Hal tersebut dinyatakan oleh Pentagon melalui rilis resmi.
Pentagon tidak menguraikan secara spesifik yang menyebabkan mereka melakukan pembunuhan Jenderal Soleimani.
Misi yang sangat rahasia itu dilatarbelakangi kematian seorang kontraktor Amerika pada 27 Desember dalam serangan roket oleh milisi yang didukung Iran, kata seorang pejabat senior Amerika, dilansir oleh New York Times, Jumat (3/1/2020).
Baca: AS Konfirmasi Bunuh Jenderal Qasem Soleimani, Iran Siapkan Balas Dendam, Perang Dunia 3?
Dalam membunuh Jenderal Qasem Soleimani, Presiden AS, Donald Trump mengambil tindakan yang sebelumnya ditolak oleh Presiden George W. Bush.
Barack Obama sendiri khawatir hal itu akan menyebabkan perang antara Amerika Serikat dan Iran.
Ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran ini dapat menyebabkan meluasnya kekerasan baik di antara kedua negara ataupun aspek lain.
Dikutip dari Washington Post, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper mengatakan Pentagon hanya mengambil tindakan defensive (pertahanan) terhadap Soleimani.
Soleimani sendiri merupakan Komandan Pasukan Quds Iran.
Menurut AS, Soleimani memiliki hubungan dekat dengan jaringan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh Iran di Timur Tengah.
Serta memikul tanggung jawab atas ratusan kematian orang Amerika.
Dalam sebuah pernyataan, Esper mengatakan bahwa Jenderal Soleimani merencanakan serangan kepada diplomat Amerika.
Baca: Banjir Jakarta, Anies Baswedan : Anak-anak Senang Tuh, Mereka Berenang
"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat Amerika dan anggota militer di Irak dan di seluruh wilayah itu,” kata Esper dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/1/2020).
"Serangan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan." lanjutnya.
Iran pun mengkonfirmasi kematian salah satu tokoh militernya yang paling aktif tersebut.
Bahkan Iran bersumpah akan membalas dendam terhadap Amerika Serikat.
Dalam sebuah pernyataan, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan gerakan perlawanan akan berlanjut dengan motivasi ganda.
Menteri Pertahanan Brigjend Jenderal Amir Hatami menambahkan bahwa serangan itu akan disambut dengan respon yang dapat menghancurkan AS.
Dikutip dari NY Times, Menteri luar negeri Iran, Javad Zarif, menyebut pembunuhan Jenderal Suleimani sebagai tindakan "terorisme internasional".
Ia juga memperingatkan itu sebagai eskalasi yang sangat berbahaya dan konyol.