Lewis Hamilton Persembahkan Gelar Juara Dunia F1 untuk Mendiang Niki Lauda

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lewis Hamilton di Circuit of the America

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pembalap Mercedes AMG Petronas Lewis Hamilton berhasil mengunci gelar juara setelah mendapat podium dua di Circuit of the Amerika, Senin dini hari (4/11).

Dengan 381 poin, Lewis Hamilton tidak dapat disusul Valtteri Bottas yang meraih 314 poin karena hanya ada dua balapan yang tersisa.

Dilansir dari Gridoto.com, Lewis Hamilton mendedikasikan gelar juara keenamnya untuk keluarganya dan legenda F1 yang meninggal Mei lalu, yakni Niki Lauda.

Baca: Niki Lauda

Baca: Lewis Hamilton

Usai mengunci gelar, Lewis Hamilton langsung teringat keluarganya.

"Jujur, ini sangat membahagiakan. Aku merasa lebih bebas dibanding sebelumnya. Aku seperti melihat orang tuaku dan melihat senyum ayahku yang seolah mengatakan semuanya," kata Hamilton dilansir GridOto.com dri Planet F1.

"Dia mendukungku sejak pertama, dan Linda (ibu tiri Hamilton), dan juga ibu kandungku, mereka bekerja sangat keras agar aku bisa ada di sini," tegas Hamilton

Hamilton ingin pergi bersama keluarganya.

"Aku ingin mereka keluar bersama, kupikir ini adalah balapan yang akan sangat kuingat dalam waktu lama, cukup lama untuk berada di sini bersama dan semua bersatu sebagai keluarga," imbuhnya.

Selain keluarganya di rumah, Lewis Hamilton juga berterima kasih dengan rekan-rekannya di Mercedes AMG.

Dukungan penuh Mercedes membuat Hamilton sangat bangga dan bahagia, begitu juga dengan non executive chairman tim Mercedes yang meninggal beberapa waktu lalu, Niki Lauda.

Baca: Juan Manuel Fangio

Baca: John Surtees

"Kehormatan bekerja untuk tim ini dan semua yang membuat performa hebat seperti hari ini. Aku merindukan Niki, dan kutahu sekarang dia akan mengangkat topinya," tambah Hamilton.

"Kemarin dia pernah bercanda bahwa dia membayarku terlalu mahal tapi hari ini dia akan mengangkat topinya Aku tidak akan di sini jika tidak ada Niki. Semangatnya di sini dengan kami," jelasnya.

Niki Lauda adalah legenda F1 yang meninggal pada 20 Mei lalu.

Pembalap Austria ini disebut sebagai satu di antara pembalap F1 terbesar sepanjang masa.

Berikut profil Niki Lauda yang dilansir dari Tribunnewswiki:

Niki Lauda adalah legenda balap asal Austria yang menjuarai Formula One pada  1975, 1977 dan 1984.

Niki Lauda disebut sebagai satu di antara pembalap F1 terhebat sepanjang Masa.

Sampai saat ini, Niki Lauda adalah satu-satunya pembalap yang dapat menjuarai F1 bersama Ferrari dan McLaren.

Niki Lauda mengalami kecelakaan besar di GP Jerman 1976, namun dia berhasil selamat meski mobilnya terbakar.

Pembalap Austria ini memiliki maskapai penerbangan, yakni Lauda Air, Niki, dan Lauda.

Niki Lauda pembalap F1 Austria (Grandprixhistory.com)

Kehidupan dan awal karier

 Andreas Nikolaus Lauda lebih dikenal sebagai Niki Lauda lahir pada 20 Februari 1949 dari pasangan Elisabeth dan Ernst-Peter Lauda.

Dia berasal dari keluarga berada, orangtuanya memiliki bisnis pembuatan kertas.

Niki sudah memiliki ketertarikan dengan mobil sejak kecil.

Ketika remaja, dia mendapat Volkswagen Beetle dan mengendarainya di lahan keluarganya.

Niki membalap pertama kali di sebuah ajang hill climb pada 1968, menggunakan Cooper.

Dia berhasil meraih posisi kedua di kelas yang dia ikuti.

Namun, ayahnya tidak setuju anaknya berkarier di dunia balap.

Niki tetap membalap di hill climbs dan Formula Vee walaupun dilarang ayahnya.

Dia sempat ingin membalap di Formula 3, namun membatalkannya dan memilih mengikuti Formula 2.

Karena reputasi bisnis orangtuanya yang baik, Niki berhasil mendapat pinjaman bank untuk bisa membalap di Formula 2 pada 1971 bersama Tim March.

Tahun setelahnya, Niki membalap di F1 dan F2 (kombinasi).

Niki menikahi Marlene Knaus pada 1976, tetapi bercerai pada 1991.

Mereka memiliki dua anak laki-laki, Mathias dan Lukas.

Pada 2008, dia menikahi Birgit Wtzinger dan memiliki dua anak.

Pada 1973, Niki sempat bergabung dengan Tim BRM, namun tim tersebut sedang mengalami kemunduran.

Setahun kemudian, Niki mendapat kontrak di Scuderia Ferrari.

Pada debut pertamanya untuk Ferrari di GP Argentina, Niki berhasil finish di posisi kedua.

Kemenangan perdananya diraih pada GP Spanyol.

Niki sempat meraih enam pole positon berturut-turut, namun kurangnya pengalaman dan masalah reliabilitas mesin menahannya dari kemenangan.

Dia berhasil menyelesaikan debut musimnya di Ferrari di peringkat keempat.

Awal musim 1975 dijalaninya dengan lambat, dia tidak bisa finish lebih baik dari lima besar pada empat race pertama.

Namun, secara spektakuler, dia berhasil memenangkan empat dari lima race selanjutnya, menggunakan Ferrari 312T yang baru.

Niki mengunci gelar juara pertamanya di GP Monza.

Tidak hanya itu, dia juga memecahkan rekor sebagai pembalap pertama yang berhasil mengelilingi Nurbruging Nordschleife di bawah tujuh menit.

Niki sering memberikan tropi-tropi yang dia menangkan ke sebuah bengkel lokal.

Sebagai gantinya, mobil Niki akan dicuci dan diservis dengan gratis.

Pada musim 1976, dia bertarung melawan James Hunt untuk mempertahankan gelar.

Niki berhasil memangkan lima dari sembilan race pertama, namun dia mengalami kecelakaan besar di GP Jerman, Nurbruging.

Seminggu sebelum GP Jerman dilaksanakan, dia mendorong teman-temannya agar memboikot race.

Dia merasa Sirkuit Nurbruging tidak memenuhi persyaratan keamanan.

Namun, race tetap dilanjutkan.

Pada lap kedua, mobil Niki crash, keluar jalur, dan menabrak pembatas.

Mobilnya langsung terbakar dan tertabrak mobil yang dikendarai Brett Lunger.

Niki terjebak di mobil dan tidak dapat keluar.

Dia akhirnya berhasil dikeluarkan oleh Arturo Merzario, pembalap March.

Niki menderita luka bakar di kepala dan menghirup gas beracun yang merusak paru-paru dan darahnya.

Dia dibawa di rumah sakit dan kemudian koma.

Niki bahkan sempat diberikan ritus terakhir.

Namun, Niki berhasil selamat dan secara menakjubkan berhasil membalap kembali hanya dalam waktu enam minggu.

Niki gagal mempertahankan gelar juaranya, hanya berselisih satu poin dari James Hunt.

Pada musim selanjutnya, Niki berhasil merebut kembali gelar juaranya, meski sempat bermasalah pada awal musim.

Karena merasa ada tekanan di Ferrari, dia memutuskan meninggalkan kuda jingkrak Maranello dan bergabung dengan Brabham-Alfa Romeo pada 1978.

Performa Niki menurun jauh di tim tersebut dan memutuskan pensiun pada 1979.[6

 
Kembali ke F1
 
Pada 1982, Niki kembali ke F1 setelah dibujuk oleh Ron Dennis.

Kali ini dia membalap untuk McLaren dan meraih kemenangan pertamanya setelah lama absen di Long Beach.

Dia memenangkan GP Austria dan menjadi orang Austria pertama yang memenangkannya.

Niki berhasil kembali meraih gelar juara pada musim 1984 bersama Mclaren.

Setahun kemudian, dia mengumumkan pensiun di GP Austria

 
Kehidupan selanjutnya
 
Niki mendirikan maskapai Lauda Air yang mulai beroperasi pada 1985.

Pada 1991, Lauda Air memiliki 550 pegawai dan omset £40 juta .

Namun, satu di antara Boeing 767 miliknya crash setelah take-off di Bangkok.

Maskapai ini diakuisisi Austrian Airlines pada 2000 setelah Niki bekerja sebagai konsultan F1 di Ferrari.

Pada 2001 dan 2002, dia menjadi Team Principal di Jaguar Racing.

Dia ditunjuk menjadi non-executive chairman di Mercedes GP Team pada 2012.

Niki Lauda pada 2011 (Wikicommons Waerfelu)

Kematian

Niki Lauda meninggal dalam tidurnya pada 20 Mei 2019 di University Hospital of Zürich.

Sebelumnya, dia menjalani perawatan dialisis karena ginjalnya bermasalah.

Pemakamannya di St Stephen's Cathedral, Wina, dihadiri banyak pembalap F1, di antaranya Lewis Hamilton, David Coulthard, Nico Rosberg, Alain Prost, Valtteri Bottas, Nelson Piquet, Gerhard Berger, Jean Alesi dan Jackie Stewart.

(GRIDOTO.COM/ Rezki Alif Pambudi/TRIBUNNEWSWIKI.COM/Febri)



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer