Kata Teman Pelaku Bom Bunuh Diri Medan, Hilang Kabar, Diduga Terpapar Radikalisme Usai Menikah

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik ledakan bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Fakta Aksi Bom Bunuh Diri di Medan, Pelaku Diduga Terpapar Radikalisme setelah Menikah, Keberadaan Tak Diketahui

W, teman masa kecil Rabbial alias Dedek mengaku terkejut ketika mendengar kabar sahabatnya itu nekat meledakkan diri di Polrestabes Medan.

W, yang tumbuh bersama Rabbial di wilayah Medan Petisah, mengenal Dedek (24) sebagai sosok baik dan tidak pernah aneh-aneh.

Rabbial pernah menjadi ketua Badan Kenaziran Masjid.

"Pelaku baik, dia pernah jadi ketua BKM (badan kenaziran masjid).

Kami enggak menyangka dia berperilaku seperti itu," kata W disekitar lokasi rumah orangtua pelaku, Rabu (13/11/2019), dikutip dari Tribun Medan.

"Mungkin dia terpapar paham radikal itu bukan disini, tapi setelah menikah," sambungnya.

Setelah menikah dan pindah bersama istrinya ke daerah Medan Marelan, ia jarang mendengar kabar dari temannya itu.

Kesaksian lain yang diberikan oleh W, bahwa temannya semasa kecil itu ternyata tidak tamat sekolah.

"Ya, dia enggak tamat sekolah," jelas W.

Bom bunuh diri Polrestabes Medan. Rabbial, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, berfoto bersama teman-temannya di hari pernikahan.

Informasi yang dihimpun, telah terjadi aksi bom bunuh diri sekitar pukul 08.45 WIB.

Dimana pelaku masuk ke Mako Polrestabes Medan.

Disebutkan bahwa ada orang yang masuk ke Mako Polrestabes Medan menggunakan atribut ojek online (Ojol).

Tak lama berselang setelah masuk terdengar suara ledakan disekitar Kantin Polrestabes Medan.

Dalam foto yang beredar tampak pelaku sudah meninggal dan dalam bentuk badan yang sudah hancur di bagian perut.

Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.

Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.

Mahfud MD: Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Bukan Kecolongan

Menkopolhukam Mahfud MD angkat bicara tentang bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi sekitar pukul 08.45 WIB.

Ia menepis anggapan polisi kecolongan atas ledakan bom bunuh diri tersebut.

Menurut Mahfud, aksi terorisme memang selalu dilakukan dengan mencuri-curi waktu.

"Enggak (kecolongan) lah.

Memang teroris itu selalu nyolong," kata Mahfud saat ditemui di Sentul International Convention Center, Rabu (13/11/2019).

Pelaku bom bunuh diri hancur berkeping-keping di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019)

Mahfud mengklaim, pemerintah hingga saat ini masih mampu menyelesaikan persoalan terorisme.

Sebab, jika tidak, korban yang berjatuhan dipastikan lebih banyak lagi.

Terkait kasus ledakan bom bunuh di Medan ini sendiri, kata Mahfud, aparat kepolisian masih terus melakukan penindakan. Termasuk, mengusut asal jaringan pelaku.

"Kita juga (aksi terorisme) di Medan jaringannya harus dicari.

Bukan hanya satu korban dan mencari yang satu itu dan itu tugas negara untuk hadir di situ," ujarnya.

Mahfud menambahkan, pihaknya tidak hanya mengambil tindakan hukum setelah adanya peristiwa terorisme, tetapi juga melakukan upaya pencegahan.

Pencegahan itu dilakukan pihak kepolisian bersama badan intelijen.

"Jangan sampai menunggu korban.

Kita sudah mati-matian jangan sampai menunggu korban.

Coba kalau nunggu korban jatuh, mungkin sudah banyak peristiwa terjadi," kata dia.

Penelusuran Tribun-Medan.com, identitas pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan diduga adalah RBS alias Dede (24).

RBS alias Dede sehari-hari bekerja sebagai driver online.

Dalam rekaman CCTV tersebut tampak RBS sedang mengenakan setelan jaket hijau kombinasi hitam sedang berjalan mengenakan ransel.

Gambar rekaman CCTV ini beredar di grup WhatsApp, hingga akhirnya pria itu meledakkan diri dan terdengar suara ledakan yang cukup keras di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi.

RBS alias Dede diketahui pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

Di Gang yang memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter yang merupakan rumah orangtua terduga pelaku tampak bercat putih dengan cat pintu dan kosen jendela didominasi warna merah.

Kondisi rumah orangtua Dede, terduga pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan yang disesaki oleh awak media dan warga yang penasaran.

Sedangkan pagar rumahnya tampak cat merah yang sudah terkelupas.

Seorang tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41) mengatakan bahwa selama mengenal Dede, sewaktu lajang dia aktif di organisasi remaja masjid.

"Dia pernah jadi remaja masjid.

Itu dulu dia pas masih lajang.

Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya," kata Maya di dekat rumah pelaku, Rabu (13/11/2019).

"Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan.

Tapi enggak tahu posisi pastinya di mana," sambungnya.

"Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah Dede yaitu sewaktu mereka menikah.

Kami pergi ramai-ramai naik mobil.

Itupun jalannya sudah enggak tanda karena jauh ke Marelan.

"Dia dipanggil Dede pindah semenjak sudah nikah.

Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu," tuturnya.

"Orangtuanya sudah tidak ada.

Jadi anaknya yang sudah berumahtangga dan belum punya rumah tinggal di sini," jelas Maya.

Tak lama berselang, seusai mewawancarai sepupu pelaku, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah keluarga terduga pelaku mengenakan celana keper hitam dan kemeja putih.

Namun, Eko yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan untuk memberikan jawaban atas hasil pemeriksaan yang dilakukan dirinya bersama anggota di dalam rumah keluarga pelaku tersebut.

"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Tribun-medan.com/Andimaz Kahfi



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer