Setelah sebelumnya mengonfirmasi kematian al-Baghdadi, dalam siaran radionya, ISIS mengutarakan turut berduka.
"Kami berduka untukmu, pemimpin orang-orang beriman," kata Abu Hamza al-Quraishi - yang juga sebagai juru bicara baru kelompok ISIS - dalam pernyataan di radio, seperti dilansir oleh AFP, (1/10/2019).
Nama Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebelumnya jarang disebut menjadi pemimpin besar kelompok ISIS usai terbunuhnya Abu Bakar al-Baghdadi.
Seorang sejarawan Irak sekaligus peneliti urusan strategis dan keamanan, Hisham al-Hashemi mengaku tidak terlalu tahu sosok Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi.
Baca: Al-Baghdadi Meledakkan Dirinya, Pentagon Rilis Foto & Video Penyerbuan Tentara AS ke Markas ISIS
"Kami tidak terlalu tahu banyak tentang dia, kecuali dia adalah hakim utama ISIS dan dia memimpin Komite Syariah (hukum Islam)", ujar Hisham.
Dalam siaran radionya, juru bicara ISIS mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat.
Apalagi setelah Presiden AS, Donald Trump sempat mengumumkan kematian Baghdadi di televisi dalam pernyataannya di Istana Negara.
"Dia tewas setelah berlari ke dalam lubang yang buntu, merintih, menangis, dan menjerit sejadi-jadinya", ujar Trump, Minggu, (27/10/2019).
Trump menambahkan dalam siarannya bahwa al-Baghdadi 'mati seperti anjing'.
Menanggapi pernyataan ini, Juru bicara baru ISIS juga menyebut Trump sebagai 'orang tua yang bodoh.
Ia memeringatkan Amerika Serikat bahwa pendukung ISIS akan balas dendam atas kematian Baghdadi.
"Jangan terlalu senang Amerika. Yang baru terpilih ini (pemimpin baru ISIS) akan membuatmu lupa atas kengerian yang kau buat ... dan (ISIS) akan membuat segala pencapaian Baghdadi (selama ini) akan terasa manis," kata Abu Hamza al-Quraishi.
Baca: Pimpinan ISIS Tewas, Pengamat Ingatkan Ancaman Terorisme di Indonesia Bakal Lebih Serius
Pemimpin baru ISIS ini juga menyerukan agar dengan segera membebaskan para pejuang yang ditawan di penjara Suriah dan Irak.
Sebelumnya, pasukan Suriah-Kurdish (sekutu AS) diberitakan telah menahan sekitar 12.000 orang yang diduga merupakan anggota ISIS.
Mayoritas narapidana tersebut adalah orang-orang Irak dan Suriah, namun juga mencakup sekitar 2.000 orang asing yang berasal dari berbagai negara.
Sebelumnya, dengan menggunakan bantuan udara dan logistik yang dikomando oleh Amerika Serikat, pasukan Irak dan Suriah telah berhasil merebut kembali wilayah yang hilang akibat ulah ISIS pada tahun 2014.
Para pejuang ISIS yang baru terbentuk pada tahun itu juga dilaporkan telah melenyapkan sebagian besar wilayah Sunni (aliran Islam) di Irak dan Suriah dengan mendeklarasikan "Kekhalifahan" yang jangkauannya telah meluas ke wilayah sekitar dan hampir sama ukurannya dengan Inggris Raya.
Sebelumnya Pentagon merilis rekaman video yang menunjukkan serangan terhadap pemimpin kelompok ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Jenderal Korps Marinir Kenneth F. McKenzie, selaku Komandan Pusat Komando Amerika Serikat merilis rekaman video ini pada jumpa pers, Rabu, (30/10/2019).
Dalam laporan Fox News (31/10/2019), McKenzie mengatakan, pasukan khusus Amerika Serikat memberi perlawanan dengan menyerang sejumlah kompleks pertahanan ISIS di Suriah Utara, pada Sabtu lalu waktu setempat dan berakhir saat Baghdadi meledakkan dirinya sendiri menggunakan rompi peledaknya.
Secara keseluruhan, serangan pasukan Amerika Serikat menewaskan 6 anggota ISIS: 4 perempuan, dan seorang pria.
McKenzie juga memberi klarifikasi bahwa ledakan rompi dari al-Baghdadi juga menewaskan dua orang anak yang dibawa bersamanya ketika tentara AS menjemputnya.
Diakui oleh McKenzie bahwa bocah yang dibawa al-Baghdadi berumur di bawah 12 tahun.
"Dia (al-Baghdadi) merayap dalam sebuah lubang dengan dua anak kecil dan meledakkan dirinya sendiri saat orang-orangnya mulai diserang oleh sejumlah pasukan AS," ujar MzKenzie.
Baca: Klaim Sudah Bunuh Pemimpin ISIS, Trump Gambarkan Al Bagdhadi Mati bak Anjing: Menangis dan Menjerit
Dilansir oleh CNN, video pertama diambil dari udara melalui drone memperlihatkan pasukan komando mendekati markas al-Baghdadi.
Kemudian terdapat video yang menunjukkan sejumlah serangan kombatan dari bawah kepada pasukan helikopter di atas, sebelum kemudian dilenyapkan oleh rentetan peluru dengan menggunakan Pesawat US F-15 Fighter Jets dan MQ-9 Reaper Drones untuk membombardir lokasi saat sudah jelas dikonfirmasi.
Saat serangan udara diluncurkan, dalam video tersebut juga memperlihatkan para kombatan berhamburan.
Video selanjutnya memperlihatkan Pasukan Delta AS mendekati markas al-Baghdadi dari dua arah.
Operasi khusus AS menggunakan amunisi taktis untuk meledakkan sejumlah lubang-lubang di beberapa dinding yang ada di markas.
Pasukan AS juga masuk dengan menggunakan bantuan unit anjing K-9.
McKenzie juga menjelaskan bahwa beberapa orang - non kombatan - sempat melarikan diri dari markas al-Baghdadi.
Mereka telah diperiksa apakah membawa senjata atau peledak sebelum kemudian dilepaskan usai penggerebekan di markas al-Baghdadi.
Kelompok yang bukan kombatan diperlakukan secara manusiawi, termasuk 11 anak-anak yang dijauhkan dari markas tersebut, seperti dilaporkan McKenzie.
"Terlepas dari serangkaian kekerasan dalam penyerbuan, segala upaya dilakukan untuk mencegah adanya korban dari sipil, dan untuk melindungi anak-anak yang kami curigai ikut berada di dalam markas", ujar McKenzie.
Baca: Pemimpin ISIS Al-Baghdadi Dikabarkan Tewas karena Serangan AS di Suriah
Kematian al-Baghdadi merupakan pencapaian terbesar dalam pertarungan melawan ISIS yang telah merusak sejumlah wilayah di Suriah dan Irak serta berusaha membuat kampanye global dengan mengusung "kekhalifahan".
Sebaliknya, kampanye Amerika Serikat bersama sejumlah pasukan sekutu berhasil mengambil sejumlah wilayah kekuasaan teritorial kelompok tersebut.
Namun demikian, ideologi yang membenarkan kekerasan tersebut masih berlanjut dan terus menginspirasi serangan-serangan lain.
Tewasnya al-Baghdadi sebelumnya berhasil diidentifikasi berdasarkan uji DNA yang dilakukan di tempat.
Jenazah Baghdadi kemudian dibuang ke laut.