Dikutip dari BBC News pada Rabu (11/12/2019), semua itu dimulai saat ayahnya mengundang beberapa teman datang ke rumah untuk minum.
Menurut keterangan pengacara gadis 12 tahun tersebut, setiap akhir pekan, para laki-laki akn datang ke rumahnya dan memperkosanya.
Beberapa di antaranya diketahui oleh ayahnya, dan beberapa tidak.
Gadis tersebut membeberkan cerita kepada pengacara bahwa para lelaki mabuk itu kemudian menggodanya di depan orang tuanya.
Suatu hari, ayah gadis itu mendorongnya ke kamar bersama salah seorang teman ayahnya dan menguncinya dari luar.
Sejak saat itu, ayahnya membuat janji pada beberapa lelaki yang ingin memesan waktu bersama putrinya.
Baca: Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Kasus Pelecehan Seksual di Era Kepemimpinan Ari Askhara
Baca: 5 Tips Menghindari Pelecehan Seksual di Transportasi Umum, Selalu Waspada dengan Orang Asing
Lalu sang ayah akan mengambil uang dari lelaki yang memperkosa anaknya tersebut.
Menurut keterangan pengacara, gadis tersebut telah diperkosa setidaknya oleh 30 lelaki.
Kejadian ini baru terungkap pada September 2019, saat sekolah tempat gadis tersebut belajar melaporkan kasus ini kepada kelompok perlindungan perempuan setempat.
Awalnya, sekolah menerima kabar dari beberapa guru yang tinggal di lingkungan sama dengan gadis itu.
"Ada sesuatu yang salah dengan keluarganya dan ada sesuatu yang terjadi di rumahnya. Cobalah berbicara dengannya," ujar seorang guru.
Guru lainnya juga menyampaikan hal serupa.
Pagi berikutnya, pengacara perwakilan kelompok perlindungan perempuan datang setelah dihubungi oleh pihak sekolah.
Pengacara tersebut kemudian mengadakan pembicaraan dengan sang gadis.
Dia meminta agar gadis tersebut mengungkapkan tentang dirinya dan apa yang dialaminya di rumah.
Baca: Pesan Baiq Nuril Kepada Korban Pelecehan: Harus Berani Bersuara, Jangan Beri Kesempatan Kedua
Baca: Aktor Korea Kang Ji Hwan Ditangkap Polisi atas Tuduhan Pelecehan Seksual, Begini Kesaksian Korban
"Ada sesuatu yang terjadi di rumahku juga. Ayahku menganiaya ibuku," ungkap gadis tersebut pada pengacara.
Setelah sang gadis bercerita tentang apa yang dialaminya, pengacara itu memanggil petugas kesejahteraan anak.
Petugas tersebut kemudian menyelamatkan sang gadis di sekolah dan membawanya ke rumah penampungan.
Dari hasil pemeriksaan medis yang dilakukan, gadis tersebut terkonfirmasi telah mengalami perkosaan.
Akibat dari perbuatan ini, empat pria, termasuk ayah sang gadis telah ditangkap.
Mereka dituduh telah melakukan pemerkosaan, menggunakan anak untuk tujuan pornografi, dan kekerasan seksual.
Sementara itu, polisi masih mencari lima pria lainnya yang juga diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap gadis berusia 12 tahun tersebut.
Para invesigator telah mengantongi sejumlah daftar nama dan 25 foto pria yang diketahui merupakan keluarga dari korban.
"Aku tidak ingat wajah apa pun. Semuanya kabur," kata korban pada invesitagator.
Keluarga gadis tersebut tinggal di sebuah kota yang cukup makmur di India selatan yang dikenal dengan perbukitannya yang subur, udara bersih, serta aliran air tawarnya.
Baca: Kronologi Pemerkosaan Tragis yang Dialami Siswi SMA Daarul Aitam dan Ditemukan 3 Hari Kemudian
Baca: 5 Fakta Mencengangkan Pembunuhan & Pemerkosaan Gadis Baduy Usia 13 Tahun
Gadis itu mengatakan bahwa dirinya mengalami masa sulit di rumah akibat ayahnya menganggur.
Menurut keterangan sang gadis, ayahnya kadang memaksanya untuk mengambil foto telanjang dirinya dan mengirimkan foto tersebut kepada orang-orang yang mengunjunginya.
Sang pengacara menambahkan, di tempat penampungan gadis itu tinggal, ada tiga gadis berusia antara 12 hingga 16 tahun yang juga mengalami pelecehan seksual oleh ayah mereka.
Selama dua bulan terakhir, gadis tersebut telah tinggal bersama gadis-gadis lain yang juga merupakan korban pelecehan seksual.
Menurut laporan BBC, India memiliki catatan memalukan dalam pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Mayoritas pelanggaran dilakukan oleh orang-orang yang diketahui korban, seperti saudara, tetangga, hingga majikan.
Pada 2017, ada sebanyak 10.221 perkosaan anak-anak yang tercatat di India.
Dalam beberapa tahun terakhir, kejahatan terhadap anak-anak di negara tersebut terus meningkat.