Nama AHY dan Edhy Prabowo sering disebut-sebut masuk dalam kabinet Jokowi jilid II.
Nama menteri-menteri Jokowi tersebut akan diumumkan pada 20 Oktober 2019.
Dilansir oleh WartaKotaLive.com, Edhy Prabowo disebut-sebut bakal menjadi Menteri Pertanian, menggantikan Amran Sulaiman.
Isu nama Edhy Prabowo masuk jajaran menteri, sudah beredar jauh-jauh hari sebelumnya.
Selain itu, nama putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga disebut-sebut menjadi menteri Jokowi.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, partainya bakal memprioritaskan AHY menjadi menteri ke Presiden Jokowi.
Baca: TERBARU Bursa Calon Menteri, Jokowi Ungkap Kabinet Jokowi 2 Banyak Wajah Baru & 2 Kementerian Baru
Baca: DAFTAR Lengkap Bocoran Susunan Kabinet Jokowi-Maruf; Ada 36 Pos dan 81 Calon Menteri
Karena gencar disebut-sebut sebagai menteri Jokowi, akhirnya Ali Mochtar Ngabalin pun merespon.
Ali Mochtar Ngabalin yang merupakan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) mengamini memang terbuka peluang baik AHY maupun Edhy Prabowo menjadi menteri dan bisa diterima Jokowi.
"Dengan izin Allah SWT, mereka (AHY dan Edhy Prabowo) bisa diterima Bapak Presiden untuk memperkuat jajaran kementerian mendatang," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (15/10/2019) dikuitp TribunnewsWiki dari WartaKotaLive.com.
Ali Mochtar Ngabalin bahkan mengatakan kehadiran SBY dan Prabowo ke Istana menemui Jokowi adalah sinyal untuk menteri Jokowi.
Meski begitu, semua keputusan tetap ada di tangan Presiden Jokowi selaku kepala negara.
"Ya mudah-mudahan bisa sama-sama di koalisi pemerintah untuk membantu Bapak Presiden dalam pemerintahan lima tahun mendatang," lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai perlu memasukkan anak mantan Presiden ke dalam susunan menteri Kabinet Kerja jilid ll, untuk menghilangkan tekanan partai politik pendukungnya.
Sebelumnya seorang pengamat politik, Ray Rangkuti mengatakan, memasukan masyarakat agar Yenny Wahid dan Ilham Habibie dijadikan menteri, pastinya berdampak positif kepada Presiden Jokowi.
"Tentu memiliki keuntungan politik, setidaknya hal ini dapat memperkuat barisan dukungan dari kalangan masyarakat sipil," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Dengan mengakomodir masukan dari masyarakat sipil, kata Ray Rangkuti, secara tidak langsung Jokowi membuktikan tak ada tekanan partai politik pendukungnya dalam menyusun Kabinet Kerja jilid ll.
"Jokowi lah yang paling menentukan adanya dukungan masyarakat sipil."
"Jika terus menerus memenuhi hasrat partai politik, dapat membuat Jokowi berjarak dengan pemilhnya," papar Ray Rangkuti.
Ray Rangkuti melihat, Yenny dan Ilham memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, bahkan keduanya berkontribusi memenangkan Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019.