Festival film tahunan ini akan diselenggarakan di Yogyakarta pada 19 sampai 23 November 2019 mendatang.
Sementara Abracadabra akan diputar pada malam Opening JAFF 14 di Empire XXI Yogyakarta pada 19 November 2019.
Tema yang diusung oleh JAFF tahun ini adalah Revival yang merefleksikan lebih dalam dan mengangkat kembali kekayaan sejarah dan peradaban Asia.
Film terbaru Reza Rahadian ini disutradarai oleh Faozan Rizal yang merangkap sebagai penulis skenario.
Dalam menggarap film ini, Faozan Rizal bekerja sama dengan produser Ifa Isfansyah.
Untuk membintangi film ini, Reza Rahadian sempat mengubah warna rambutnya menjadi pirang.
Dikutip dari twitter JAFF (@JAFFJogja), proses produksi film Abracadabra memakan waktu selama 4 tahun.
Proses produksinya sendiri sudah dimulai sejak tahun 2015 silam dan baru akan ditayangkan November nanti di JAFF.
Baca: Hanung Bramantyo Gunakan Teknik Khusus untuk Mengubah Reza Rahadian Jadi Habibie Muda
Baca: Raihaanun Pemeran Utama Twivortiare, Terbantu Kontrol Emosi dengan Kehadiran Reza Rahadian
Film ini diproduksi oleh Fourcolours Films yang bekerja sama dengan Aurora Media Singapura dan HOOQ.
Menurut laman resmi Fourcolours FIlms, biaya yang digunakan untuk produksi film ini mencapai USD 400 ribu atau senilai lebih dari Rp 5,5 miliar rupiah.
Film berdurasi 110 menit ini bercerita tentang seorang pesulap bernama Lukman (Reza Rahadian).
Dalam sebuah pertunjukan sulap, Lukman mencoba membuat seorang anak lelaki menghilang dalam kotak sihirnya.
Namun pertunjukan ini berakhir tragis lantaran dia tidak dapat mengembalikan bocah tersebut kembali ke panggung.
Beberapa pesulap terkenal pun datang untuk membantu, tapi tetap saja tidak dapat mengembalikan sang anak.
Hal ini membuat orang-orang bertanya trik dan teknik sulap apa yang digunakan oleh Lukman.
Baca: Reza Rahadian Sebut Ibunya Iron Lady, Mengaku Pertama Kali ke Klub Bersama Sang Ibunda
Baca: Reza Rahadian Matulessy
Lukman hanya menjelaskan bahwa dirinya membeli kotak ajaib dari eBay dan menurut penjual, kotak itu milik Herbert Nivelli, seorang penyihir holocaust.
Mitos yang beredar, kotak itu pernah digunakan oleh Nivelli untuk menyelamatkan orang-orang dari kamp konsentrasi di Auschwitz dengan cara menghilang setelah masuk dalam kotak ajaib tersebut.
Lukman akhirnya kabur ke kota lain.
Dari kotak ajaib miliknya tersebut tiba-tiba keluar seorang wanita misterius.
Lukman pun menjadi bingung dan perlahan segala keajaiban yang berkaitan dengan hidupnya mulai muncul.
JAFF sendiri adalah festival film Asia di Indonesia yang berfokus pada pengembangan sinema Asia.
Festival ini tidak hanya berkontribusi untuk memperkenalkan film-film Asia pada masyarakat Indonesia, tapi juga sebagai ruang untuk mempertemukan berbagai sektor seperti seni, budaya, hingga pariwisata.
Dari awal, JAFF bekerja sama dengan NETPAC (Network for the Promotion of Asian Cinema), sebuah organisasi jaringan promosi bioskop Asia yang beranggotakan 30 negara.
Baca: Reza Rahadian Buka Suara Soal Alasan Tidak Memakai Media Sosial
Baca: Raihaanun di Twivortiare Mendapat Pujian Reza Hingga Deva Mahenra,Reza: Apa yang Saya Lempar Dimakan