Konflik Laut Cina Selatan: Kunjungan Jackie Chan ke Vietnam Batal karena Dianggap Mendukung Cina

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agenda Jackie Chan ke Vietnam dalam acara amal dilaporkan batal lantaran ia dianggap berpihak kepada Cina dalam persoalan sengketa wilayah perairan di Laut Cina Selatan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Agenda kunjungan bintang film seni bela diri, Jackie Chan, ke Vietnam dalam sebuah acara amal dilaporkan ditunda lantaran banyaknya komentar marah dari pengguna media sosial berkaitan dengan konflik sengketa di Laut Cina Selatan.

Aktor kelahiran Hong Kong ini diagendakan untuk mengunjungi Hanoi, Vietnam untuk datang pada acara amal Operation Smile, sebuah kegiatan yang memberikan operasi gratis kepada anak-anak yang memiliki kerusakan di bagian wajah.

Agenda yang telah dipersiapkan ini berujung batal setelah diperkirakan ribuan pengguna media sosial Facebook marah dan membanjiri komentar di laman resmi situs amal penyelanggara kegiatan yang menyebut bahwa Jackie Chan diduga berpihak kepada Cina atas sengketa wilayah perairan Laut Cina Selatan.

Para pengguna media sosial tersebut marah usai penyelenggara menyebut kedatangan Jackie Chan minggu lalu, seperti dilaporkan AFP, (8/11/2019).

Sebelumnya Beijing telah melakukan klaim atas ekspansi wilayah teritorial di Laut Cina Selatan.

Beberapa dari komentar mengklaim bahwa ujaran Jackie Chan pernah mengandung dukungan terhadap Cina dalam hal ini yang disebut Beijing sebagai 'Sembilan Garis Putus / Nine-Dash-Line' yang merupakan klaim Beijing terhadap kawasan perairan di bagian selatan Cina.

Sengketa wilayah perairan di Laut Cina Selatan (SCMP via CSIS Asia Maritime Transparancy Initiative)

 

Jachie Chan Tak Bermaksud Dukung Wilayah Tersebut

Namun demikian, ujaran dan ekspresi Jackie Chan tidak secara eksplisit menerangkan bahwa ia mendukung wilayah tersebut.

Negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, Brunei, dan Indonesia sebelumnya berkompetisi melakukan klaim atas wilayah laut di bagian Cina selatan.

Di beberapa perbatasan laut sering terjadi ketegangan yang cukup memanas antara para penjaga batas laut.

"Kami sangat minta maaf.. Operation Smile tidak akan diadakan dengan melibatkan Jackie Chan", ujar penyelanggara di Vietnam.

Baca: Aksi Jackie Chan dan Jet Li di FIlm The Forbidden Kingdom Tayang di Bioskop Trans TV Jam 21.00 WIB

Baca: Sinopsis Film The Tuxedo yang Dibintangi Jackie Chan, Tayang di Bioskop TransTV Pukul 21.00 WIB

Film Skiptrace yang dibintangi Jackie Chan (IMDb.com) (IMDb.com)

Posisi Vietnam

Vietnam adalah satu dari sejumlah negara di Asia Tenggara yang paling vokal melakukan kritik terhadap isu Laut Cina Selatan yang diklaim oleh Beijing.

Menteri Luar Negeri Vietnam pada Kamis (7/11/2019), mengulangi pengakuannya yang sering dinyatakan terkait isu perbatasan laut, menyebut bahwa 'negara memiliki dasar hukum penuh dan bukti nyata untuk menegaskan kedaulatan 'laut' Vietnam'.

Vietnam Menarik Film Abominable dari Bioskop

Pada awal bulan ini dilaporkan bahwa Hanoi menarik film kartun garapan The DreamWorks, yang berjudul Abominable dari bioskop.

Hal tersebut dilakukan lantaran terdapat adegan yang menampilkan peta wilayah laut dengan klaim 'Sembilan Garis Putus' milik Beijing, Cina.

Sama seperti di Vietnam, fllm Abominable juga tidak ditayangkan di Malaysia setelah pihak distributor menolak untuk memotong adegan kontroversial yang memancing kemarahan tersebut.

Sementara di Filipina, komplain yang sama juga sedang diajukan.

Baca: FILM - Abominable (2019)

Poster film Abominable (2019) (www.imdb.com)

Jackie Chan Berpihak ke Cina?

Sebelumnya, Jackie Chan sempat dituduh berpihak kepada Cina saat terjadinya protes warga Hong Kong usai menyebut kerusuhan yang terjadi di kota kelahirannya dengan mengatakan, "sedih dan stress."

Komentarnya tersebut memicu kemarahan warga di Hong Kong, namun diterima hangat di Cina di mana ia begitu banyak memiliki fans di sana.

Klaim Beijing Atas Laut Cina Selatan

Pada mulanya, Beijing membuat klaim sebagian besar laut di wilayah Laut Cina Selatan dengan penggambaran yang samar, yaitu berdasarkan dari peta pada tahun 1940an yang menyatakan bahwa Republik Cina menganggap telah mengambil pulau-pulau -di wilayah selatan China- dari kekuasaan Jepang.

Bagaimana Sikap Indonesia?

Indonesia sempat melayangkan keinginan untuk mengganti nama kawasan di bagian selatan Laut Cina Selatan.

Nama yang diusulkan adalah menjadi Laut Natuna Utara, seperti dilaporkan Deutsche Welle, (11/9/2017).

Indonesia juga dilaporkan semakin agresif dengan menambah kekuatan militer di Kepulauan Natuna dengan mengerahkan beberapa kapal perang di kawasan tersebut.

Sementara Cina sendiri menyerukan untuk membatalkan rencana penggantian nama kawasan tersebut.

Cina dan Indonesia sebelumnya juga sempat terlibat perselisihan kawasan perairan pada tahun 2016, usai ditangkapkan sebuah kapal nelayan Cina dan awaknya oleh kapal perang Indonesia.

Dilansir Deutsche Welle tahun 2017, Cina setidaknya mempunyai satu kapal induk, dengan pengusaan terhadap 57 kapal selam, 78 kapal fregat dan kapal perusak, 27 korvet, 180 kapal patroli, 52 kapal pendarat, dan 523 kapal penjaga pantai.

Secara garis besar, Cina mempunyai 235.000 pasukan yang terbagi dalam tiga armada.

Merespon klaim Cina, Angkatan Laut Amerika Serikat menantang klaim tersebut dengan mengadakan latihan militer di kawasan yang diklaim milik Cina.

Pihak Indonesia dalam hal ini Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa klaim Cina ihwal sembilan garis putus tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)



Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer