Nama Bupati Minahasa Selatan, Tetty Paruntu tengah menjadi sorotan publik.
Dikutip dari Kompas.com, kedatangannya ke Istana negara bertepatan dengan rencana Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan Kabinet Kerja Jilid 2 Jokowi-Ma'ruf Amin hari ini.
Namun, ia tidak menjawab apakah kedatangannya tersebut telah ditunjuk untuk menjadi menteri oleh Jokowi.
Berikut ini tim Tribunnewswiki.com himpun fakta-fakta terkait tentang Tetty Paruntu yang dikutip dari Kompas.com.
Baca: Tanggapan Wishnutama, Erick Thohir, dan Nadiem Makarim saat Ditunjuk Menjadi Menteri Kabinet Jokowi
Baca: Ditanya Soal Posisi Menteri Kabinet Jokowi, Wishnutama Singgung Soal Peningkatan Devisa Negara
Simak selengkapnya di sini!
Tetty Paruntu adalah anak mantan rektor Universitas Sam Ratulangi, Jopie Tarutu dan Jenny Y Tumbuan.
Setelah menjadi rektor, Jopie diketahui menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara.
Sementara sang ibu, dua kali menjadi anggota DPRD Sulut.
Periode pertama menjabat sebagai wakil ketua DPRD dan pada periode kedua ia menjadi ketua Komisi E.
Wanita kelahiran 25 September 1967 ini sudah bergabung dengan Partai Golkar sejak tahun 2007.
Ia pernah menjabat sejumlah jabatan seperti fungsionaris DPP hingga Wakil Bendahara I DPD Partai Golkar Sulawesi Utara.
Namun, pada pertengahan tahun ia pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi terkait kasus penerimaan gratifikasi yang menjerat anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
Saat itu tidak banyak pernyataan yang disampaikan oleh Tetty Paruntu saat menjalani pemeriksaan.
Golkar Sulawesi Utara mendukung Tetty Paruntu untuk menjadi menteri kabinet Presiden Jokowi.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Sulut, Raski Mokodompit.
Menurutnya, kehadiran Bupati Minahasa di Istana Negara ini harus diamini.
"Harapan besar masyarakat Sulawesi Utara ibu Tetty Paruntu menjadi menteri," kata Raski yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Sulut, saat dikonfirmasi via telepon, Senin (21/10/2019).