Penilaian Paul Parker, yang memperkuat Manchester United sejak 1991-1996, didasarkan pada posisi mereka di klasemen dan situasi manajerial skuad saat ini.
Marcus Rashford cs berada di peringkat kedelapan dengan raihan terburuk saat Natal dalam tiga dekade terakhir perihal posisi dan raihan angka di tabel.
Dikutip Tribunnewswiki.com dari Bolasport.com, Kamis (26/12/2019), Parker menilai situasi bisa tambah buruk jika tak segera dilakukan perubahan di tim besutan Ole Gunnar Solskjaer.
"Ini tim United terburuk pada era Premier League."
"Kemerosotan dari tim 2013 sangat drastis."
"Mereka hanya memenangi tiga trofi sejak saat itu," kata mantan pemain yang kalah bersaing dari Gary Neville pada zamannya tersebut.
Baca: Jelang Debut, Arteta Tunjuk Legenda Arsenal dan Eks Manchester United sebagai Staf Pelatih
Baca: Bermain Apik Pasca Cedera, Paul Pogba Justru Disemprot Legenda Manchester United
Parker mengklaim kejatuhan Man United akibat buruknya kepemimpinan manajemen di bawah kendali Ed Woodward.
Mereka tak bisa lagi berprestasi secara konsisten dan absen di ajang elite sekelas Liga Champions.
Akibatnya, para pemain top tidak lagi tertarik gabung Setan Merah, seperti yang terjadi di tim saat ini.
Bukan masalah siapa pelatih yang akan datang, tetapi problem yang terjadi di United saat ini menurut Parker ada di pengelolaan klub yang mesti dibereskan.
Tak cuma melulu sisi finansial yang digeber, hal teknis juga mesti jadi pertimbangan penting demi pencapaian tim.
Baca: Hasil Liga Inggris Pekan 18: Siklus Aneh Manchester United hingga Mourinho Dikalahkan Muridnya
Baca: Kalahkan Manchester United, Liverpool Resmi Rekrut Gelandang Timnas Jepang
"Mereka lebih terlihat seperti bank daripada sebuah klub."
"Saat ini tak ada kohesi antara klub, pelatih, dan petinggi klub yang menjalankan bisnis," kata pria 55 tahun yang kini dikenal sebagai pandit tersebut.
"Struktur bagaimana klub dioperasikan harus diubah pertama-tama, dan kemudian Anda dapat mendatangkan manajer baru."
"Sir Alex Ferguson mengelola klub dan tim, jadi hal itu berhasil untuk dia," ucap Parker, dikutip dari The Sun.
Tahun ini, Manchester United memasuki periode Natal dengan rapor terburuk dalam tiga dekade terakhir perihal posisi dan raihan poin di Liga Inggris.
Tiga hari menjelang Natal, Minggu (22/12/2019), Manchester United tumbang di kandang Watford 0-2.
Hasil negatif ini membuat mereka terperosok lagi ke peringkat 8 di klasemen Liga Inggris dengan raihan stagnan 25 angka.
Akibatnya, pasukan Ole Gunnar Solskjaer bakal menyambut Natal tahun ini dengan kondisi yang tidak bagus.
Kalau patokannya adalah posisi di klasemen dan raupan angka, Man United tak pernah separah ini dalam 30 tahun terakhir!
Baca: Laga Manchester United Vs Tottenham Jadi Ajang Reuni dan Pembuktian Jose Mourinho
Baca: Bali United Juara Liga 1 2019, Ini Salah Satu Kuncinya
Kali terakhir Setan Merah berada dalam posisi serendah ini saat Natal, atau lebih buruk, adalah saat Alex Ferguson menjalani tahun ketiga sebagai pelatih, yakni 1989.
Ketika itu, pada 25 Desember 1989, Mark Hughes cs berada di peringkat ke-12 dengan koleksi cuma 22 poin.
Posisi mereka tidak banyak berubah di akhir musim tersebut dengan hanya finis di tangga ke-13 klasemen Liga Inggris.
Butuh waktu tiga dekade kemudian untuk melihat pencapaian United kurang lebih seburuk dari itu saat memasuki Natal.
Baca: Persiraja Promosi ke Liga 1, Bali United Siapkan Opsi Terbang Lewat Malaysia jika Bertandang ke Aceh
Baca: Jelang Chelsea vs Liverpool: Pujian Klopp Untuk Lampard dan Peluang Chelsea Kalahkan Lawan
Di antara periode Natal 1990-2018, tak pernah sekali pun mereka merasakan ada di posisi sejelek ini.
Pada 2013, Man United sebenarnya sama-sama berada di peringkat 8 seperti Natal tahun ini, tapi catatan angka mereka lebih baik.
Ketika itu, dalam musim penuh turbulensi pasca-kepergian Sir Alex, Wayne Rooney dkk mengumpulkan 28 angka saat memasuki Natal.
Pada akhir musim, United menuntaskannya susah payah di peringkat ketujuh klasemen.
Bermodalkan catatan terburuk itu, Solskjaer akan memimpin timnya dalam laga berikut di momen Boxing Day kontra Newcastle, Kamis (26/12/2019).
Manchester United memiliki dua pemain yang sudah masuk daftar jual untuk bursa transfer Januari tahun depan.
Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer memang memiliki banyak pemain yang akan habis kontrak pada akhir musim ini.
Selain itu, Solskjaer juga berniat melepas pemain-pemain yang tidak lagi menjadi andalannya di Manchester United.
Dilansir dari The Times, Man United siap menerima tawaran dari klub lain untuk dua pemain mereka, Nemanja Matic dan Marcos Rojo.
Kontrak Matic dengan Man United akan berakhir pada 30 Juni 2020.
Baca: Nadeo Argawinata: Naik Daun di SEA Games 2019 dan Disebut Mirip Kiper Chelsea
Baca: Tundukkan Newcastle United di Anfield, Liverpool Pertahankan Rekor Sempurna
Di sisi lain, Man United tidak berniat memperpanjang kontrak Matic sehingga sang pemain berpeluang dilepas ke klub lain.
Sejauh ini, Nemanja Matic sudah dikaitkan dengan sejumlah klub di antaranya Inter Milan dan Galatasaray.
Berbeda dengan Matic yang durasi kontraknya di Man United sudah mendekati masa akhir, Marcos Rojo sebenarnya masih memiliki kontrak hingga 30 Juni 2021.
Namun, Rojo sudah jarang menjadi bagian dari tim utama Solskjaer.
Rojo kesulitan menjadi pilihan reguler karena kalah saing dengan Victor Lindelof dan Harry Maguire.
Saat ini, Rojo sudah diincar oleh beberapa klub Liga Italia dan Spanyol.
Sementara untuk transfer masuk, kesempatan Manchester United untuk mendapatkan Erling Haaland semakin besar dengan menyerahnya salah satu klub yang turut mengincar striker Red Bull Salzburg itu.
Manchester United kabarnya cukup serius untuk merekrut salah satu talenta terbaik Eropa saat ini, Erling Haaland.
Haaland, yang baru berusia 19 tahun, telah mencetak 28 gol dalam 22 penampilan di semua kompetisi musim ini.
Ia juga sudah mencatatkan lima hat-trick atas namanya, termasuk satu pada debutnya di Liga Champions kala jumpa Genk.
Penampilan menakjubkan itu telah membuatnya dikaitkan dengan sejumlah raksasa Eropa termasuk Man United.
Baca: Erling Haaland
Baca: Erling Haaland Boleh ke Old Trafford, Meski Karier Ayahnya Dihancurkan Legenda Manchester United
Man United ingin meningkatkan meningkatkan ketajaman mereka dengan memboyong Haaland ketika jendela transfer dibuka kembali bulan depan.
Pelatih Setan Merah saat ini, Ole Gunnar Solskjaer pernah bekerja bersama dengan Haaland saat keduanya masih membela Molde.
Haaland diyakini tertarik untuk reuni dengan Solskjaer di Old Trafford.
Kini, Man United mendapat angin segar dalam usaha mereka memboyong Haaland.
Hal tersebut terjadi setelah Red Bull Leipzig mengakui mereka menyerah dalam mengejar striker RB Salzburg itu.
Perkara finansial menjadi alasan Leipzig berhenti untuk mengejar tanda tangan striker yang bernomor punggung 30 itu.
Hal itu seperti yang diungkapkan langsung oleh Direktur Sepak Bola Leipzig, Oliver Mintzlaff.
"Ya, kami bertemu dengannya. Kami tertarik padanya, sangat tertarik," ucap Mintzlaff seperti dikutip dari Mirror.
"Dia mendengarkannya, secara logis, dan sangat terbuka untuk pindah."
"Dia ingin berganti (klub) paling lambat di musim panas."
"Namun, ada hal yang tidak bisa kami setujui dalam kesepakatan tersebut."
"Biaya transfer masih bisa kami terima, tetapi gaji yang diminta tidak bisa kami wujudkan," kata Mintzlaff menambahkan.
Baca: Pemain Redbull Sallzburg yang Kelabui Pemain Terbaik Eropa Ini Ternyata Pernah Dikalahkan Evan Dimas
Baca: Takumi Minamino
Pihak Haaland kabarnya meminta gaji sebesar 8 juta euro (sekitar Rp 124 miliar) per musimnya.
Leipzig tidak tertarik untuk memenuhi tuntutan gaji yang diajukan oleh agen Haaland.
Kabar tersebut jelas menjadi sebuah dorongan untuk Man United dalam mengejar Haaland.
Permintaan gaji Haaland sepertinya masih terbilang cukup kecil jika dibandingkan beberapa pemain Man United.
Saat ini, Man United sanggup menggaji pemain mereka dengan angka fantastis.
Seperti dilansir Capology.com, David De Gea menerima gaji sebesar 19,5 juta pounds (sekitar Rp miliar) per musimnya.
Belum lagi pemain bintang lainnya seperti Paul Pogba, Harry Maguire, Anthony Martial dan masih banyak lagi.