Begini Suasana Sengit Pertempuran di Timor Timur, 30 Prajurit ABRI Dikirim, Cuma 9 Orang Selamat

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini Suasana Sengit Pertempuran di Timor Timur, 30 Prajurit ABRI Berangkat, Cuma 9 Orang Selamat

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Begini suasana sengit pertempuran di Timor Timur, dari 30 ABRI yang berangkat hanya 9 orang yang selamat.

Pengalaman tak terlupakan tersebut dialami oleh para ABRI yang menjalani misi di Timor Timur (Timur Leste).

Pengalaman 30 prajurit ABRI tersebut dikisahkan dalam buku '328 Para Battalion, The Untold Stories of Indonesian Legendary Paratroopers, Setia-Perkasa-Rendah Hati' terbitan Elex Media Komputindo

Mengutip dari Surya.co.id pada Selasa (12/11/2019), dari 30 prajurit ABRI yang diberangkatkan, cuma 9 orang yang pulang dengan selamat.

Baca: Gegara Telegram, Soeharto Pernah Ditempeleng Perintis Kopassus yang Kerap Disebut Panglima Tampan

Baca: Soekarno Pernah Punya Pasukan Pelindung Harimau, Raja Pasukan Elit dan Lebih Ngeri dari Kopassus

Kronologi ceritanya dibeberkan oleh seorang prajurit ABRI bernama Sersan Mayor Didin Somantri.

Didin Somantri merupakan ABRI yang memiliki jabatan Sersan Mayor telah memiliki pengalaman tempur mumpuni sebelumnya.

Ia pernah menjalankan misi di Mapenduma.

Saat operasi di Timor Timur pada tahun 1978 lalu, Didin Somantri dan rekan-rekannya ditugaskan dalam misi perebutan Matabean.

Didin Somantri yang merupakan ahli navigasi darat mengungkapkan, Batalyon 328 saat itu mendapatkan tugas merebut sasaran Matabean.

30 Prajurti ABRI Berangkat Cuma 9 Orang yang Selamat, Begini Sengitnya Pertempuran di Timor Timur (Capture Youtube via Tribun Jambi)

Menurutnya, saat itu selain medan tempur Matabean yang sangat berat, masyarakat setempat menurut Didin juga memiliki posisi yang menguntungkan.

Sebab, dengan kekuatan empat kabupaten, yaitu Bacau, Pile, Langen, dan Los Palos, mereka memiliki posisi yang lebih memungkinkan untuk melemparkan batu dari ketinggian tebing.

"Jadi pertempuran tak seimbang," tulis Didin dalam buku tersebut.

Didin Somantri saat itu mendapatkan tugas sebagai penembak senapan kompi C Peleton 2.

Akibat pertempuran yang tak seimbang itu, sejumlah personel prajurit ABRI pun akhirnya gugur.

"Danton Didi Haryadi gugur. Dari 30 prajurit, yang bisa kembali hanya 9 prajurit," tulis dalam buku tersebut.

Sehingga, bisa jadi yang gugur dalam pertempuran itu mencapai 21 orang.

Ilustrasi - Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) (KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

Dalam buku itu disebutkan, sasaran 7 merupakan sasaran yang paling berat.

Didin Somantri ingat betul, saat itu dirinya diminta mengawal Edi Sudrajat, yang saat itu pasukannya juga masuk ke lereng Gunung Tiba Silo.

Di sana banyak mata-mata orang sipil, bahkan perempuan yang membawa granat.

Maka sebagai pengawal, Didin Somantri yang juga jago bela diri ini tetap siaga.

Halaman
123


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer