Hasil penyelidikan tim intelijen bentukan Surya Paloh itu disampaikan saat Surya Paloh memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT Ke-8 Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019) malam.
Surya Paloh adalah pendiri dan Ketua Umum Partai NasDem.
Sementara Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan.
"Saya coba kirim intelijen untuk menginvestigasi apa betul Mba Mega sengaja tidak salam saya," ucap Surya Paloh yang membuat hadirin tertawa.
Dari hasil investigasi itu, kata Surya Paloh, hasilnya menyimpulkan Megawati Soekarnoputri tidak sengaja melewati Surya Paloh dan tak bersalaman.
"Hasilnya tidak sengaja," kata Surya Paloh yang langsung disambut tepuk tangan ribuan kader NasDem.
Baca: Kongres NasDem: Surya Paloh Sindir Balik Jokowi hingga Pujian Anies Baswedan
Baca: Surya Paloh Ditanya Soal Sikap Politik Gerindra, Prabowo Potong Jawaban
Sebelumnya, Surya Paloh memberikan sapaan khusus untuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Ia mengungkapkan rasa sayangnya kepada Megawati.
"Dan jangan pernah ragukan lagi betapa sayangnya saya pada Mbak Mega (Megawati,red) saya. Jangan pernah ragukan itu," ucap Surya Paloh yang langsung disambut tepuk tangan kader.
Megawati yang duduk berjejer dengan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Maruf Amin dan Ketua DPR RI Puan Maharani terlihat membalas ucapan itu dengan senyum.
Bahkan, Megawati sempat melirik kearah Presiden Jokowi sambil terus tersenyum.
Puan Maharani yang di duduk disisi kiri Megawati terlihat tertawa mendengar ucapan Surya Paloh.
Megawati seakan tak bisa menutupi senyumnya.
Surya Paloh kemudian menyinggung soal salaman yang tak dilakukan Megawati beberapa waktu lalu.
Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak menyalami Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) pada Selasa (1/10/2019) lalu.
Megawati malah terlihat membuang muka saat melewati Surya Paloh.
Momen itu terekam dalam video tayangan acara pelantikan yang disiarkan Kompas TV.
Penggalan video itu menjadi viral di media sosial.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menuturkan, di kalangan elite politik terlalu banyak intrik dan kecurigaan yang mengundang sinisme.
Bahkan, kata Surya Paloh, sampai-sampai rangkulan sesama teman pun dicurigai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Surya Paloh saat berpidato dalam Kongres Nasdem II yang digelar Jumat (8/11/2019) malam.
"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain."
"Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," kata Surya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat.
Ia juga menyebut bahwa ada yang mencurigai saat sesama politisi saring merangkul.
Kecurigaan itu, kata Surya, merupakan diskursus politik yang paling picisan karena dimaknai dengan berbagai tafsir dan kecurigaan.
"Hubungan, rangkulan tali silaturahmi itu dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," ujar Surya.
Surya Paloh lalu menyebut, sistem demokrasi yang dianut di Indonesia begitu liberal, tetapi penerapannya sangat ortodoks konservatif.
"Kita bilang kita mau maju, tapi kita melangkah ke belakang," katanya.
Dilansir Tribunnewswiki.com dari Kompas.com, Sabtu (9/11/2019), apa yang Surya Paloh sampaikan tentang dirinya yang dicurigai akibat merangkul sesama politisi, seakan merespons Presiden Joko Widodo yang berkelakar soal pelukan hangat antara Surya dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Awalnya, Jokowi menyapa satu per satu para tokoh yang hadir.
Begitu sapaan sampai di Surya Paloh yang hadir sebagai tamu undangan, Jokowi pun menyinggung soal pertemuan Surya dengan Sohibul beberapa waktu lalu.
"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS".
Presiden lalu bicara soal rangkulan Surya Paloh ke Sohibul yang sempat menghiasi headline sejumlah media massa.
"Saya tidak tahu maknanya apa."
"Tetapi rangkulannya itu tidak seperti biasanya."
"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi.
Pernyataan Jokowi itu kembali disambut heboh para kader Golkar yang hadir.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh pun menyindir partai yang mengaku paling pancasilais dan nasionalis namun dalam prakteknya justru bersebrangan dengan nilai-nilai pancasila.
Hal itu disampaikan Surya saat membuka Kongres kedua Nasdem di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
"Pancasila sebagai pegangan kita."
"Tapi kita tidak laksanakan itu, ngakunya partai nasionalis, partai yang pancasilais."
Ya buktikan saja di rakyat yang membutuhkan pembuktian partai mana yang paling menanamkan nilai-nilai Pancasila," ujar Surya.
"Kalau partai yang masih mengundang cynical propaganda yang kosong, mengajak berkelahi satu sama yang lainnya, ah yang pasti itu bukan pancasilais itu," lanjut dia.
Surya mengatakan partai yang pancasilais semestinya tidak menganggap partai yang tak searah sebagai musuh.
Ia mengatakan, semestinya partai pancasilais itu harus merangkul semua partai, termasuk yang berseberangan sikap politik.
"Kalau Nasdem mau dikenal partai pancasilais, pertama rendah hati, rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran kepada teman," ujar Surya.
"Jangan musuhi teman. Itu baru Pancasila."
"Kalau tidak dijalankan yang paling menangis proklamator bangsa ini," lanjut dia.
Dalam Kongres Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turut diundang dalam acara tersebut mengingat kembali masa-masa saat ia menjadi salah satu deklarator yang mendeklarasikan ormas Nasional Demokrat.
Ormas Nasional Demokrat menjadi cikal bakal berdirinya Partai Nasdem.
"Saya ingat di dalam deklarasi waktu itu ketika kami bacakan."
"Bang Surya saya boleh ambil kutipan?" kata Anies meminta izin kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh saat memberikan sambutan pada pembukaan kongres itu.
Anies kemudian membacakan bunyi deklarasi Nasional Demokrat pada 2010.
Menurut dia, bunyi deklarasi itu sangat relevan dengan kondisi saat ini.
"Gerakan Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, kebebasan dengan kesejahteraan."
"Keseimbangan seperti itulah yang harus dituntaskan di Indonesia," kata Anies.
Anies berujar, kalimat dalam deklarasi itu harus diperjuangkan.
Semangat deklarasi 9 tahun lalu itu harus terus dijaga.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya sebelumnya mengatakan, Anies diundang ke Kongres Nasdem selaku gubernur DKI Jakarta dan memberikan ucapan selamat datang kepada peserta kongres.
Willy menyebut Anies diundang dalam kongres karena ia "orang dalam" yang tidak asing untuk Nasdem.