Masih Ingin Jadi Pramugari atau Pramugara Garuda Indonesia? Ini Tahapan dan Tips Lolos Seleksinya!

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana fasilitas latihan simulator, untuk melatih kabin kru dan pilot teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus penyelundupan barang mewah berupa motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton masih menjadi topik hangat untuk dibahas.

Kasus yang menyeret nama Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara tersebut menguak rentetan dosa sang pimpinan.

Ari Askhara rupanya tidak dicantumkan kepemilikan beberapa barang mewah dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Selain itu Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), turut membeberkan beberapa kasus Ari Askhara selama menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.

Misalnya perubahan rute, tak beri fasilitas penginapan pada awak kabin, jam kerja di luar batas, hingga memiliki pramugari 'simpanan'.

Baca: Pramugari Garuda Indonesia Bongkar Kasus Pelecehan Seksual di Era Kepemimpinan Ari Askhara

Baca: Pramugari Garuda Akui Eks Dirut Garuda Ari Askhara Ada Pramugari Simpanan: PR Berlaku Semena-mena

Diluar dari pembahasan tersebut, profesi sebagai awak kabin dari perusahaan penerbangan memang masih menjadi dambaan banyak orang.

Dikatakan, gaji seorang pilot, mengambil contoh dari Satrio Dewandono, suami pedangdut Iis Dahlia, hingga mencapai angka Rp. 150 juta per bulan.

Dilansir dari intisari.grid.id, pendapatan kru kabin baik pramugari maupun pramugara junior bisa mencapai Rp. 15 juta per bulan.

Sementara pramugari dan pramugara senior bisa memperoleh gaji hingga Rp. 20 juta per bulan.

Profesi kru kabin ( pramugari/pramugara) salah satu yang banyak diminati dalam industri penerbangan.

Selain karena selalu terlihat cantik dan tampan dalam penerbangan, pendapatan dan peluang jalan-jalannya pun turut menjadi magnet.

Tahapan Seleksi kru kabin Garuda Indonesia

Calon kabin kru dan pilot dilatih teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018). (KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

Dikutip dari Kompas.com, Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia, Linggarsari Suharso, mengatakan terdapat ribuan orang yang mendaftar ketika lowongan kru kabin dibuka.

"Dari ribuan yang daftar itu padahal kita butuh cuman 40an, 70an, banyak peminatnya," tuturnya kepada Kompas.com ketika ditemui di Garuda Indonesia Training Centre (GITC) Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).

1. Pemberkasan

Baca: Inilah Awal Mula Dugaan Selingkuh Ari Askhara Eks Dirut Garuda dengan Pramugari Cantik Terbongkar

Baca: Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI)

Tes masuk kru kabin terdapat beberapa tahapan, yang pertama tentu syarat pemberkasan.

Satu yang paling sulit dimiliki oleh pelamar adalah kemampuan berbahasa Inggris dengan nilai TOEIC 600. 

Setelah berkas tersebut lolos, menurut Linggarsari, yang paling banyak mengugurkan peserta ialah tahap kedua, Body Mass Index (BMI) atau postur tubuh ideal.

"Kan tinggi minimum 160, kalau dihitung BMI-nya sekitar 48-50-an kilo. Ya, di BMI itu banyak yang gugur, bisa 40 persenan. Tinggi kurang 1,5 centimeter aja kita tak bisa ditolerir," terang Yonas, Senior Manager Flight Attendant Garuda Indonesia (GA), dalam waktu dan tempat yang sama.

2. Tes wawancara user, psikotes, dan Bahasa Inggris

Tahapan kedua ialah wawancara user, oleh kru-kru GA, dilanjut dengan tahapan psikotes dan Bahasa Inggris, dalam hari yang sama. 

"Bahasa Inggris itu harus aktif berkomunikasi, presentasi, greetings dan lain-lain. Gugup atau tidak, kebanyakan bengong atau engga pas ditanya. Hasilnya kita umumkan lewat email resmi Garuda, ga ada japri (jalur pribadi) atau apa," tutur Yonas.

3. Medical Check Up

Setelah calon kru kabin menerima email panggilan, Anda bisa bernafas lega, karena tinggal verifikasi data-data yang dinamakan background check.

Pihak HRD akan melihat data-data keluarga, mengecek ulang form-form dan diisi di awal, apakah valid atau rekayasa.

"Setelah dinyatakan lulus, kita masuk ke medical check up. Di sini sangat tidak bisa dimanipulasi, karena diawasi juga oleh otoritas nasional, tidak hanya dari kita," kaya Yonas.

4. Training

 Lolos dari medical check up, tahap terakhir ialah pantukhir atau pemantauan akhir oleh direksi, apakah benar sesuai dengan kompetensi atau tidak. 

"Setelah seleksi awal, masuk tahap ground training di sini, selama empat bulan menginap. Ada pelatihan-pelatihan pelayanan, keselamatan, dan segala macam. Baru flight training," terang Yonas.

Dalam latihan terbang itu, kru kabin pemula harus melalui 10 sektor, contohnya Jakarta-Denpasar yang masuk dalam satu sektor.

Kemudian kru kabin juga harus melakukan penerbangan dua sektor tambahan dari Departemen Perhubungan untuk mendapatkan surat izin.

"Setelah itu baru resmi, total (seleksi) 5-6 bulan," ujar Yonas.

Tips agar lulus menjadi kru kabin 

Calon kabin kru dan pilot dilatih teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018). (KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

Baca: 5 Fakta Kasus Penyelundupan Harley Davidson dan Sepeda Brompton di Pesawat Garuda Indonesia

Baca: Soal Mobil Ferarri Masuk Kargo Pesawat, Garuda Indonesia Katakan Diangkut Secara Legal

Yonas yang juga salah satu tim seleksi kru kabin GA menuturkan, persiapan yang paling utama dan banyak dilupakan ialah keahlian berbahasa.

"TOEIC 600 itu harus, karena regulasi manual book kita semua Inggris," tuturnya.

Selain itu banyak juga yang tidak serius mempersiapkan kesehatan, sehingga gagal menyanggupi standar BMI dari maskapai. 

"Untuk fisik biasanya kita minta diet dulu dari makanan-makanan yang memicu berat badan, nutrisinya dijaga," ucap Yonas.

Ia mengatakan tidak ada daerah yang dominan menghasilkan banyak kru kabin di Indonesia, tidak mengacu pada daerah tertentu. Namun, cenderung merata dan menyesuaikan pada kriteria kompetensi.

(TRIBUNNEWSWIKi/Magi, INTISARi/Afif Khoirul M, KOMPAS/ Muhammad Irzal Adiakurnia)



Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer