Topan Hagibis Melanda Jepang, Piala Dunia Rugby dan Grand Prix F1 Jepang Ditunda

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karena Topan Hagibis yang landa Jepang, beberapa pertandingan Piala Dunia Rugby dibatalkan

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Jepang tengah menghadapai bencana Topan Hagibis yang diperkirakan akan melanda Jepang pada Sabtu (12/11/2019) dan berlanjut hingga Minggu (13/10/2019).

Topan Hagibis ini mengakibatkan pembatalan dua pertandingan Piala Dunia Rugby serta mengganggu Grand Prix Suzuka.

Dikutip dari Channel News Asia, pihak penyelenggra Rugby World Cup mengatakan bahwa yang menjadi pertimbangan utama dari pembatalan pertandingan adalah keselamatan semua orang.  

"Itu telah dibuat dengan kepentingan terbaik dari keselamatan tim, publik, dan turnamen sebagai prioritas berdasarkan saran ahli," kata Alan Gilpin selaku Direktur turnamen.

"Kami akan melakukan inspeksi tempat secara terperinci sesegera mungkin setelah topan berlalu dan pembaruan akan dipublikasikan segera setelah proses itu dilakukan di pagi hari," imbuhnya.

Baca: Typhoon Hagibis Bergerak ke Jepang, Satu Orang Tewas 4 Orang Terluka

Baca: Hapus Desain Sepatu Bertema Protes di Hong Kong dari Kompetisi, Vans Diboikot Pendemo

Dua pertandingan Piala Dunia Rugby juga telah dihentikan yaitu pertandingan antara Selandia Baru vs Italia dan Inggris vs Prancis yang dijadwalkan terlaksana pada Sabtu (12/10/2019).

Sedangkan pertandingan anatar Irlandia melawan Samoa dan Australia melawan Georgia direncanakan akan tetap berlansung sesuai jadwal.

Untuk empat pertandingan yang dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu (13/10/2019) akan diputuskan setelah pihak penyelanggara meninjau dampak kerusakan yang ditimbulkan Topan Hagibis.

Typhoon Hagibis(Screen shot google map) (Screen shot google map)

Jika sesuai perkiraan maka Topan Hagibis akan berada jauh di laut timur Jepang pada hari Minggu.

Bagi tim Jepang, pertandingan yang akan dilakoni timnya pada hari Minggu nanti bernilai sangat penting karena Jepang bertujuan untuk mencapai perempat final Piala Dunia Rugby untuk pertama kalinya.

Jika pertandingan dibatalkan, itu akan digolongkan sebagai hasil imbang 0-0 dan kedua tim akan mendapatkan dua poin, sedangkan Skotlandia akan pulang tanpa bertanding.

Empat pertandingan yang dijadwalkan terselenggra pada Minggu (13/10/2019) adalah Namibia vs Kanada, Amerika Serikat vs Tonga, Wales vs Uruguay dan Jepang vs Skotlandia.

Kemungkinan pembatalan ini juga telah memicu pertengkaran.

Skotlandia mengancam akan melakukan tindakan hukum jika mereka tersingkir tanpa memainkan pertandingan kunci.

Topan Hagibis juga telah mengganggu jalannya Grand Prix F1 Jepang di Suzuka.

Sesi kualifikasi pada Sabtu telah ditunda dan dialihkan ke hari perlombaan pada hari Minggu.

Satu orang tewas dan ribuan mengungsi

Jutaan orang di Jepang tengah dan timur telah disarankan untuk mencari mengungsi ke tempat aman terkait Topan Haginis yang akan bergerak ke daratan Jepang pada Sabtu (12/10/2019) malam.

Sementara mata badai masih sekitar 300 km jauhnya pada pukul 13.00 waktu setempat, hembusannya yang begitu kuat telah menewaskan satu orang usia 40-an.

Truk yang dikemudikannya terbalik di prefektur Chiba.

Penduduk berkumpul di pusat evakuasi yang dibuka dalam persiapan untuk Typhoon Hagibis yang kuat pada 11 Oktober 2019, di kota Chiba, Tateyama, sebelah timur Tokyo, yang dirusak oleh Topan Faxai pada bulan September. (Mainichi / Koichiro Tezuka) (Mainichi / Koichiro Tezuka)

Selain itu, Topan Hagibis juga telah melukai lima orang, tiga di antaranya adalah anak-anak.

Jepang bagian timur dan tengah diperkirakan akan mendapat serangan langsung dari Topan Hagibis.

Meski begitu, dampaknya juga dapat dirasakan di Jepang bagian barat, di mana angin kencang yang bertiup di Prefektur Tokushima membuat seorang pria berusia 85 tahun mengalami cedera ringan.

Dikutip dari The Straits Time, listrik di sekitar 16.000 rumah akan padam yang sebagian besarnya berada di Tokyo sebagai salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia.

Sejumlah pemerintah kota telah mengeluarkan perintah evakuasi ke daerah-daerah yang khususnya berisiko, termasuk beberapa di wilayah Tokyo yang paling padat penduduknya.

Badai itu telah membawa curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke daerah-daerah yang luas termasuk tempat wisata pegunungan Hakone yang populer, di prefektur Kanagawa, yang dihantam dengan rekor 452,5 milimeter hujan selama 24 jam yang berakhir pada pukul 11.00.

Orang-orang membentuk antrean panjang untuk membeli kebutuhan di supermarket dalam persiapan untuk Typhoon Hagibis yang kuat yang akan datang, di Kanagawa, Yokohama, selatan Tokyo, pada 11 Oktober 2019. Tabung gas untuk kompor masak portabel dan air minum terjual habis setelah waktu buka . (Mainichi / Hiroshi Maruyama) (Mainichi / Hiroshi Maruyama)

Badai ini telah memicu peringatan banjir dan tanah longsor di daerah yang luas seperti yang terjadi di  prefektur Mie dan Shizuoka yang sudah tergenang banjir.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) Angin yang mencapai 180km / h (111mph) dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Meskipun Tokyo jauh lebih berkembang saat ini, ia masih rentan terhadap Topan Hagibis yang memiliki hembusan maksimum hingga 216 kpj dan menyerang ibukota dengan curah hujan hingga 500mm.

Baca: Jokowi Sebut Susunan Kabinet Rampung, Akui Kemungkinan Perubahan Susunannya setelah Bertemu SBY

Baca: Ramalan Keuangan Zodiak Sabtu 12 Oktober 2019: Peluang Bagus untuk Sagitarius, Cancer Ikuti Intuisi

Bahkan untuk wilayah pesisir Jepang memiliki kemungkinan diterjang gelombang seperti tsunami di atas 10 meter.

Situs cuaca Jepang, Tenki.jp mengatakan bahwa gedung-gedung bertingkat tinggi di pusat Tokyo dapat menyebabkan konsentrasi angin di antara gedung pencakar langit yang kemudian menciptakan  "hembusan lokal".

Hal ini yang kemudian menyebabkan kerusakan yang lebih parah.

Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya banjir di ruang bawah tanah seperti stasiun kereta bawah tanah.

 (Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer