Kisah Awal Mula Warung Ayam Geprek Bu Rum yang Melegenda, Berawal dari Permintaan Pelanggan

Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayam Geprek Bu Rum di Yogyakarta.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Makanan bernama Ayam Geprek merupakan makanan fenomenal, sejak tahun 2017 hingga saat ini dan paling dicari masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini warung ayam geprek tersebar, di beberapa daerah dengan kreasi ayam geprek yang semakin beragam.

Variasi berupa penambahan jenis aneka sambal, hingga varian toping berupa keju mozzarella.

Ayam gerpek menjadi dikenal masyarakat, berawal dari kreativitas pembuat pertama ayam geprek yakni Ruminah.

Ruminah (56) merupakan pendiri Warung Ayam Geprek ‘Bu Rum’, yang berada di Kampung Papringan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ruminah (56) pendiri Warung Ayam Geprek Bu Rum, Yogyakarta. (Kompas.com/Silvita Agmasari)


Baca: PaPiong Makanan khas Toraja

Baca: Soto Gobyos Manahan

Ruminah mulai membuat ayam geprek tahun 2003 di warungnya, yang sebelumnya digunakan untuk berjualan lotek dan soto.

Sebagai penjual makanan, Ruminah juga menjual ayam goreng tepung di warungnya yang saat ini menjadi warung ayam geprek ‘Bu Rum’.

Ruminah mengakui, awal pembuatan ayam geprek karena diminta seorang pelanggan warung loteknya.

Pelanggan warung ayam geprek ‘Bu Rum’ didominasi mahasiswa.

Salah satu mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah meminta Ruminah untuk membuat ayam goreng tepungnya diberi tambahan aneka sambal.

Pelanggan Ruminah, menyebut sebagai ayam gejrot, dan ayam ulek, hingga akhirnya Ruminah menyebut sebagai ayam geprek.

Ayam geprek ‘Bu Rum’ dilirik banyak orang, bahkan wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta.

Baca: Selain Nasi Cicak Panggang di Vietnam, Ini 6 Kuliner Ekstrem di China, Malah Bikin Tak Nafsu Makan

Baca: 4 Fakta Tentang Memek, Kuliner Khas Simeulue Aceh yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Sejak saat itu, Ruminah berhasil membuka enam cabang warung ayam geprek di Yogyakarta.

Warung pertama ayam geprek ‘Bu Rum’ berada di Jalan Warung Lor, dan dua warung ayam geprek lain bersebelahan.

Meskipun terdapat warung ayam geprek lainnya, Ruminah mengaku akan tetap bertahan dengan kondisi yang ada.

Ruminah menambahkan, mayoritas pelanggan warungnya adalah anak lama yang sudah tahu kalau ayam geprek berawal dari warungnya.

Warung Ayam Geprek ‘Bu Rum’ dikenal menyajikan makanan, dengan sistem prasmanan sehingga pelanggan mengambil sendiri nasi dan sayur yang diinginkan.

Kemudian memilih potongan ayam, dan meminta jumlah cabai yang ingin digeprek selain itu juga mempersilakan pelanggan untuk mengkreasikan sesuai selera.

Warung ayam Geprek ‘Bu Rum’ memberikan harga satu porsi nasi, sayur, sepotong ayam, dan minuman dibanderol sekitar Rp 15 ribu.

Ruminah baru akan menambahkan biaya, apabila harga cabai mahal dan apabila pelanggan meminta ayam geprek dengan 10 cabai.

Warung Ayam Geprek ‘Bu Rum’ tidak hanya mensajikan ayam geprek, tetapi juga sayur lodeh, terik tahu santan, krecek kulit, tahu, tempe, dan ayam goring tepung (non-geprek).

Warung Ayam Geprek Bu Rum dengan sistem prasmanan. Konsumen boleh ambil nasi dan sayur sesuai dengan porsi masing-masing. (Kompas.com/Silvita Agmasari)

(TribunnewsWiki.com/Ibnu Rustamaji, Kompas.com).



Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer