Beberapa waktu yang lalu ada pria Bogor yang membeli motor, yakni Honda ADV150, menggunakan koin recehan.
Namun, ternyata tidak hanya pria ini yang pernah membeli motor memakai koin recehan.
Baca: Pria Bogor Ini Beli Honda ADV150 Pakai Koin Receh, Pegawai Dealer Harus Hitung Koin hingga Enam Jam
Dilansir dari Gridoto.com, ada banyak kisah sepeda motor yang dibeli menggunakan uang recehan.
Ibu bernama Rukhanah ini membeli Honda Scoopy menggunakan uang koin.
Untuk menebus Honda Scoopy tersebut, bobot uang koin yang dibawanya bahkan mencapai 25 kilogram.
Setelah dihitung, uang koin seberat 25 kilogram itu ternyata bernilai Rp6 juta. Sisanya dibayarkan Rukhanah dengan uang kertas.
Pasangan suami-istri, Siti Maisyaroh (32) dan Slamet Amin (35), warga Dusun Sumber Sono, Desa Sumber Kembar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto berhasil membeli Kawasaki Ninja 250 memakai uang hasil menabung selama dua tahun.
Uniknya, uang tersebut berada dalam bentuk koin yang ketika dihitung mencapai angka Rp18 juta.
Kisah warga Sleman yang membeli motor trail Honda CRF 150 L seharga Rp32,5 juta dengan uang pecahan seribu, sempat viral di jagat maya.
Pria itu membeli motor di dealer Honda Nagamas, Jalan Wates Km 4 Banyuraden, Gamping, Sleman.
Uniknya, koin tersebut tidak dibawa pakai karung, tapi pria itu mengumpulkannya di dalam galon.
Titin Sumiarti, warga Polorejo, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, membeli motor matic Vario 150 CC seharga Rp23 juta.
Namun bukannya membayar dengan uang kertas, ditransfer ataupun diangsur, melainkan dengan membawa sekarung uang recehan.
Setelah sempat khawatir ditolak pihak dealer, akhirnya Titin dapat tersenyum semringah karena berhasil membeli motor impiannya.
Dari total harga Rp23 juta, Titin membayar dengan uang receh sebesar Rp9,8 juta, sedangkan sisanya berupa uang kertas.
Pasangan suami istri, Eko Margono dan Ernawati asal Magetan, dari Magetan, membeli sepeda motor Kawasaki Ninja 250 dengan uang koin yang totalnya mencapai Rp42 juta.
Sehari-hari, Eko dan Ernawati memiliki bisnis gilingan daging.
Kebanyakan pelanggan mereka adalah penjual pentol dan sering membayar dengan uang koin.
Pasangan suami istri itu kemudian berinisiatif untuk memisah uang receh, yang per harinya mencapai Rp60.000 hingga Rp100.000.
Atas permintaan sang putra, Eko dan Ernawati kemudian menggunakannya untuk membeli motor Ninja.