Pihak kepolisian masih mengembangkan kasus bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) kemarin.
Sejauh ini, Polisi telah mengamankan istri dan kedua mertua pelaku.
Perempuan berinisial DA itu diduga telah menyebarkan paham radikal ke suaminya Rabbial Muslim Nasution alias Dedek.
Hal pula yang memicu Rabbial untuk melakukan aksi meledakkan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Sebelumnya, perempuan ini intens berkomunikasi bahkan bertemu dengan I, narapidana perkara terorisme yang mendekam di Lapas Kelas IIA Tanjung Gusta Medan.
Berdasarkan penelurusan, satu-satunya napi terorisme yang menghuni lapas perempuan itu adalah IPS alias I alias TS alias SBS (38).
Kalapas Kelas IIA Tanjung Gusta, Surta Duma Sihombing mengkonfirmasi hal itu.
Saat ini terpidana tersebut masih mendekam dalam sel penjara di sana.
“Orangnya ada, tapi enggak boleh juga kami ngomong atau infokan apa pun juga.
Harus Densus,” kata Surta, Kamis (14/11/2019), dikutip dari Tribun Medan.
Hanya saja, dia enggan berkomentar ihwal komunikasi I dengan DA.
Dia mengaku tak tahu apa-apa terkait hal itu.
Dia berdalih, tak bisa membicarakan hal itu karena I masih di bawah naungan Densus 88.
“Saya enggak tahu apa-apa.
Tanya langsung Densus 88,” katanya.
Begitupun, menurut Surta, IPS masih berada di Lapas Kelas IIA Tanjung Gusta.
Belum ada petugas Densus 88 Antiteror yang menjemput atau memeriksanya pascaledakan di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2/19) kemarin.
I sendiri dipidana setelah ditangkap terkait rencana bom bunuh diri di Istana Negara pada 2016 lalu.
Dia bahkan disebut-sebut sudah disiapkan sebagai calon eksekutor atau “pengantin” dalam rencana bom bunuh diri di Bali.
Majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada 2017 menghukum IPS dengan pidana penjara selama 4 tahun dan denda Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan.
IPS lalu dipindahkan dari Rutan Mako Brimob, Depok beberapa tahun lalu.
“Di Medan dikasih (setelah kasus) Mako Brimob yang masalah dulu, dikirim kemari. Satu orang saja,” jawabnya.
Sebelumnya, Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, DA diduga lebih dulu terpapar radikalisme.
“Patut diduga DA terpapar lebih dahulu dibandingkan pelaku," kata Dedi kepada wartawan di Mako Brimob Kelapa 2 Depok, Kamis (14/11/2019).
Dedi mengatakan Direktorat Siber Bareskrim Polri mendeteksi adanya komunikasi antara DA dengan salah satu narapidana teroris yang sedang menjalani hukuman di Lapas Kelas IIA Medan.
Mereka berkomunikasi di media sosial. Selain itu, DA juga sering bertemu secara langsung dengan I di Lapas tersebut.
"Napiter atas nama I yang saat ini sedang menjalani proses hukum di Lapas. Si Istri sering mendatangi berkunjung ke Lapas," jelas Dedi.
akta Aksi Bom Bunuh Diri di Medan, Pelaku Diduga Terpapar Radikalisme setelah Menikah, Keberadaan Tak Diketahui
W, teman masa kecil Rabbial alias Dedek mengaku terkejut ketika mendengar kabar sahabatnya itu nekat meledakkan diri di Polrestabes Medan.
W, yang tumbuh bersama Rabbial di wilayah Medan Petisah, mengenal Dedek (24) sebagai sosok baik dan tidak pernah aneh-aneh.
Rabbial pernah menjadi ketua Badan Kenaziran Masjid.
"Pelaku baik, dia pernah jadi ketua BKM (badan kenaziran masjid).
Kami enggak menyangka dia berperilaku seperti itu," kata W disekitar lokasi rumah orangtua pelaku, Rabu (13/11/2019), dikutip dari Tribun Medan.
"Mungkin dia terpapar paham radikal itu bukan disini, tapi setelah menikah," sambungnya.
Setelah menikah dan pindah bersama istrinya ke daerah Medan Marelan, ia jarang mendengar kabar dari temannya itu.
Kesaksian lain yang diberikan oleh W, bahwa temannya semasa kecil itu ternyata tidak tamat sekolah.
"Ya, dia enggak tamat sekolah," jelas W.
Informasi yang dihimpun, telah terjadi aksi bom bunuh diri sekitar pukul 08.45 WIB.
Dimana pelaku masuk ke Mako Polrestabes Medan.
Disebutkan bahwa ada orang yang masuk ke Mako Polrestabes Medan menggunakan atribut ojek online (Ojol).
Tak lama berselang setelah masuk terdengar suara ledakan disekitar Kantin Polrestabes Medan.
Dalam foto yang beredar tampak pelaku sudah meninggal dan dalam bentuk badan yang sudah hancur di bagian perut.
Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.
Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.