Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu diunggah oleh akun Facebook bernama Hamiem Alambara.
Keterangan di video tersebut tertulis lokasi pemukulan itu terjadi di Manado.
Selain itu, alasan driver Go-Jek itu memukul pemuda yang ada di dalam mobil karena dugaan prank.
Baca: Sosok Ayah Mantan CEO Gojek Nadiem Makarim, Pengacara Handal yang Pernah Menggaji Hotman Paris
Baca: Pamit dari GoJek, Nadiem Makarim Tulis Surat Perpisahan Untuk Karyawan Gojek Bermodal Tekad Kuat
“Koran Manado
Seorang YouTuber Kena Tempeleng
Karna Nge Prank Ojol,” tulis akun tersebut.
Hingga kini postingan tersebut telah direspons sebanyak 6.247 kali dan telah dibagikan sebanyak 4.503 kali oleh pengguna Facebook lainnya.
Perusahaan ojek online Go-Jek pun angkat bicara mengenai persoalan tersebut.
Baca: 7 Fakta Kevin Aluwi - CEO Baru Gojek yang Gantikan Nadiem Makarim, Sempat Kerja di Zalora
Baca: Bagaimana Nasib Gojek saat Ditinggal Nadiem Makarim? Ekonom Sebut Berbahaya, Gojek Merasa Bangga
Dikutip dari Kompas.com, Head of Regional Corporate Affairs Go-Jek for East Indonesia, Mulawarman menyampaikan bahwa kejadian tersebut benar terjadi di Manado.
“Benar, kejadian di Jalan Lumintut Teling Bawah, Manado,” ujar Mulawarman, Rabu (11/12/2019).
Ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut sudah berlangsung cukup lama, yaitu pada 14 November 2019 pukul 23.00 WITA.
Mulawarman juga mengungkapkan bahwa pemicu adanya kekerasan yang dilakukan mantra Go-Jek itu diindikasi adanya order fiktif.
Baca: Terkait Bom Bunuh Diri Medan: Menhub Kumpulkan Pengelola Ojol hingga Curhatan Para Driver
Baca: Awalnya Ngamuk pada Sopir Ojol, Nikita Mirzani Akhirnya Nangis setelah Tahu Penghasilan sang Driver
“Saya dapat informasi bahwa ini benar terjadi di Manado,”
“Lebih kea rah order fiktif, modusnya order fiktif,” kata dia.
Menurutnya, pemuda alias pemesan ini telah beberapa bulan lalu melakukan order fiktif.
Tindakan ini tidak hanya berdampak apes bagi pihak Go-Jek saja, melainkan pada platform jasa antar lainnya.
Mulawarman menjelaskan, kronologi order fiktif yang dilakukan pemuda tersebut yakni, pemesan melakukan order di dalam mobil.
Baca: 5 Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan, Driver Ojol Hingga Miliki Akun YouTube
Baca: Aksi Bocah Polisi Gadungan, Tak Punya Teman hingga Iseng Jadi Aparat, Bikin Kesal Driver Ojol
Kemudian, ia berpindah-pindah lokasi dan mengakibatkan kerancuan lokasi pemesanan.
Selain itu, Mulawarman mengisahkan bahwa pemuda tersebut juga menyarankan teman-temannya untuk melakukan order fiktif.
“Jadi tidak hanya oknum ini,”
“Tapi dia juga mensugesti teman-temannya untuk melakukan hal yang sama,” katanya lagi.
Adapun perilaku prank ini diduga karena banyak YouTuber yang melakukan keisengan tersebut demi meningkatkan view pada kontennya.
Baca: GrabWheels
Baca: Kendarai Otopet Listrik GrabWheels, Dua Orang Tewas Tertabrak Mobil Camry di Kawasan GBK
Sehingga hal tersebut ditiru oleh masyarakat luas.
“Tujuannya memang belum diketahui seperti apa,”
“Investigasi masih terus dilakukan,” ujarnya.
Disisi lain prank terkait pemesanan palsu atau order fiktif ini menimbulkan keresahan bagi mitra ojek online.
Pasalnya, para mitra ojek online mengalami kerugian baik dari segi materi atau waktu.
Baca: Andika Babang Tamvan Ungkap Kronologi Dirinya Ditangkap Satpol PP saat Bikin Prank YouTube
Baca: Demian Kembali Lakukan Aksi Berbahaya, Netizen: Hobinya Ngeprank Malaikat Maut
“Kita rugi secara materi maupun non-material,”
“Waktu mitra terbuang-buang,”
“Terus juga mereka jadi tidak efektif bekerja,” jelas Mulawarman.
Ia menyampaikan bahwa pekerjaan sebagai mitra ojek online merupakan matapencaharian utama mereka.
Terkait adanya pemukulan tersrbut, Mulawarman mengakui bahwa itu tindakan yang salah.
Dia mengakui, mitranya itu merasa kesal begitu tahu pelaku order fiktif yang selam ini menjadi buronan bagi sejumlah mitra ojek online.
Baca: VIDEO VIRAL - Seorang Pengemudi Ojek Online Memakaikan Jaket kepada Lelaki Tanpa Busana
Baca: Dampak Pemadaman Listrik Hari Ini di Jakarta, Ojek Online Kelimpungan, Pasokan Air Terganggu
Lantas, ia melayangkan tamparan pada pemuda tersebut.
"Karena yang menemukan pelakunya adalah mitra kita sendiri,”
“Secara klimaks mungkin terbawa emosi sampai melakukan pemukulan itu," ujar Mulawarman.
"Kita sangat keras untuk melakukan main hakim sendiri,”
“karena kita tahu kalau secara hukum itu sebenarnya ada UU yang mengatur bahwa order fiktif merupakan tindakan kriminal," lanjut dia.
Sebelumnya, pihak Go-Jek telah menangkap beberapa pelaku order fiktif yang beredar di Jakarta dan Semarang.
Mulawarman menyampaikan bahwa di Semarang terdapat order fiktif, yakni memesan makanan dalam jumlah banyak.
Meski banyak dibicarakan oleh masyarakat luas, pihak Go-Jek mengaku telah mengedukasi mitranya melakukan kekerasan terhadap pelaku order fiktif agar tidak main hakim sendiri.
Selain itu, mitra ojek online tersebut juga telah dipertemukan dengan orangtua pemuda tersebut dan membicarakan masalah itu dengan baik-baik.
"Yang pasti kita juga saat ini akan mencoba lebih kenceng untuk menyisir pelaku-pelaku order fiktif ini," ujar Mulawarman.
Menilik tindakan kekerasan yang dilakukan mitra Go-Jek, Mulawarman menyebut bakal ada sanksi yang diterima bagi mitranya.
Sanksi dari Surat Peringatan (SP) 1,2,3 dan pemutusan mitra jika telah melakukan kesalahan yang fatal.
Meski sudah dipertemukan dengan keluarga pelaku order fiktif, ia berharap kejadian tersebut dapat mejadi pembelajaran sekaligus efek jera bagi masyarakat luas.
Harapannya tidak ada lagi prank kepada ojek online.
"Kita ingin edukasi bahwa order fiktif ini ada UU yang mengatur dan mengarah ke kriminalitas kita bisa pidanakan," imbuhnya.