Mengutip dari Kompas.com, Minggu (3/11/2019), seorang politisi di Ukraina terciduk menghubungi PSK saat sidang parlemen.
Bohdan Yaremenko, ketua komite luar negeri, tertangkap kamera ketika hadir di Verkovna Rada tengah membahas harga dan layanan seks.
Politisi berusia 48 tahun tersebut bahkan melihat foto PSK yang tersedia di aplikasi Tinder, dilansir Kompas.com dari Newsweek.
Ketika cerita itu tersiar, Yaremenko awalnya membenarkan aksinya di Facebook, dengan menyatakan dia sengaja melakukannya untuk mempermalukan jurnalis yang mengkritiknya.
Tak lama kemudian, ia meminta maaf dengan menyatakan bahwa segala aksinya benar-benar memalukan.
"Saya ingin meminta maaf kepada semua pihak. Mulai dari istri saya, sidang parlemen, hingga presiden (Volodymyr Zelensky)," jelasnya.
Akibat hal tersebut, banyak kalangan yang kemudian menyindir politisi tersebut.
Seperti penulis Andriy Kokotyukha yang menyebut aksi Yaremenko "jauh lebih aman" daripada inisiatif terkait Rusia.
Yaremenko adalah salah satu sosok yang mendukung upaya Ukraina untuk berdamai dengan Moskwa, yang kemudian direspons marah oleh publik.
Sementara blogger Serg Marco menulis di Facebook menyatakan dia tidak melihat perbuatan Yaremenko salah.
Tapi dia ingin mendengar pandangan mereka soal prostitusi.
Baca: Pendapat Para Politisi Terkait Wacana Menteri Agama Fachrul Razi Larang Penggunaan Cadar
Baca: PSK Cantik Lagi Expo Tewas Mengenaskan: Tamu Ketiga Tahan Lama & Kalap saat Ditolak Main Lama
"Saya pikir ini waktu yang tepat untuk menanyakan kepada Tuan Yaremenko apa dia pikirkan soal legalisasi PSK, pajak, dan jaminan sosial bagi mereka," kata Marco.
Partai Pelayan Rakyat tempat Yaremenko bernaung, yang terpiih untuk memerangi korupsi dan penyogokan, bakal memutuskan nasibnya.
Menurut pemimpin partai David Arakhamia, Yaremenko bisa keluar dari komite luar negeri, mundur dari faksi, hingga meninggalkan parlemen.
September lalu, politisi lain dari Partai Pelayan Rakyat Olena Krivoruchkina tertangkap mengirim pesan nakal kepada pasangannya.
Pelajar booking PSK lewat aplikasi MiChat
Dilansir TribunJogja.com, seorang pekerja seks komersial (PSK) bernama Baby mengaku bahwa ia menjalankan jasa seks komersial melalui aplikasi MiChat.
Perempuan 21 tahun asal Jawa Barat itu baru 6 bulan berada di Kota Semarang.
Menurut Baby, MiChat bukan aplikasi pertamanya untuk meraup pundi-pundi pengguna jasa esek-esek itu.
"Gue dulu mulai pakai BeeTalk waktu masih di Jakarta. Terus akun gue kena banned (blokir), ada yang nglaporin. WeChat pernah juga. Lalu di Semarang ini pakainya MiChat," ujarnya
Beby menjelaskan bahwa ia hanya memajang foto yang menampilkan body-nya saja.
Sementara, untuk wajah ia masih menutupinya dengan emotikon.
Baca: Kenal Lewat Tinder, Pria Diciduk Polisi setelah Wanita Merasa Dimanfaatkan untuk Berhubungan Badan
Baca: TERBONGKAR Jaringan Prostitusi Internasional di Cianjur: Tawarkan PSK ke WNA Pakai Mobil Keliling
"Lu tau itu body gue kan? Cuman soal wajah gue ga berani buka, gue tutupi emotikon. Gue belum berani vulgar menampakkan wajah. Bisa dimatiin abah kalau ketahuan," ujarnya.
Baby juga mengungkapkan pernah tertipu calon pengguna jasanya.
Cerita yang paling menggelikan bagi dia saat tertipu bocah SMP di Semarang.
"Foto profilnya cakep. Ibarat gue gausah dibayar pun gue ikhlas dapet cowok secakep itu. Kami tukeran WA (Whatsapp)."
"Dia bilang mau BO (booking) gue, dan dia beneran bayar DP Rp 200 ribu dari m-banking. Tahu-tahu batal, lalu dia video call, ternyata masih bocah, SMP katanya sambil ketawa-tawa," ucapnya sembari menguraikan rambutnya.
"Heran aja, dia masih bocah kok udah tahu BO sama udah bisa transfer uang? Kalau logisnya belum bisa dia buat rekening tanpa KTP kan?" tambah Baby.
Sementara di Lampung, seorang PSK online mengaku tunggu tamu di tempat karaoke.
Bahkan, ia memberikan pelayanan di tempat karaoke tersebut.
Baca: FAKTA Baru Prostitusi Online Putri Amelia: Tarif Booking Sama Vanessa Angel, Incar Pengusaha Tajir
Namun, lokasi pelayanan PSK online di Lampung tersebut bisa berpindah ke indekos apabila pria hidung belang menawarnya lebih murah.
Hal tersebut diungkap seorang PSK online di Lampung yang diwawancara reporter Tribun Lampung.
Praktik prostitusi online semakin marak di Provinsi Lampung.
Para PSK online Lampung memanfaatkan aplikasi media sosial MiChat untuk menjalankan aksinya.
Di aplikasi tersebut, para PSK tersebut secara terang-terangan menjajakan diri.
Selain memasang foto profil berbusana seksi atau bergaya vulgar, mereka pun mencantumkan kode khusus jika bisa "dipakai".
Kode tersebut seperti, BO (booking order), DP (down payment) dulu, COD Langsung, No PHP, No Pance, dan sebagainya.
Polda Lampung menyatakan praktik prostitusi online melanggar peraturan.
Para pelaku bisa dijerat UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).