Fakta Tsunami Aceh 2004, 167 Ribu Orang Meninggal dan Hilang, Kerugian Puluhan Triliun Rupiah

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan Museum Tsunami Aceh, yang kini menjadi lokasi wisata favorit wisatawan saat berkunjung ke Kota Banda Aceh

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peringatan 15 tahun tsunami Aceh, fakta pasca-peristiwa : 167.000 orang meninggal dan hilang, kerugian capai triliunan rupiah.

26 Desember 15 tahun lalu, gempa besar dengan magnitudo 9,3 pemicu tsunami yang melanda kawasan Aceh.

Kala itu, masyarakat Aceh yang wilayahnya masih bernama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merasakan duka mendalam.

Mereka kehilangan keluarga, kerabat, tetangga, dan teman dekat.

Berikut sejumlah fakta pasca-peristiwa tersebut yang berhasil dihimpun Kompas.com:

1. 167.000 orang meninggal dan hilang

Berdasarkan informasi dari Bank Dunia, jumlah korban mencapai 167.000 orang, baik itu yang meninggal dunia maupun hilang.

Tak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Jumlah korban jiwa itu belum termasuk korban tsunami di wilayah lain.

Untuk diketahui, tsunami di Aceh diakibatkan gempa dangkal di laut bermagnitudo 9,3, yang jaraknya sekitar 149 kilometer dari Meulaboh

Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pun menetapkan tiga hari masa berkabung pasca kejadian pada 26 Desember 2004 silam.

Gempa dan Tsunami Di NAD dan Sumut (Susanto, Agus) (Kompas.com)

2. Pusat ambil alih

Pasca-kejadian, kendali pemerintahan di Aceh diambil alih pemerintah pusat.

Hal itu berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2004 tentang Langkah-langkah Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi NAD dan Sumatera Utara.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, dalam instruksi itu disebutkan seluruh pejabat eselon I Departemen Dalam Negeri (Depdagri) harus melakukan dukungan langkah-langkah komprehensif untuk bencana alam di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut).

Langkah itu meliputi penanganan darurat, pemulihan mental, rehabilitasi, serta dukungan penyelenggaraan pemerintah daerah (pemda) terutama di NAD.

Untuk itu dibentuk Tim Asistensi Pemulihan Pemda NAD dan Sumut yang beranggotakan pejabat eselon I dan II.

Dalam pelaksanaannya, tim asistensi dibantu para praja tingkat III (nindya praja) dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

3. Gempa terbesar

Tsunami Aceh terjadi akibat interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Interaksi ini menimbulkan gempa bermagnitudo 9,3 di dasar laut pada kedalaman 10 kilometer.

Besarnya magnitudo tersebut menjadikan gempa ini sekaligus sebagai bencana paling mematikan di abad modern.

Tak sampai di sana.

Sebelum gempa terjadi, juga diikuti gempa sebelumnya dengan durasi antara 8-10 menit, yang sekaligus menorehkan sejarah tersendiri.

Suasana Simpang Lima Banda Aceh saat diterjang tsunami Minggu 26 Desember 2004 (SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI) (SERAMBINEWS.COM/BEDU SAINI)

4. Gelombang tinggi

Setelah rentetan gempa panjang, permukaan air laut sempat surut.

Hal itu menjadi tanda permulaan sebelum tsunami menerjang wilayah pesisir pantai.

Dengan kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, tinggi tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter.

Hal itu sama saja seperti tinggi 17 kali dari tinggi rata-rata orang dewasa dengan ketinggian rata-rata 170 sentimeter bila berdiri sejajar ke atas.

Namun, ketinggian gelombang ini tidaklah sama untuk semua wilayah.

5. Puluhan triliun rupiah

Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun.

Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akhirnya melakukan pinjaman ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmanto menyatakan, pemerintah telah menetapkan tiga tahap program pembenahan Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pascagempa.

Pertama, program tanggap darurat yang dilakukan sampai akhir tahun 2005.

Kedua, program rehabilitasi yang dimulai sejak pertengahan tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2006.

Ketiga, program rekonstruksi yang dikerjakan sampai akhir tahun 2009.

15 Tahun Tsunami Aceh

Pada 26 Desember 2004 pukul 07.58 WIB, tsunami besar melanda wilayah Aceh.

Akibat peristiwa tersebut, lebih kurang 170.000 orang meninggal dunia dan ratusan ribu rumah, bangunan, dan fasilitas umum di sana luluh lantak.

Dikutip dari Kompas.com, tsunami di Aceh berawal dari gempa bumi bermagnitudo 9 di dasar laut di kedalaman 10 kilometer yang lokasinya berjarak 149 kilometer dari Meulaboh.

Episentrum gempa di sekitar perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman yang merupakan akibat dari interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Gempa yang terjadi sekitar 10 menit itu menghasilkan kekuatan rambat gelombang tsunami mencapai 800 kilometer per jam di samudera dalam dan bebas.

Tak hanya di Aceh, setidaknya ada sejumlah wilayah di 13 negara lain yang turut terkena dampak tsunami, antara lain Kepulauan Andaman, Thailand, India, Sri Lanka dan sebagian Afrika.

Bila diakumulasikan, total korban jiwa mencapai 230.000 orang.

Namun, korban terbanyak berada di Aceh.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Dani Prabowo)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer