Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2024, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin digelar pada hari ini, Minggu, (20/10/2019).
Sesuai agenda, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2014 akan dijadwalkan pada sekitar pukul 15.30 WIB.
Tempat pelaksanaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2019-2024 bertempat di Ruang Rapat Paripurna, MPR/DPR/DPD RI, khususnya di Gedung Kura-Kura.
Pelantikan ini nantinya dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, seperti kompetitor Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno, Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah kepala negara, utusan dan atau duta besar negara sahabat, dan kepala daerah lainnya.
Pada prosesi pelantikan, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo membacakan sambutannya, acara dilaksanakan dengan sumpah jabatan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Kemudian dilanjutkan dengan proses penandatanganan berita acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Menyusul setelahnya, penandatanganan dilakukan oleh 10 pimpinan MPR yang dilanjutkan dengan penyerahan berita acara pelantikan dari pimpinan MPR kepada Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024 terpilih, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Setelah itu, Bambang Soesatyo melanjutkan kembali sambutannya dan mempersilahkan Presiden Joko Widodo untuk membacakan pidato pertama kenegaraan.
Berikut adalah pidato lengkap pertama kenegaraan Presiden Joko Widodo yang Tribunnewswiki.com himpun dari siaran langsung Kompas TV:
Isi Pidato Lengkap Presiden Joko Widodo, 20 Oktober 2019
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Yang saya hormati para Pimpinan dan seluruh anggota MPR;
Yang saya hormati Bapak Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia;
Yang saya hormati Ibu Megawati Soekarnoputeri, Presiden ke-5 Republik Indonesia;
Yang saya hormati Bapak Prof. Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 Republik Indonesia;
Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia;
Bapak Prof. Dr. Boediono, Wakil Presiden ke-11
Republik Indonesia;
Bapak Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-11 dan ke-12 Republik Indonesia;
Yang saya muliakan kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat;
Yang saya hormati para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara;
Dan tentu saja sahabat baik saya, Prabowo Subianto, dan Bapak Sandiaga Uno.
Para tamu lainnya yang saya hormati
Bapak, Ibu, Saudara-Saudara sebangsa & setanah
air,
Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan. Itulah target kita. Itulah target kita bersama.
Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun dan Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana.
Kita sudah hitung-hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai. Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif.
Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton.
Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya.
Ini cerita sedikit. Lima tahun yang lalu. Tahun pertama saya di istana, saya mengundang pejabat dan masyarakat untuk halal-bihalal. Protokol meminta saya untuk berdiri di titik itu, saya ikut. Tahun pertama saya ikut.
Tahun kedua, ada halal bihalal lagi. Protokol meminta saya berdiri di titik yang sama. Di titik itu lagi.
Langsung saya bisik-bisik. Saya bilang ke Mensesneg, “Pak, ayo kita pindah lokasi. Kalau kita tidak pindah, ini akan menjadi kebiasaan, di titik itu lagi."
Dan itu akan dianggap. Dan itu akan dianggap sebagai aturan dan kalau diteruskan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang.”
Duduknya apa, berdirinya di situ terus. Ini yang namanya monoton dan rutinitas.
Sekali lagi, mendobrak rutinitas adalah satu hal. Meningkatkan produktivitas adalah hal lain yang menjadi prioritas kita.
Jangan lagi kita. Jangan lagi kerja kita berorientasi proses, tapi harus berorientasi pada hasil. Hasil yang nyata.
Saya sering mengingatkan kepada para menteri. Tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi tugas kita adalah membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati pembangunan.
Seringkali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan, dan laporan akuntabilitas telah selesai.
Kalau ditanya, jawabnya “Program sudah terlaksana Pak. Programnya sudah terlaksana Pak,”
Tetapi, Tetapi, setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima manfaat.
Ternyata rakyat belum merasakan hasilnya. Sekali lagi, yang utama itu bukan prosesnya, yang utama itu adalah hasilnya.
Dan cara mengeceknya itu mudah. Cara mengeceknya itu mudah.
Lihat saja ketika kita mengirim pesan melalui SMS atau WA. Disitu ada, ada sent, artinya telah terkirim.
Ada delivered, artinya telah diterima.
Tugas kita itu menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent.
Dan saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja.
Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered.
Tugas birokrasi kita itu menjamin agar manfaat program itu dirasakan oleh masyarakat.
Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya banggakan.
Potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan usia tidak produktif. Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar.
Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan lapangan kerja.
Tetapi akan menjadi kesempatan besar, peluang besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul, sumber daya manusia yang unggul.
Dan dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan didukung oleh ekosistem ekonomi yang kondusif.
Oleh karena itu, 5 tahun ke depan yang ingin kita kerjakan:
Membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis.
Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengundang talenta-talenta global untuk bekerja sama dengan kita.
Itupun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan.
Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita.
Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan.
Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.
Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.
Pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan 2 undang-undang besar. Yang pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Yang kedua, UU Pemberdayaan UMKM.
Masing-masing UU tersebut akan menjadi Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU, bahkan puluhan UU, puluhan UU yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus, puluhan UU yang menghambat pengembangan UMKM juga akan langsung direvisi sekaligus.
Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa ga kebanyakan?
Saya akan minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, yang menghargai kompetensi.
Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat dan birokrat, agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan.
Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, sekali lagi, saya pastikan, pasti, akan saya copot.
Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang memiliki, yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya muliakan.
Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, dan atas nama seluruh rakyat Indonesia, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. Muhammad Jusuf Kalla, yang telah bahu-membahu menjalankan pemerintahan selama 5 tahun terakhir.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh lembaga-lembaga negara, kepada jajaran aparat pemerintah, TNI dan Polri, serta seluruh komponen bangsa yang turut mengawal pemerintahan selama 5 tahun ini sehingga dapat berjalan dengan baik.
Mengakhiri pidato ini, saya mengajak bapak ibu dan saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk bersama-sama berkomitmen.
“Pura babbara’ sompekku…
Pura tangkisi’ golikku…”
“Layarku sudah terkembang…
Kemudiku sudah terpasang…”
Kita bersama,
Menuju Indonesia maju!!!
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga Tuhan Memberkati
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.
--