Inilah 7 Menteri Lama yang Dipertahankan di Kabinet Jokowi-Ma'ruf, Akan Ada 3 Anak Mantan Presiden

Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joko Widodo (kiri) bersama Ma'ruf Amin (kanan) di ruang tunggu Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jarata, Kamis (27/6/2019) malam.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pelantikan Presiden Jokowi tanggal 20 Oktober tinggal menunggu hari.

Menjelang pelantikannya tersebut, teka-teki tentang kabinet untuk kementrian Jokowi periode dua ini menjadi pembicaraan.

Desas-desus siapa saja yang masuk dalam jajaran menteri Jokowi-Ma'ruf pun semakin sering diperbincangkan.

Beberapa nama pun muncul dan diyakini sebagai menteri baru yang akan mengisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Pak Jokowi memang menarik dan misterius," ujar pengamat politik M Qodari dikutip TribunnewsWiki dari Tribunnews.com, Rabu (9/10/2019).

Ia memaklumi, banyak yang bertanya-tanya siapa kelak yang akan dipercaya Jokowi untuk membantu di kabinet.

Baca: Prediksi Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf, Bakal Diisi Anak Presiden hingga Pengusaha Muda

Baca: Prediksi Menteri Kabinet Jokowi-Maruf, 3 Anak Mantan Presiden Minus Anak Megawati hingga 3 Srikandi

Namun, satu nama yang kemungkinan sudah hampir pasti masuk kabinet adalah Bahil Lahadalia, Ketua Umum HIPMI.

Minggu (26/5/2019) lalu, Presiden Jokowi merasa Bahlil Lahadalia cocok jika menjadi menteri. Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan pidato pada acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz-Carlton, Kuningan Jakarta.

"Saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI ketika itu.

Direktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Milenial Bahlil Lahadalia sedang memberikan sambutan di acara Syukuran Kemenangan Pilpres 2019 bertajuk Panggung Gemb1ra di The Pallas, Jakarta, Minggu (21/04/2019). (Tribunnews/MUHAMMAD FADHLULLAH)

Qodari mengungkap 55 persen kabinet akan diisi oleh kalangan profesional dan 45 persen diisi dari kalangan partai politik.

Dari unsur partai politik, menurut Qodari mudah ditebak siapa yang akan dipercaya Jokowi.

"Misalnya dari PDI Perjuangan pak Budi Gunawan, Eriko Satorduga dan yang lain. Diluar itu, nama-nama yang mungkin mewakili kelompok atau ormas besar. Atau, dari keluarga politisi atau anak Presiden. Misalnya, Yenny Wahid, putri Presiden Keempat, Gusdur," kata Qodari.

"Dugaan saya Yenny masuk kabinet, berpeluang. Kemudian, Ilham Habibie anaknya pak Habibie. Ilham yang notabene punya perhatian kepada masalah sosial poltik, di ICMI. Kemudian yang pasti ingin masuk juga dan sinyalnya jelas dari Demokrat adalah AHY, putra pak SBY," ia menjelaskan.

Ia berbeda pandangan jika ada anggapan putra Presiden Ketiga Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo akan masuk di kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf mendatang. Menurutnya, ada semacam pembagian tugas antara Puan Maharani dan Nanan.

Baca: Prananda Prabowo

Baca: Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid (Yenny Wahid)

"Puan di politik praktis. Sementara Nanan menjaga gawang, jaga partai. Dan saya lihat mas Nanan, tipenya bukan eksekutor. Tapi pemikir atau idiolog. Jadi, kemungkinan ada tiga anak presiden yang berpeluang masuk kabinet," kata dia.

"Dan ini bisa menjadi, paling tidak proses generasi politik ke depan. Karena tahun 2024 akan menjadi generasi baru," lanjutnya.

Sementara tiga srikandi di kabinet saat ini, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih memiliki peluang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dan cucunya, Jan Ethes Srinarendra menyambut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan istri, Annisa Pohan. (Warta Kota/Alex Suban)

Pengamat politik Yasin Mohammad mengatakan, sejumlah menteri berlatang belakang profesional berpeluang dapat dilantik kembali menjadi pembantu presiden.

Yasin yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) itu melihat, kebijakan Menteri Susi yang melawan ilegal fishing dengan penenggelaman kapal perlu diapresiasi.

Kemudian, Sri Mulyani dinilai telah mampu membuat kebijakan yang dapat menyeimbangkan neraca keuangan negara.

Halaman
12


Penulis: Abdurrahman Al Farid
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer