Kapan Teror Ular Kobra di Wilayah Indonesia Berakhir? Simak Penjelasan Ahli Reptil LIPI

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ular kobra

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fenomena kemunculan ular kobra di berbagai wilayah Indonesia, ini penjelasan ahli reptil LIPI tentang kapan teror tersebut berakhir.

Beberapa waktu belakangan, semakin banyak ular, terutama kobra, bermunculan di berbagai kawasan termasuk pemukiman warga.

Untuk diketahui, ular kobra merupakan jenis ular berbisa yang memiliki panjang 1,3-1,8 meter.

Ular kobra punya kemampuan untuk menyemprotkan bisa (venom).

Kobra juga dapat membuat tudungnya melengkung seperti sendok apabila merasa terancam.

Ahli herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Amir Hamidy, menjelaskan bahwa terdapat dua jenis kobra di Indonesia yaitu kobra sumatera dan kobra jawa.

Dalam satu kali bertelur, betina kobra jawa dapat menghasilkan 10-20 butir telur yang menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.

Telur-telur tersebut diletakkan dalam lubang di tanah, atau di bawah serasah daun kering yang lembap.

“Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular.

Fenomena ini wajar, dan merupakan siklus alami,” tutur Amir beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com.

Kobra Filipina (Istimewa) (Istimewa)

Mengapa fenomena teror ular terjadi?

Amir mengatakan hal ini disebabkan oleh musim panas yang berlangsung lebih lama dari biasanya.

“Musim hujan datang terlambat.

Udara yang panas dan lembap menjadikan telur-telur ular sangat matang, sehingga semuanya menetas sempurna,” tuturnya, Selasa (24/12/2019).

Amir mengatakan, ular sangat suka udara yang panas dan lembap.

“Sementara sekarang sudah masuk musim hujan.

Kemungkinan hal ini (teror ular) tidak akan lama.

Saya perkirakan sampai awal bulan depan,” lanjutnya.

Meski begitu, warga harus tetap waspada akan keberadaan ular kobra karena bisa melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa lewat taringnya.

Bisa tersebut dapat melumpuhkan saraf dan otot mangsanya hanya dalam beberapa menit.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah menjadi salah satu upaya untuk menghindari masuknya ular ke dalam rumah.

“Gunakan pembersih lantai dengan aroma menyengat, karena ular tidak suka dengan bau yang menyengat,” tambah Amir.

Ketika Musim Ular Justru Menjadi Berkah

Musim telur kobra menetas pada akhir tahun 2019 tidak melulu menimbulkan teror bagi masyarakat.

Untuk sejumlah kalangan, musim telur kobra ini justru menjadi berkah. Salah satunya adalah bagi Ian Suhendi, pedagang sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang.

Ian mengaku sudah membuka warung tenda yang dia namakan warung dua kobra tersebut sejak 2003 silam dan masih bertahan hingga saat ini.

"Sudah berjalan dari 2003 sampai sekarang," ujar dia saat ditemui Kompas.com di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019).

Ian mengatakan, pelanggannya percaya kalau ular kobra memiliki khasiat untuk pengobatan khususnya mereka yang terkena diabetes.

Tidak hanya kasiat diabetes, darah, empedu dan sumsum kobra dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kulit dan menambah stamina.

"Kalau darah (kobra) ini bisa macam-macam, mulai dari kulit, stamina, diabetes dan pegal-pegal," jelas dia.

Warung tenda sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019) (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

Dengan musim menetasnya kobra, Ian mendapat stok tambahan dari sekitar Jabodetabek.

Dia mengaku sudah mendapat stok ular kobra dari BSD Tangerang Selatan untuk sate kobra yang dia jual.

Sedangkan untuk stok sehari-hari, Ian mendapat kiriman dari daerah-daerah yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Kita ngambil dari Jatibarat, Semarang, Purwokerto. Kebanyakan dari Jawa Barat," jelas dia.

Ian bercerita awalnya dia sempat takut saat mencoba usaha kuliner kobra.

Akan tetapi, setelah membuka kuliner kobra selama 15 tahun lebih, bertemu dengan ular menjadi hal yang biasa.

Pada saat ramai pelanggan, Ian mengatakan bisa menghabiskan 20 ekor kobra lebih untuk menu santapan sate dan minuman darah kobra.

Satu paket hidangan kobra berisi darah, empedu, sumsum dan sate dibanderol dengan harga Rp 60.000. Sedangkan untuk sate saja dipatok dengan harga Rp 24.000.

Warung tenda dua kobra yang buka pukul 17.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB ini menyediakan menu lainnya seperti sate biawak, gorengan ular sanca, kalong dan kadal.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri/Singgih Wiryono)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer