Gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 23.17 WIB.
Pasca gempa bumi itu, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa.
Dikutip dari Tribunnews.com, BMKG mengatakan gempa ini merupakan jenis gempa menengah yang diakibatkan oleh adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng laut Maluku.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitude 7,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitude 7,1.
Dikutip dari Kompas.com, Episenter gempa bumi dirasakan di beberapa daerah:
Bitung dan Manado IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, banyak orang terbangun),
Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah),
Buol II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman “waspada” untuk daerah Minahasa Utara bagian Selatan (Sulawesi Utara).
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan perihal status waspada terkait gempa 7,1 SR itu.
Ia mengatakan status waspada tsunami merupakan status dengan tingkatan paling rendah.
Pasca gempa tersebut, sempat terdeterksi tsunami di beberapa wilayah.
Dilansir oleh laman BMKG, beberapa daerah tersebut yakni Bitung dengan koordinat tsunami (1.4390,125.190), Jailolo dengan koordinat (1.0570,127.470), serta Ternate dengan koordinat (0.782,127.388).
Ketiga daerah tersebut terdeteksi tsunami dengan ketinggian kurang dari 1 meter.
Wilayah Bitung terdeteksi tsunami dengan ketinggian 0.10 meter.
Sementara di Jailolo terdeteksi tsunami setinggi 0.9 meter.
Dan wilayah Ternate terdeteksi tsunami dengan ketinggian 0.6 meter.
Hingga pukul 01.50 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa susulan.
Gempa susulan itu bermagnitudo 3,2 SR hingga 5,0 SR.
Namun hingga pukul 02.48 WITA dini hari, gempa susulan terjadi di Manado dan beberapa wilayah di Sulut.
Gempa tersebut terasa cukup kuat dan hanya berlangsung beberapa detik.
Wilayah yang merasakan di antaranya, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kota Bitung.
Seperti diberitakan, gempa bumi berkekuatan 7,1 SR mengguncang Maluku Utara pada Kamis, (14/11/2019) pukul 23.17 WIB.
Gempa ini berlokasi 1.67 LU, 126.39 BT atau 137 kilometer (Km) Barat Laut Jailolo-Maluku Utara dengan kedalaman 73 km.
Kepanikan akan tsunami dan gempa susulan melanda warga Kampung Ambon, Luikupang Timur, Minahasa Utara.
Warga pesisir di daerah ini mengevakuasi diri menuju area ketinggian, tepatnya di Gunung Wori pada Jumat, (15/11/2019) dini hari.
Puluhan warga Kampung Ambon mengungsi ke Gunung Wori yang merupakan area ketinggian yang terletak di wilayah Desa Winuri, Likupang Timur.
Area ini berjarak 3 kilometer dari Kampung Ambong, sementara Kampung Ambong sendiri hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai.
Di lokasi Gunung Wori ini, warga kampung lain selain warga Kampung Ambong juga mengungsi dengan menggelar tikar seadanya.
Sementara itu, sejumlah warga mengungsi menggunakan kendaraan sehingga area pengungsian sesak oleh kendaraan.