (7/1/2020). (TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA)

Mengapa memperkosa?

Dikutip dari Kompas.com, pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal yang berhubungan dengan seksual.

Hal tersebut disebutkan oleh psikolog klinis Jennyfer M.Psi., dalam wawancara bersama Kompas.com.

Disebut pemerkosaan, lanjut Jennyfer, jika aksi tersebut dilakukan dalam kondisi sadar maupun tidak sadar.

Bukan atas dasar suka sama suka, baik dalam kekerasan maupun non kekerasan.

Jennyfer mengatakan hasrat seksual bukanlah satu-satunya alasan dilakukannya pemerkosaan.

Motivasi pemerkosaan bisa karena power, anger atau kemarahan, dominance atau dominasi, dan control.

Baca: Kejahatan Reynhard Sinaga Terungkap Berkat Pria Ini: Korban Mengaku Digigit saat Berusaha Kabur

Baca: Mengenal Efek Bahaya GHB, Rape Drugs yang Diduga Digunakan Reynhard Sinaga dalam Melancarkan Aksinya

Motivasi pemerkosaan telah dianalisis oleh beberapa peneliti dan bisa disimpulkan sebagai berikut:

1. Kekerasan seksual merupakan aksi agresif, faktor utama dari banyak kekerasan seksual adalah kekuatan dan kontrol terhadap korban, bukan hasrat seksual.

2. Seks menjadi medium yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan-perasaan non-seksual seperti kemarahan, ketidakberdayaan, kontrol, dominasi, dan kekuatan (power).

3. Kekerasan seksual digunakan untuk “menggantikan perasaan tidak berdaya, memperlihatkan kemampuan seksual, menegaskan identitas, menguatkan eksistensi diri di kalangan teman, mengurangi anxiety seksual, mendapatkan gratifikasi seksual, dan mengatasi frustasi.”

“Tidak semua orang yang punya kontrol dan kekuatan melakukan pemerkosaan," kata Jennyfer.

"Maksudnya adalah ketika melakukan pemerkosaan, si pemerkosa merasa memiliki kontrol penuh atas korban, menguasai si korban, dan merasa memiliki kekuatan untuk melakukan apa saja terhadap korban,” lanjutnya.

Penyimpangan perilaku seksual

Reynhard Sinaga (Kiri) memperkosa ratusan korban pria di apartemennya. Salah satu korban mengakui digigit dan ditarik-tarik olehnya saat berusaha kabur (Greater Manchester Police)

Terkait pemerkosaan beruntun yang dilakukan oleh Reynhard, dr Dharmawan Ardi Purnama, Sp.KJ selaku Dokter Spesialis Kejiwaan menjelaskan bahwa hal itu lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan seksual.

“Saat memerkosa dia merekam dan berkali-kali, itu berarti bukan sekadar kebutuhan seksual. Itu penyimpangan seksual. Dia mau melakukan itu dengan lawan yang tidak sadar,” tuturnya.

Penyimpangan perilaku seksual bukan berarti orientasi seksual.

“Bukan masalah orientasi seksualnya sebagai gay, tapi penyimpangan perilaku seksualnya. Perkosaan itu kan tindakan agresivitas, ditambah lagi dengan tindakan merekam dan fantasi seksual lainnya,” tutup dr Dharmawan.

Hal itu dibenarkan oleh Jennyfer.

Menurut psikolog klinis tersebut, edukasi, finansial, dan fisik bukan merupakan patokan moralitasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, TRIBUNNEWS/Fransiskus Adhiyuda, KOMPAS/Sri Anindiati Nursastri )



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer