Masyarakat Papua mengolah makanannya, menggunakan sagu sebagai bahan utamanya.
Salah satu hasil olahan makanan berbahan dasar sagu adalah papeda.
Baca: Papeda
Baca: Alasan Kuliner Papua Tak Ada yang Digoreng dan Manfaatnya bagi Tubuh
Dikutip dari beberapa sumber, produk makanan berbahan dasar olahan sagu dari Papua yakni:
Papeda merupakan makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi.
Makanan ini bertekstur menyerupai lem atau gel berwarna putih bening, dan disebut sebagai Dao dalam Bahasa Papua.
Papeda dikenal terutama bagi masyarakat adat Sentanu dan Abrab di Danau Sentani dan Arso juga Manokwari.
Masyarakat adat Papua sangat menghargai sagu lebih dari sekedar makanan lezat.
Oleh masyarakat Raja Ampat, sagu dianggap sesuatu yang istimewa, terutama untuk menggelar upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan atas panen (sagu) yang berlimpah.
Bubur Papeda sering kali muncul saat upacara adat Papua yakni Watani Kame.
Upacara tersebut dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang.
Papeda disajikan bersama daging babo dan menjadi makanan wajib disajikan saat upacara kelahiran anak pertama.
Papeda juga disajikan kepada perempuan saat proses pembuatan tato sebagai penahan rasa sakit.
Baca: Ini 5 Makanan Khas Kalimantan Timur, Pernah Cicipi?
Baca: Cakwe (Makanan Tradisional Tionghoa)
Sagu kering memiliki tekstur menyerupai biskuit yang terbuat dari tepung sagu.
Makanan ini memiliki bentuk persegi dan sedikit menjorok ke dalam di bagian atas roti.
Sagu kering memiliki tekstur kasar, sehingga orang Papua biasanya mengonsumsinya dengan merendam sagu kering ke dalam teh manis untuk melunakkan teksturnya.
Sagu kering berwarna kemerahan, dan selain dijadikan makanan pokok juga bisa sebagai pengganti papeda dengan mencelupkan pada ikan kuah kuning.
Bubur sagu merupakan hasil dari sagu kering yang direndam air panas sedikit lebih lama.
Apabila sudah mulai hancur, dapat dilarutkan lebih lembut layaknya bubur bayi.
Bubur sagu memiliki rasa tawar, sehingga untuk dapat mengkonsumsinya dapat dicampur dengan berbagai topping.
Baca: Roti Boy
Baca: Roti Jala Melayu
Sinole merupakan olahan sagu yang paling unik karena memiliki bentuk layaknya kerak telor.
Makanan ini berbentuk seperti kue dadar yang digulung, dengan kulit tebal dan isian padat.
Sinole memiliki bahan utama campuran tepung sagu yang sebelumnya sudah diayak, hingga menghasilkan partikel yang lebih kecil.
Tepung sagu kemudian dicampur dengan parutan kelapa dan adonan tersebut diratakan di atas penggorengan.
Masyarakat Papua memasak Sinole dengan cara di bakar di atas batu.
Makanan Sinole dapat dikonsumsi manis atau asin.
Apabila ingin menggantikan nasi, Sinole dapat langsung dikonsumsi bersama lauk lainya.
Sinole selain sebagai pengganti nasi juga dapat digunakan sebagai makanan penutup dengan taburan gula merah.