Toko Roti Tous Les Jours Indonesia

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Toko roti Tous Les Jours di Korea, bukan sekadar toko roti biasa.

Toko roti Tous Les Jours tergolong dalam Artisan Bakery.

Artisan memiliki arti seseorang yang mampu memproduksi sesuatu dalam kuantitas terbatas, dan membuatnya menggunakan metode tradisional.

Artisan Bakery memiliki arti sebuah konsep pembuatan roti yang memproduksi roti dengan kesegaran tinggi.

Roti yang diproduksi dijual secara langsung di toko, tempat pembuatannya dan selalui dipajang di etalase toko untuk menarik pembeli[1].

Toko roti Tous Les Jours berdiri sejak tahun 1997 di Guri, Korea Selatan.

Toko roti ini pertama kali dibuka di depan gerbang sekolah di Guri, dengan mengusung brand “Every day freshly baked bread and tous les jours”.

Nama Tous Les Jours memiliki arti “Setiap Hari” dalam Bahasa Perancis.

Tahun 1998, Tous Les Jours semakin berkembang dan memasarkan secara waralaba.

Satu tahun kemudian Tous Les Jours resmi membuka cabang tokonya yang ke-100 di tahun 1999.

Tahun 2002 Tous Les Jours mulai memperkenalkan konsep kafe pada toko-tokonya.

Mereka membuak toko, sekaligus menjual berbagai jenis kopi, sandwich, dan jus buah.

Konsep kafe yang diusung membuat merek Tous Le Jours tersebar, hingga didirikannya cabang toko ke-450 di tahun 2003.

Kemudian Tous Les Jours membuka toko pertamanya di Amerika Serikat, dan berhasil meraih keuntungan penjualan sebesar 100 juta won.

Penyebaran Tous Les Jours di dunia semakin meluas.

Toko pertama Tous Les Jours di China dibuka tahun 2005, dan tahun 2007 toko pertamanya dibuka di Vietnam kawasan Ho Chi Minh City.

Toko roti Tous Les Jours akhirnya masuk ke Indonesia tahun 2011, dengan membuka toko pertamanya di Senayan City Mall.

Hingga kini, toko roti Tous Les Jours telah memiliki ratusan gerai yang tersebar di tujuh negara di dunia.

Tous Les Jours merupakan perusahaan bakery, yang mengedepankan kesegaran roti yang diproduksi dengan membuatnya setiap hari langsung di gerai penjualan[2].

Toko roti Tous Les Jours dengan karakteristik roti artisan, membuatnya diproduksi di pabrik kecil dengan tangan dan teknik tradisional.

Selain itu juga memiliki kadar air tinggi, berformulasi ringan, dan melalui proses fermentasi yang lebih lama dari roti biasa.

Konsep roti artisan berasal dari para pembuat roti artisan yang menguasai keahlian, membentuk roti dengan tangan kosong.

Mereka dalam membuat roti menggunakan bahan pembuat roti standar yakni tepung, air, ragi, garam, telur, dan pengembang[3].

Proses pembuatan roti artisan cukup panjang, karena apabila adonan diberikan waktu lebih lama terferementasi akan menciptakan roti dengan kualitas yang lebih baik.

Fermentasi ragi membuat citarasa khas pada adonan, karena berbagai enzim yang terkandung dalam roti artisan diketahui mudah dicerna oleh tubuh.

Beberapa jenis roti artisan yakni:

1.       Baguette

2.       Ciabatta

3.       Focaccia

4.       Roti multigrain dengan ragi

5.       Roti putih dengan ragi

6.       Panettone dan

7.       Brioche

Roti artisan dibakar dengan menggunakan oven perapian, dan oven yang didesain untuk menyebarkan uap dari dan ke ruang pembakaran.

Karakteristik menonjol roti artisan memiliki rupa khas roti pedesaan, dengan topping tepung diatasnya[4].

(*)