Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - dr. drh. Mangku Sitepoe adalah seorang dokter hewan alumnus Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan Universitas Gadjah Mada (1963) dan dokter umum alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (1978).
Pada awalnya, Mangku hanyalah berkarier sebagai seorang dokter hewan.
Karena banyak orang datang ke dia untuk minta diperiksa, maka Mangku memutuskan berkarier sebagai dokter umum.
Mangku Sitepoe dikenal sebagai dokter yang dermawan karena hanya sering melakukan praktik gratis atau sangat murah.[1]
Baca: Memasuki Musim Pancaroba, Berikut Ini Tips Agar Tubuh Tetap Fit dan Terhindar dari Penyakit
Baca: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day)
Kehidupan dan Pendidikan
Mangku Sitepoe lahir di Lau Tepoe, Sumatera Utara pada 22 September 1935.
Pada 1963, Mangku Sitepoe lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Mangku Sitepoe juga berhasil lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada 1978.
Selain itu, Mangku juga pernah mengikuti Dairy Production Diploma in Dairy Training and Research Institute di Los Banos, Filipina (1971) dan Dairy Production Diploma in Landborg Hogere Scole di Viborg Denmark di bawah Food and Agrucultural Organization (FAO).[2]
Baca: Penyebab Suhu Udara Panas di Sebagian Wilayah Indonesia dan Waspadai Dampaknya untuk Kesehatan
Baca: BPJS Kesehatan Tersandung Gambar Joker dan Disomasi, Alasan Manfaatkan Momentum
Karier
Mangku Sitepoe pernah menjadi Kepala Dinas Kehewanan Kabupaten Langkat di Binjai, Sumatera pada 1963-1981.
Dia kemudian menjadi Kepala Dinas Peternakan Karesidenan Bojonegoro di Tuban, Jawa Timur 1981–1986. [3]
Selain itu, pada 1992-2004, Mangku menjadi Komisi Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner dari Departemen Pertanian (1992–2004).
Mangku dikenal sebagai dokter yang dermawan.
Pada awalnya, Mangku berkarier sebagai dokter hewan karena dia alumnus Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Namun, di kampungnya, orang-orang selalu minta diperiksa Mangku, padahal sudah dijelaskan bahwa dia dokter hewan, bukan dokter manusia.[4]
Hal ini terjadi karena di Langkat memang kekurangan dokter, hanya ada satu dokter di sana.
Pada waktu itu, dia hanya mengobati mereka secara sukarela atau tidak dibayar.
Banyak warga yang membalas budi Mangku dengan membawakan buah musiman, misalnya durian, kelapa, maupun beras.[5]
Mangku kemudian memutuskan kuliah kedokteran umum di Universitas Sumatera Utara ketika berumur 40 tahun.
Setelah berhasil lulus pada 1978, dia menjadi spesialis penyakit bawaan yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Dia juga menulis beberapa buku tentang subjek ini.
Ketika pensiun pada 1995, Mangku mulai mempertanyakan apa yang sudah dia perbuat untuk orang-orang sekitarnya.[6]
Berangkat dari perenungan ini, pada tahun yang sama, Mangku bersama empat temannya, yakni Iwan Darmawansyah (farmakolog lulusan Universitas Indonesia), Pastor Bertens (guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta), Gunawan (pengusah dari Semarang), dan Wijanarko (mantan staf pribadi Presiden Sukarno), melakukan kegiatan sosial, yaitu pengobatan gratis.
Mereka semua dalah anggota jemaat Gereja Santo Yohanes Penginjil.
Selain melakukan evaluasi, mereka menilai kegiatan sosial akan lebih terasa jika dilakukan secara berkelanjutan.
Yayasan gereja kemudian memfasilitasi bangunan agar dijadikan klinik di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Klinik tersebut mulai beroperasi pada September 1995.
Ketika pertama kali beroperasi, tidak ada tarif yang diberikan pada pasien.
Biaya operasional klinik ditanggung dengan uang pribadi mereka dan para donatur.
Saat itu, ratusan pasien datang ke klinik tersebut.
Namun, pihak yayasan pada 2003 mengeluarkan tarif Rp 2.500 karena ada informasi bahwa beberapa pasien justru menjual obat-obatan yang didapatkannya secara gratis di klinik.
Tarif ini naik menjadi Rp10.000 pada 2015, tetapi jika pasien tidak mampu membayar, mereka tidak perlu mengeluarkan uang.[7]
Karya dan Penelitian
- Kolesterol Fobia (1992)
- Nyaman dengan Hewan Kesayangan (1995)
- Penyakit Jantung dan Usaha Pencegahannya (1997)
- Sapi Gila (2001)
- Produk Rekayasa Genetika (2002)
- Kekhususan Rokok Indonesia (2004)
- Melawan Influenza (2009)
- Bioterorisme: Skandal Impor Daging (2013).
- Kolesterol Fobia, 1992
- Hidup Nyaman dengan Hewan Kesayangan, 1995
- Air untuk Kehidupan 1997
- Usaha Mencegah Pencemaran Udara 1997
- Kolesterol Fobia, 1992
- Hidup Nyaman dengan Hewan Kesayangan, 1995
- Air untuk Kehidupan 1997
- Usaha Mencegah Pencemaran Udara 1997
- Air untuk Kehidupan 1997
- Usaha Mencegah Pencemaran Udara 1997[1]
- Pengaruh Minyak Kelapa Sawit terhadap Kadar Kolesterol di Dalam Darah Manusia (1994)
- Minyak Goreng Jelantah, Hemat, Sehat dan Nikmat (2003)
- Menggerakkan Hati Nurani melayani Kesehatan bagi Mereka Berpenghasilan Rendah (2002)
- Seksualitas sebagai Alat Perekat Perkawinan (2005)
- Minyak Goreng Jelantah, Hemat, Sehat dan Nikmat, 2003
- Mendapatkan Harga Obat yang Wajar (2007)
- Tuberculosis treatment at rural Indonesia (2007)
- Corat-coret Anak Desa Berprofesi ganda (2008)
- Melawan Influenza A (H1N1) (2009)
- Kontroversi UU no.18 tahun 2009 (2009)
- Kontroversi Penanggulangan Penyakit Flu Burung di Indonesia (2010)
- Mengenal Dokter Hewan Lulusan Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan Universitas Gadjah Mada (2011)
- Otoritas Veteriner di Indonesia (2012)
- All about Diseases (2001)
- Better Sex (2001) [2]