CEMA melakukan rilis pernyataan resmi bahwa organisasi tersebut akan mengambil tindakan tegas untuk memberantas cyber-bullying atau kekerasan cyber.
Korea Entertainment Management Association (CEMA) adalah organisasi atau asosiasi manajemen dunia hiburan di Korea Selatan.
Berikut terjemahan Bahasa Indonesia dari pernyataan CEMA yang dikutip Tribunnewswiki dari Soompi.com :
Baca: Sebelum Meninggal, Sulli Sempat Ungkap Perlakuan yang Diterima Ketika di f(x): Sering Merasa Takut
Baca: Sulli Eks f(x) Meninggal, Goo Hara Menangis Saat Ungkap Perpisahan dengan Sahabat Lewat Live IG
"Kami mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Sulli, semoga Sulli dapat beristirahat dengan tenang dan damai.
Kami merilis pernyataan ini untuk mencegah hal serupa (cyber-bullying) pada para seniman populer atau seniman KPOP lain dan membuat mereka terluka kembali. CEMA adalah organisasi yang akan menjadi barisan terdepan dalam kemajuan bisnis hiburan Korea Selatan dan kami sedang berupaya untuk mewujudkan ekosistem bisnis yang lebih sehat dan sistematis, juga memberikan perlindungan pada karyawan dan para artis sehingga budaya pop Korea Selatan dapat menjadi lebih kuat.
Karena adanya peningkatan serangan verbal anonim dan rumor-rumor jahat yang melampaui batas hingga melukai tidak hanya para artis namun juga teman dekat hingga keluarga, kami tidak akan tinggal diam.
Pada Juni 2016, CEMA bekerja sama dengan Korea Creative Content Agency (KOCCA) dan para artis yang berafiliasi melakukan promosi penggunaan bahasa yang sehat di internet. Sayangnya meskipun gerakan tersebut dilakukan dengan tujuan positif, namun pemerintah tidak dapat bekerja sama, dan kami menyesal karena upaya tersebut terhenti begitu saja. Hingga kami menghadapai kemalangan atas apa yang terjadi pada satu dari Sulli, artis perusahaan yang juga merupakan anggota organisasi kami, SM Entertainment.
Kami tidak akan lagi berpangku tangan dan akan melakukan yang terbaik untuk memberantas cyber-bullying dan komentator jahat. Seperti yang dilakukan oleh para korban sebelumnya, kami akan menindak rumor jahat yang beredar dan komentator jahat serta kejahatan siber dengan serius dan tegas, kami tidak akan mengabaikan masalah tersebut.
Oleh karena itu segala kejahatan dan teror yang dilakukan di dunia maya tidak akan diselesaikan hanya dengan permintaan maaf atau pengampunan berupa refleksi diri. Kami akan menyerahkan para pelaku pada kepolisian dan pemerintah Korea Selatan agar dapat ditindak secara hukum. Tidak akan ada lagi yang dimaafkan atas perbuatan mereka. Sekali lagi, kami akan menindak dengan sangat tegas para penulis komentar jahat yang ditujukan dan terkait industri budaya pop Korea Selatan baik para profesional, ofisial, maupun para artis.
Selain itu posisi kami adalah berada di barisan terdepan dalam aksi gerakan sosial pemberantasan dan pencegahan teror serta cyber-bullying yang mencemarkan nama baik dan reputasi para artis KPOP. Kami juga akan terus berada di depan untuk membina masyarakat yang lebih jujur dan sehat dalam pengembangan industri budaya KPOP.
Terima kasih."
Baca: Sulli Dikabarkan Selalu Minta SM Ambil Tindakan Hukum atas Bully-an Netizen, Namun Agensi Tak Peduli
Baca: Beredar Video Terakhir Sulli Sebelum Bunuh Diri, Bernyanyi Tunjukkan Wajah Gembira, Bikin Fans Sedih
Pernyataan tersebut beredar di portal media Korea Selatan pada 16 Oktober 2019.
CEMA melakukan tindakan tersebut atas peristiwa meninggalnya Sulli yang diduga bunuh diri karena mendapatkan cyber-bullying.
Sulli meninggal dunia pada Senin, (14/10/2019) sekitar pukul 15.21 waktu setempat, Seongnam, Korea Selatan.
Sulli ditemukan oleh sang manajer yang hendak memeriksa kondisi Sulli yang sebelumnya tidak dapat dihubungi satu hari sebelum kejadian pada pukul 18.30 KST.
Sang manajer kemudian datang ke rumah Sulli di Seongnam dan telah menemukan jasadnya di lantai dua rumah tersebut.
Kabar tersebut telah dikonfirmasi oleh polisi dan agensi SM Entertainment.
Dugaan bunuh diri muncul karena terdapat riwayat cyber-bullying dari netizen hingga mendiang Sulli mengalami depresi berat hingga fobia sosial atau takut bertemu dengan orang asing.
Meskipun demikian, polisi tetap membuka luas penyelidikan dan menyarankan keluarga agar menyetujui proses autopsi agar dapat diketahui penyebab pasti kematian Sulli.