Yusril Ihza Mahendra dan Ali Ngabalin awalnya disebut-sebut calon kuat menteri Jokowi jilid II, namun ternyata namanya tak ada saat pelantikan kabinet.
Yusril Ihza Mahendra yang merupakan pendiri Partai Bulan Bintang (PBB) itu sebelumnya merupakan salah satu orang yang banyak menyampaikan pandangan kritis kepada Presiden Jokowi.
Bahkan namanya merupakan sosok yang berada di kubu Presiden Jokowi saat Pilpres 2019 lalu.
Baca: Yusril Ihza Mahendra
Baca: Ali Mochtar Ngabalin
Meskipun tak masuk di kabinet Jokowi-Ma'ruf, namun ternyata Yusril Ihza Mahendra masih tetap di kubu tersebut.
Dilansir oleh Tribunnews.com, Yusril Ihza Mahendra mengaku tak pernah mendapatkan tawaran apapun untuk mengisi jabatan salah satu pos menteri di kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin.
Yusril mengaku tak kecewa lantaran dirinya memang tak pernah meminta menjadi menteri.
Ia kemudian mengucapkan selamat bekerja kepada Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin atas pelantikan kedua beliau.
Sekaligus ucapan selamat kepada para menteri, anggota Kabinet Indonesia Maju yang dilantik Rabu (23/10/2019).
Dengan pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Yusril mengatakan tugasnya sebagai penasehat hukum sebagai Capres dan Cawapres juga sudah selesai.
Yusril selanjutnya akan tetap menjadi advokat profesional sesuai sumpah jabatan advokat.
“Menjadi advokat adalah profesi yang selama ini saya tekuni. Nampaknya inilah ladang tempat saya mengabdi kepada negara dan bangsa," ucap Yusril Ihza Mahendra, dikutip TribunnewsWiki dari Tribunnews.com.
Yusril pun berharap dalam Kabinet Menteri, pembangunan norma hukum akan menempuh jalan yang benar.
Begitu pula penegakan hukum. Salah satu agenda penting bangsa ini, lanjut Yusril adalah pembenahan masalah hukum.
"Yang dibutuhkan oleh sebuah bangsa untuk maju adalah adanya norma hukum yang adil, rasional, sistematik dan harmoni satu sama lainnya," kata dia.
Baca: Jabatan Menteri Tidak Menarik bagi 3 Figur Ini, Berani Tolak Tawaran Jokowi: Sampai 4 Kali Nolak
Baca: AHY Buka Suara saat Namanya Tak Masuk dalam Jajaran Menteri Jokowi-Maruf, Ini Pesannya
Jangan sampai, katanya terjadi tabrakan antar norma hukum.
Kepastian hukum harus terjamin dengan penegakannya yang konsisten.
Meskipun dirinya kini berada di luar pemerintahan, Yusril mengatakan dia tetap akan membantu pemerintah jika dibutuhkan.
“Saya tetap akan menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan berharap pemerintahan Joko Widodo periode kedua ini sukses membawa bangsa dan negara menuju kejayaan,” kata Yusril.
Sebelumnya Ali Ngabalin juga sempat disebut oleh Dahnil Azhar bahwa posisinya terancam di Istana.
Hal tersebut karena dirinya tak dijadikan menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Haris Azhar, seorang penggerak HAM menyebut bahwa posisi Ali Ngabalin terancam lantaran Prabowo Subianto masuk dalam kabinet.
Dengan hal itu pasukan dari Prabowo bisa saja masuk ke istana.
Namun, Ali Ngabalin menjawab tuduhan itu dengan tak perlu meragukan posisinya di Istana.
Hal tersebut disampaikan di acara program acara Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne, Selasa (22/10/2019).
"Jadi bang Haris Azhar, tidak usah antum ragu kalau nanti saya kehilangan panggung dengan adindaku (Dahnil Anzar), tidak, kami ini sama-sama berbagi, dan kami ini sama-sama kader muhammadiyah, saya pemuda muhammadiyah, dia pemuda muhammadiyah, saya kakaknya tidak usah ragu itu bang, untuk kepentingan negara," jawab Ali Ngabalin.
Kemudian Ali Ngabalin tampak bersalaman dengan Dahnil Azhar.
Di sisi lain Ali Ngabalin juga mengatakan bahwa dirinya akan selalu berada di sisi Jokowi.
"Ada jabatan tidak ajabatan saya selalu ada di samping Joko Widodo," katanya.
"Jadi bagi saya ruang publik ada Ali Mochtar untuk menjaga narasi dan diksi yang menyesatkan publik dan masyarakat, saya harus meluruskm," sambungnya.
Sementara itu, Kompas.com mengulas, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan daftar menteri dan anggota Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, Rabu (23/10/2019) pagi.
Pengumuman dilangsungkan di Istana Kepresidenan. Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dan jajaran kabinet duduk bersama-sama di tangga Istana.
Sambil duduk, Jokowi mengenalkan nama anggota kabinet satu per satu.
Nama yang disebut Jokowi kemudian berdiri memperkenalkan diri.
Berikut ini daftar lengkap Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 yang baru diumumkan Jokowi:
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Mahfud MD
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut B Pandjaitan
4. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy
5. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
6. Menteri Dalam Negeri: Jenderal (Pol) Tito Karnavian
7. Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi
8. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto
9. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna Laoly
10. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
11. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Arifin Tasrief
12. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita
13. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto
14. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo
15. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya Bakar
16. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi
17. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo
18. Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziyah
19. Menteri Desa: Abdul Halim Iskandar
20. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
21. Menteri Kesehatan: dr Terawan
22. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim
23. Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi: Bambang Brodjonegoro
24. Menteri Sosial: Juliari Batubara
25. Menteri Agama: Jenderal (Purn) Fachrul Razi
26. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama
27. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G Plate
28. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki
29. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelrindungan Anak: Gusti Ayu Bintang Darmavati
30. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo
31. Menteri PPN/Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa
32. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN: Sofyan Djalil
33. Menteri BUMN: Erick Thohir
34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali
35. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko
36. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
37. Kepala BKPM: Bahlil Lahadalia
38. Jaksa Agung: ST Burhanuddin