Kepulan asap kebakaran Hutan Gunung Lawu sempat berkurang pada Sabtu (16/11/2019) pagi.
Meski demikian, menjelang siang hari asap kembali terlihat tebal di hutan bagian utara gunung.
Menurut Kasie Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan Feri Yoga Saputra, 3 titik api di Desa Sukowidi, Desa Bedagung dan Desa Ngiliran mulai bisa dipadamkan petugas gabungan dan masyarakat.
"Di Desa Sukowidi, Desa Bedagung dan Desa Ngiliran sudah bisa dikondisikan, saat ini api naik ke atas,” ujar Feri, dikutip dari kompas.com.
Sejauh ini, upaya pemadaman api masih menggunakan cara tradisional dengan gepyok menggunakan daun dan ranting.
Memang, upaya pemadaman banyak menemuai kendala lantaran sulitnya lokasi kebakaran dijangkau dengan kendaraan pemadam kebakaran.
“Ada beberapa titik blankspot yang sulit terpantau.
Blankspot itu kebakaran di area lembah yang curam.
Tapi, kami terus berupaya memadamkan api,” imbuh dia.
Upaya pemadaman api kebakarn di Gunung Lawu yang terjadi sejak Jumat pagi melibatkan kurang lebih 2.000 personel, terdiri dari TNI, Polri, anggota BPBD, PMI, Polisi Hutan serta warga di 3 desa.
Hingga Sabtu siang, kepulan asap masih terlihat di sejumlah titik di hutan bagian Utara Gunung Lawu.
Sebelumnya, kebakaran hutan di Gunung Lawu terjadi di area Desa Sukowidi yang berbatasan dengan area hutan pinus milik perhutani.
Dari kesaksian sejumlah warga Desa Sukowidi, kebakaran cepat merambat karena tebalnya rumput ilalang kering.
Belum diketahui apa yang menyebabkan kebakaran yang terjadi sejak Jumat (15/11/2019) pukul 08.30 WIB tersebut.
Hutan Gunung Lawu di sisi timur, tepatnya di perbatasan Desa Sukowidi, dengan area milik Perhutani, terbakar pada Jumat (15/11/2019).
Kebakaran terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Kepala Desa Sukowidi Sutopo mengatakan, kebakaran yang terjadi di areal hutan pinus milik Perhutani itu belum diketahui penyebabnya.
“Tidak tahu kalau penyebabnya. Warga, jam 08.30 WIB, melihat kepulan asap dari atas hutan pinus perbatasan antara Sukowidi dengan area Perhutani itu,” ujar Sutopo, Jumat (15/11/2019), dikutip dari Kompas.com.