R dibunuh oleh sang ayah kandung, Ardiansyah (31) menggunakan senjata tajam berupa pisau.
Akibat tindakan sang ayah, R meninggal dunia denggan luka sayat di bagian leher, tangan, dan tubuhnya.
Dugaan sementara kepolisian, peristiwa tersebut dipicu adanya konflik antara Ardiansyah dengan sang istri.
Konflik tersebut mengakibatkan istri Ardiansyah pulang ke rumah orang tuanya dan meninggalkan rumah kontrakan.
Dilansir dari Wartakotalive.com, peristiwa pembunuhan terjadi di rumah kontrakan yang berlokasi di RT 02/02 Kelurahan Kedaung Wetan, Neglasari, Kota Tangerang, Banten.
Baca: Terungkap, Kisah Soekarno Jadi Incaran Pembunuhan Teroris, Hendak Ditembak Saat Salat
Baca: 4 Fakta Pembunuhan Sadis hingga Kepala Korban Putus di Gowa, Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi
Setelah dilakukan penyelidikan, sebelum peristiwa tragis terjadi R melakukan video call atau panggilan video dengan sang ibu.
"Sebelum kejadian itu, anaknya sempat video call dengan ibunya," ujar Kompol Manurung.
Panggilan video tersebut dilakukan karena sang ibu telah meninggalkan kontrakan dan kembali pulang ke rumah orang tua sang ibu.
Sang ibu meninggalkan kontrakan lantaran terdapat konflik rumah tangga dengan Ardiansyah.
"Tinggal di kontrakan itu bapak, ibu dan satu anaknya. Bapak dan ibunya mengalami konflik," ujar Kapolsek Neglasari, Kompol Manurung Senin, (16/12/2019).
Ketika melakukan panggilan video, R meminta ibunya untuk pulang sambil terus menangis.
Naik pitam karena melihat sang anak terus menangis, Ardiyansyah kemudian menyerang R dengan pisau secara membabi buta.
Akibat tindakan sang ayah, R meninggal dunia dengan luka sayat senjata tajam di bagian leher, tangan dan tubuhnya.
"Korban luka di bagian leher akibat senjata tajam, ada juga di luka di tangan dan tubuhnya," ujar Kompol Manurung.
Ardiansyah berniat bunuh diri
Setelah membunuh sang anak, Ardiansyah mencoba menghubungi mertuanya, Mamat (51) yang juga tinggal di wilayah tak jauh dari kontrakan.
"Setelah melakukan itu pelaku mencoba menghubungi mertuanya," ujar Kompol Manurung.
Ardiansyah menelepon sang mertua dan memberitahunya jika dirinya akan melakukan bunuh diri di rumah kontrakan.
Mendengar hal tesebut Mamat segera menuju kontrakan menantu dan cucunya tinggal.
Tak lama kemudian Mamat sampai di kontrakan namun dalam keadaan terkunci.
Mamat pun mencoba mendobrak pintu untuk mencegah perbuatan percobaan bunuh diri sang menantu.
Baca: G30S 1965 - Kisah Pembunuhan terhadap Tokoh PKI & Benih Rekonsiliasi di Palu, Sulawesi Tengah
Baca: MULAI TERUNGKAP Misteri Pembunuhan Model Panas Thailand: Diduga Diperkosa Temannya Saat Mabuk
Malang, Mamat menemukan R dalam kondisi bersimbah darah dalam posisi berbaring diatas kasur dan telah meninggal dunia
"Ternyata di dalamnya korban R sudah dalam keadaan meninggal," kata Kompol Manurung.
Mamat juga menemukan sang menantu mengalami luka berat akibat percobaan bunuh diri.
"Sedangkan ayahnya mengalami luka berat. Setelah membunuh anaknya itu, dia mencoba bunuh diri." lanjut Kompol Manurung.
Ardiansyah kemudian segera mendapatkan bantuan medis dan menjalani pengobatan di rumah sakit.
"Saat ini (Ardiansyah) masih menjalani pengobatan di rumah sakit."
Hingga artikel ini diunggah, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Terutama mengenai keberadaan sang ibunda R.
"Sedangkan ibu korban saat kejadian sedang kabur ke rumah orang tuanya. Kami masih melakukan pemeriksaan," jelas Kapolsek.
Sebelumnya, seorang ayah di Palangkaraya tega membunuh anak kandung yang masih pelajar SMP hanya karena berebut roti.
Ek, siswa SMP tewas ditusuk ayah kandung, Mar (45) karena kesal korban berebut makanan dengan adik korban.
Awalnya Mar mengaku jika Ek tewas tertusuk pisau yang tak sengaja mengenai tubuhnya di lokasi Ek terjatuh.
Ek dikatakan tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.
Hingga akhirnya korban terpeleset dan terjatuh.
Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban.
Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong.
Selain sang ayah sebelumnya enggan mengakui perbuatannya, pihak keluarga juga sempat menutupi kasus ini.
Namun karena ditemukan kejanggalan, polisi tetap melakukan autopsi dan melakukan pemeriksaan serta penyelidikan.
Kejanggalan tersebut dikatakan oleh Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar.
Timbul mengatakan, keanehan tersebut diantaranya di lokasi kejadian polisi tidak menemukan adanya tanda kekerasan atau bekas bercak darah seperti informasi yang diterima.
Polisi kemudian meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa diautopsi.
Berdasarkan hasil visum, ditemukan dua luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban diduga berasal dari tusukan benda tajam.
Baca: 5 Fakta Mencengangkan Pembunuhan & Pemerkosaan Gadis Baduy Usia 13 Tahun
Baca: 4 Fakta Pembunuhan Gadis Remaja 13 Tahun Asal Lebak, Korban Diperkosa setelah Dibunuh
Adik korban juga memberikan keterangan hingga akhirnya ayah korban mengakui perbuatannya.
“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya,” kata Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).
Timbul mengatakan, adik korban melihat ayahnya menusuk korban menggunakan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.
Meskipun demikian, Mar menyanggah jika dirinya menusuk korban dengan sengaja, dirinya mengaku melemparkan pisau yang kebetulan mengenai dada korban.
Ayah korban mengaku kesal dengan korban karena tidak mau mengalah dengan adiknya yang meminta roti milik korban.
Baca: Terungkap Detail Transkrip Rekaman Mengerikan Pembunuhan Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi
Baca: 5 Fakta Mencengangkan Pembunuhan & Pemerkosaan Gadis Baduy Usia 13 Tahun
Saat korban dan adiknya berkelahi, ayah korban langsung melemparkan pisau yang sedang digunakannya untuk mengupas jagung tepat pada bagian dada kiri korban.
“Saya lempar bukan saya tusuk,” kata Mar.
Melihat anaknya mengerang kesakitan, Mar sempat berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Kelampangan.
Namun setibanya di rumah sakit, korban sudah tidak bisa diselamatkan.