Meski demikian, pengguna media sosial perlu berhati-hati dalam menyikapi konten yang demikian.
Menurut, Kepala UPT Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, S.Psi., M.Si. menjelaskan konten tes kepribadian bisa memicu timbulnya depresi.
Hudaniah menjelaskan, orang yang mendapatkan hasil kepribadian tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, justru akan berakibat buruk pada psikologis orang tersebut.
Apalagi, konten tes kepribadian di media sosial tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Alih-alih memberi pengetahuan terkait dengan kepribadian, konten demikian lebih bisa disebut sebagai konten hiburan.
Umumnya, konten kepribadian di media sosial berupa berbagai gambar, mulai dari gambar abstrak hingga pemandangan alam.
Kemudian, netizen diminta untuk memilih satu dari gambar tersebut.
Setelah memilih, netizen akan mendapatkan gambaran mengenai kepribadian dirinya sesuai objek yang dipilih.
Konten seperti ini tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dengan demikian, hasil yang disuguhkan juga belum tepat.
Baca: Masih Ingat Video Kucing Diberi Ciu? Hasil Autopsi Buktikan Leher dan Tubuh Memar serta Ekor Patah
Baca: DERETAN Foto Menawan Naomi Zaskia, Pacar Sule, yang Digosipkan Sudah Putus: Ini Penjelasan Sule
Hudaniah mencontohkan, seseorang yang memiliki kepribadian ceria, namun dalam tes kepribadian mengatakan hal yang sebaliknya.
Hal seperti inilah yang kemudian bisa memicu masalah.
"Kok aku ndak seperti yang aku pikirkan,"
"Saya orang ceria, tapi kok disini bilanya saya begini,"kata Hudaniah, saat dihubungi lewat telepon oleh Tribunnews pada Selasa (05/11/2019).
Dari kondisi itu, bisa muncul kemungkinan depresi.
Apalagi jika kondisi emosional orang tersebut dalam keadaan yang sedang tidak stabil.
Namun, Hudaniah juga mengatakan tes kepribadian juga bisa memotivasi orang untuk bersikap seperti hasil tes tersebut.
"Bisa setiap hal itu pada dasarnya dua sisi mata uang,"