Satu diantaranya adalah Tari Umbul yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat.
Terdapat pesta rakyat untuk merayakan Kabupaten Sumedang sebagai Kabupaten Pariwisata, pada Selasa, (21/12/2019).
Dalam acara tersebut ribuan penari berpartisipasi menarikan Tari Umbul di pesisir Waduk Jatigede, Sumedang,
Pagelaran Tari Umbul yang dilakukan secara kolosal tersebut merupakan kelanjutan dari dua acara rekor MURI yang sebelumnya pernah diraih oleh Kabupaten Sumedang.
Baca: Dari Seni Jalanan Tarian Khas Jawa Tengah Ini Naik Kelas ke Keraton Surakarta, Begini Sejarahnya
Baca: Tarian Jawa
Dikutip dari TribunJabar.com, terdapat 5.555 orang penari yang berpartisipasi.
Para penari tersebut berasal dari 270 desa di 26 kecamatan wilayah administratif Kabupaten Sumedang.
Para penari tersebut tampil lengkap menggunakan kostum tradisional berupa kebaya, kain samping kebat, selendang, kerudung, serta kaca mata hitam.
Sempat dicekal lantaran memiliki gerakan yang dianggap erotis
Menurut budayawan Sumedang, Tatang Sobana, Tari Umbul mulai diketahui keberadaannya pada 1940 di dusun Parugpug, Cijambe, Paseh, Sumedang.
Tari Umbul menurut infromasi dari Tatang, dibawa oleh seorang seniman bernama Kalsip dari wilayah Indramayu.
Dikatakan Tatang, Tari Umbul merupakan simbol ketidaksenangan masyarakat pada penjajah Belanda.
Ketidaksenangan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk tarian.
“Tari Umbul lahir sebagai bentuk ketidaksenangan masyarakat terhadap penjajah Belanda sehingga ekspresi tersebut disalurkan dalam bentuk tarian," ujar Tatang Sobana.
Awalnya, Tari Umbul disajikan pada pertunjukan longser.
Oleh karena itu awalnya Tari Umbul terdiri dari unsur lagu, gerak tari, dan lawak.
Selain itu Tari Umbul juga memiliki ciri khas berupa gerakan pinggul yang dianggap erotis.
Sehingga pada awal kemunculannya, Tari Umbul pernah mengalami penentangan.
Menjadi potensi pariwisata Sumedang
Baca: Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia
Baca: 4 Fakta Tentang Memek, Kuliner Khas Simeulue Aceh yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Seiring berjalannya waktu, Tari Umbul mulai mengalami perubahan dan penyesuaian.
Setelah unsur erotis dihilangkan, Tari Umbul muncul kembali di wilayah Kecamatan Situraja dan Paseh.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, berharap Tari Umbul dapat menjadi destinasi wisata dan bisa menarik hati para pelancong baik lokal maupun internasional.
"Tari Umbul menjadi salah satu aset potensial dalam menunjang sektor pariwisata di Kabupaten Sumedang," ujar Dony.
Selain itu Dony juga berharap Tari Umbul akan mendongkrak objek wisata lainnya di Sumedang.
Diantaranya di sekitar Bendungan Jatigede, seperti Panenjoan, Tanjung Duriat, Puncak Damar, Kampung Buricak Burinong, dan Pesona Jatigede.
"Event world class ini pertama di Indonesia bahkan di dunia, karena diikuti oleh 5.555 penari dari 270 desa se-Sumedang. Ini terbesar yang pernah ada. Harapannya, dengan penyelenggaraan Tari Umbul Kolosal ini dapat mendongkrak potensi pariwisata Sumedang," kata Dony.
Dony menyebutkan, event tersebut merupakan pagelaran tari yang diikuti oleh penari terbanyak di Indonesia, bahkan dunia.
Banyak peserta pingsan
Baca: Inilah 5 Adat Pernikahan Termahal di Indonesia, Ada yang Biayanya Fantastis hingga Capai Rp 150 juta
Baca: Pemakaman Adat Desa Trunyan Bali
Dalam acara Tari Umbul Kolosal, ratusan penari dikabarkan pingsan saat tengah menari di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (31/12/2019).
Ratusan peserta dari 270 desa se Kabupaten Sumedang ini pingsan karena cuaca panas di sekitar Waduk Jatigede.
Seorang partisipan Tari Umbul kolosal, Susan (35) memberikan tanggapannya kepada Kompas.com.
Menurut cerita Susan yang dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com, dirinya berangkat dari rumah di Desa Legok, Kecamatan Paseh pukul 05.00 WIB.
Susan dan beberapa rombongannya tiba di lokasi pukul 06.30 WIB.
Diakui oleh Susan, dirinya belum sarapan ketika sampai di Waduk Jatigede.
"Iya belum sarapan, cuacanya di sini panas, terus tadi juga nunggunya lama," ujar Susan.
Selain itu Susan juga mengatakan adanya keterlambatan jadwal.
Susan mengatakan dirinya mengetahui jika jadwal Tari Umbul harusnya dimulai pukul 08.00 WIB.
Namun, baru dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.
Seluruh penari yang pingsan telah dirawat tim kesehatan.