Di hari pertama penayangannya, Perempuan Tanah Jahanam disambut baik.
Buktinya, di opening day atau hari pertama rilis, film ini sudah ditonton lebih dari 117 ribu penonton.
Baca: Joko Anwar Umumkan Perempuan Tanah Jahanam Akan Tayang Lebih Awal, Tapi Hanya di 2 Bioskop
Baca: Joko Anwar Ungkap Lokasi Syuting Perempuan Tanah Jahanam Tempat Terpencil hingga Buka Akses Sendiri
Joko Anwar selaku sutradara pun berterima kasih pada para penonton, bahkan angka tersebut melebihi targetnya.
“Terima kasih, teman-teman! Penonton Opening Day #PerempuanTanahJahanam melebihi target kami," tulis Joko di caption video yang ia unggah di akun Instagramnya.
Angka tersebut bahkan lebih tinggi dari film horor Joko Anwar sebelumnya, 'Pengabdi Setan'.
"dan lebih tinggi dari film horor saya sebelumnya Pengabdi Setan! Terima kasiiih! (emotikon),” sambung sutradara film Janji Joni itu.
Film Pengabdi Setan yang rilis di tahun 2017 lalu juga disutradarai oleh Joko Anwar.
Film yang dibintangi oleh Ayu Laksmi ini meraih 92 ribu penonton di hari pertama perilisannya.
Baca: FILM - Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Menurut pantauan TribunnewsWiki, film ini disambut dengan animo yang sangat tinggi oleh pecinta film horor di Indonesia.
Pasca premier Perempuan Tanah Jahanam yang digelar pada Kamis (10/10/2019) lalu, sederet pujian pun dilontarkan sejumlah kritikus, sineas maupun penikmat film tanah air.
Film Perempuan Tanah Jahanam berkisah tentang Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) yang bekerja keras untuk bertahan hidup di kota tanpa keluarga.
Maya tidak punya keluarga di Jakarta, sehingga temannya, Dini menjadi orang yang penting dalam hidupnya.
Maya dan Dini bertahan hidup dengan berbagai cara, termasuk berbisnis.
Tetapi bisnisnya selalu mengalami kegagalan.
Baca: Joko Anwar Sempatkan ke Yogyakarta Rayu Christine Hakim, Berperan di Film Perempuan Tanah Jahanam
Baca: Perempuan Tanah Jahanam, Film Ko-Produksi 3 Negara, Ditulis Ketika Banyak Pikirkan Keluarga
Lantas suatu ketika, Maya mendapat informasi dia mempunyai harta warisan keluarga di kampung asalnya.
Bermodal informasi itu, Maya bersama Dini menuju kampung tempat keluarganya tinggal dahulu.
Maya dan Dini langsung ke sana tanpa menyadari bahaya yang menanti.
Sesampainya di kampung halamannya, Maya dan Dini sampai di rumah besar yang kosong.