Zat kanker tersebut terpicu lantaran mengkonsumsi banyak sate kambing.
Sate atau satai merupakan salah satu makanan khas di Indonesia yang sangat populer.
Makanan sate menjadi makanan yang digemari oleh banyak elemen masyarakat bahkan juga turis mancanegara saat berkunjung ke Indonesia.
Sate bisanya berbahan dasar daging kambing dan daging ayam.
Dua jenis sate tersebut mudah sekali ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.
Baca: 4 Sate Kere Paling Populer di Solo, Mana yang Jadi Favoritmu?
Baca: Olahan Ayam Dapat Tingkatkan Risiko Kanker, Begini Cara Sehat Mengolahnya
Namun ternyata sate yang berbahan dsar daging merah seperti kambing bisa menjadi sumber karsinogen atau racun penyebab kanker.
Sate kambing bisa menjadi salah satu hal yang memicu zat kanker dalam tubuh manusia.
Dilansir oleh Kompas.com, hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP.
Dr Aru W Sudoyo membandingkan karsinogen dalam ranitidin dengan sate kambing.
Selain daging kambing yang dibakar, yakni sate ternyata ada hal yang yang memicu zat kanekr diantaranya asap rokok dan asap kendaraan.
"Dibandingkan ranitidin, sebenarnya kita sehari-hari sudah terpapar karsinogen, yaitu dari asap rokok, asap kendaraan, makanan berbahan daging merah yang dibakar itu sebenarnya karsinogen semua," kata Aru di Hotel R Rancamaya Bogor (7/10/2019) dikutip TribunnewsWiki dari Kompas.com, Minggu (13/10/2019).
Ternyata semua jenis daging merah yang dipanasi atau dibakar dengan suhu tinggi akan berubah menjadi karsinogen.
Dan untuk sate, biasanya pembakaran dilakukan dengan bahan dasar arang.
Arang sendiri merupakan residu hitam berisi karbon tidak murni, terdiri dari 85-98 persen karbon dan sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.
Kandungan dalam makanan sate; asam amino, gula, dan creatine dalam daging merah akan bereaksi pada suhu tinggi, yang membentuk heterocyclic amines (HCAs).
Pada daging sate yang dibakar dengan arang maka karsinogennya malah menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
"Daging merah itu sendiri kalau dimasak dengan suhu terlalu panas akan berubah jadi karsinogen, lah sate kambing misalnya, membuatnya kan dibakar dengan arang yang ada karbonnya, jadi karsinogen malah tinggi lagi, meningkat jadinya," ucap Aru.
HCAs adalah jenis bahan kimia yang biasanya diproduksi atau dihasilkan selama proses memasak makanan.
"Contohnya masak daging merah, itu ada beberapa proses masak yang justru membuat zat HCAs ini dan itu berisiko memicu sel kanker berkembang," kata Aru.
Pembentukan HCAs dalam proses memasak daging merah yang berisiko itu seperti, memasak dengan temperatur atau suhu yang tinggi, atau memasak dengan pengasapan dan pembakaran arang.
"Misal ya sate atau daging sapi begitu, tapi ingat kalau satenya ayam atau bakarannya itu ikan enggak apa-apa. Nah yang bahaya itu daging merah kayak kambing atau sapi begitu, yang penting daging merah itu yang bahaya," jelasnya.
Baca: 6 Manfaat Luar Biasa Buah Tomat, dari Cegah Kanker hingga Depresi
Cara Kurangi Zat Karsinogen di sate
Aru juga mengingatkan bahwa yang harusnya dipersoalkan bukanlah perihal daging kambing ataupun jenis daging merah lainnya, tetapi cara dan bahan yang digunakan untuk memasak daging merah tersebut.
Selain itu, sate kambing atau sapi harus diikuti juga dengan mengonsumsi makanan yang dapat melawan karsinogen tersebut, seperti makanan yang banyak mengandung serat.
"Yang perlu diperhatikan bukan daging merah atau kambing itu, tapi bagaimana masaknya dan bahan lainnya. Ya sama kayak hipertensi itu bukan karena daging kambingnya, tapi karena masaknya pakai garam, garam itu yang berpengaruh ke hipertensi sebenarnya," tuturnya.
Makanan Anti Kanker
Dilansir oleh Tribunnews.com, banyak makanan alami yang bisa mengandung zat anti kanker.
Makanan tersebut bia dikonsumsi berbarengan dengan sate kambing yang menganduntg zat karsinogen.
Agar efektif konsumsi makanan anti kanker tersebut juga harus rutin.
Berikut adalah beberapa makanan yang mengandung zat anti kanker dikutip TribunnewsWiki dari Xahoi.com :
Isoflavon dalam produk kedelai efektif dalam mencegah kanker terutama kanker usus besar dan kanker prostat.
Kedelai bisa menjadi produk makanan sehat yang mudah di dapatkan yakni seperti tempe dan tahu.
Meskipun makanan murah namun ternyata makanan yang terbuat dari kedelai tersebut memiliki manfaat untuk mencegah penyakit kanker yang mematikan.
2. Wortel
Vitamin pada wortel secara efektif dapat meningkatkan metabolisme,sirkulasi darah dalam tubuh.
Jika Anda secara aktif makan wortel untuk waktu yang lama, pembuluh darah anda akan sangat sehat.
Tidak hanya itu, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa makan wortel dapat mencegah risiko kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker usus besar.
Hal tersebut lantaran wortel mengandung banyak antasid seperti poli-asetilena, falcarinol yang dapat membunuh sel pra-kanker pada tumor.
Wortel juga mengandung beta-karoten, antioksidan yang digunakan untuk membuat vitamin A dalam tubuh manusia.
Kandungan-kandungan tersebut bisa mengurangi risiko terkena kanker karena bisa melindungi sel-sel sehat dari kerusakan.
3. Teh hijau
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa polifenol dalam daun teh hijau memiliki efek mengurangi radikal bebas.
Teh hijau bisa secara efektif menghilangkan radikal bebas dalam tubuh.
Jika Anda minum teh hijau secara teratur Anda dapat mencegah kanker perut dan kanker hati.
4. Jamur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mayoritas jamur memiliki efek anti kanker.
Jamur mengandung komponen seperti lecithin, cephalin, plasmodium dan phosphatidyl serine, asam nukleat, dll, yang menurunkan kadar kolesterol di hati, mencegah timbunan lemak dan trombosis di arteri.
Rumput laut mengandung beta-karoten, protein, vitamin B12, serat, dan klorofil, serta asam lemak chlorophylones yang penting dalam memerangi kanker payudara.
Makanlah rumput laut secara alami karena ini bisa membantu wanita terhindar dari kanker payudara.