Penembakan yang terjadi di daerah West Freeway di White Settlement, perbatasan Fort Worth ini menewaskan dua orang pengunjung gereja.
Pihak kepolisian sampai berita ini dibuat masih berusaha untuk mengidentifikasi motif dari pelaku yang sudah ditembak mati polisi di lokasi kejadian.
Peristiwa penembakan di dalam gereja tersebut terjadi pada Minggu (29/12/2019) pukul 11.50 (17.50 GMT) waktu setempat saat kebaktian pagi gereja dilangsungkan.
Kebaktian gereja dilakukan dengan menayangkan ibadah secara langsung di media sosial.
Dalam video amatir dari kamera yang terpasang di sebuah sudut gereja -yang disiarkan secara langsung-, pelaku terlihat berdiri di sudut bangku gereja sebelum menembakkan senjata berjenis shotgun yang dibawanya.
Pelaku sempat menghampiri seseorang -yang nampak pengurus gereja- sebelum mundur dan menembakkan senjatanya.
Sebelum menembak, pelaku juga terlihat sedang berbicara kepada seorang laki-laki di dekatnya yang juga merupakan pengunjung.
Usai berbicara, pelaku kemudian menarik pelatuk senjatanya kepada pria di hadapannya.
Aksi pelaku kemudian berhenti usai seorang umat gereja mengacungkan pistol ke arahnya dan membalasnya dengan tembakan.
Langkah seorang jemaat gereja kepada pelaku tersebut kemudian diikuti oleh jemaat lainnya.
Para anggota jemaat terlihat merunduk di bawah bangku mereka.
Terdengar beberapa orang berteriak ketakutan.
Tidak begitu jelas -dalam video amatir- berapa orang yang terluka dalam kejadian tersebut.
Dilaporkan BBC yang mengutip kepolisian, dua orang jemaat gereja yang tertembak, meninggal dunia di rumah sakit.
Seorang saksi mata, Isabel Arreola kepada portal berita lokal CBS DFW menyebut aksi pelaku merupakan kejahatan yang menakutkan.
"Itu hal yang paling menakutkan. Hidupmu terasa seperti sekelebat cepat sebelum kamu sadari. Aku begitu khawatir dengan anakku", ujar Isabel.
Pimpinan kepolisian White Settlement, JP Bevering memuji 'aksi pahlawan' seseorang yang berusaha mengkonfrontir pelaku sebelum menembakkan senjatanya.
Kepada New York Times, Jack Cummings, pendeta gereja tersebut mengatakan bahwa aksi pelaku bersenjata tersebut pada awalnya terlihat mencurigakan.
Pelaku juga pada awalnya terlihat menarik sejumlah perhatian tim keamanan gereja.
Pihak keamanan gereja yang terdiri dari sukarelawan jemaat gereja mempunyai izin untuk membawa senjata api,
"Mereka menyelamatkan banyak nyawa hari ini karena peristiwa ini bisa jadi akan berujung pada pembantaian massal", ujar Cummings.
Sementara itu, Gubernur Texas, Amerika Serikat, Greg Abbor mengomentari kejadian penembakan ini.
Greg Abbot menyebut penembakan ini sebagai "aksi biadab yang kejam".
"Bangunan ibadah merupakan tempat yang suci, dan saya bersyukur kepada para anggota gereja yang dengan cepat menjatuhkan pelaku dan mencegah jatuhnya korban lebih banyak, kata Abbott.
Pada bulan September 2019, telah muncul regulasi baru di Texas, Amerika Serikat yang mengizinkan pemilik pistol yang terdaftar yang membawanya di tempat-tempat ibadah.
Wilayah Texas telah mengalami banyak insiden penembakan massal tahun ini.
Pada bulan Agustus 2019, 22 orang meninggal dunia dan 24 orang terluka dalam serangan di Walmart El Paso.
Masih pada bulan yang sama, seorang penembak membunuh 7 dan melukai 20 roang di daerah Odessa-Midland.
Sementara pada tahun 2017, 26 warga terbunuh di sebuah Geraja Baptis di Sutherland Springs.
--